Massa Pro-Mubarak Ternyata Polisi Mesir & Preman Israel
Kairo (voa-islam.com) - Kemunculan massa pendukung Mubarak dengan tiba-tiba dicurigai didukung oleh AS dan Israel yang takut kepentingannya musnah. Massa Pro-Mubarak ditengarai sebagai massa bayaran dari Kepolisian Mesir, pegawai pemerintah Mesir, preman dan massa lain dari Israel. Banyak keanehan dalam massa pro Mubarak ini, seperti merangsek maju dengan menggunakan Unta atau Kuda.
Tentunya hal ini bukan cara unjuk rasa yang biasa?
Akibatnya para demonstran pro Presiden Mesir Hosni Mubarak yang tiba-tiba turun ke jalan-jalan Kota Kairo ini langsung terlibat bentrok dengan massa oposisi yang anti pemerintah.
Siapa sebenarnya para demonstran pendukung Mubarak ini? Kenapa baru terlihat sekarang?
Massa Mubarak Serang Wartawan Asing dan Lokal
Massa pendukung Presiden Mesir Hosni Mubarak tak hanya para demonstran anti pemerintah, tetapi juga menyerang beberapa wartawan di jalan-jalan Kairo. Tidak hanya wartawan lokal yang menjadi sasaran, jurnalis asing juga menjadi target serangan pendukung Mubarak. Setidaknya salah seorang jurnalis asal Belgia ini dipukuli dan dituduh sebagai mata-mata dan seorang wartawan Mesir juga menjadi sasaran pengeroyokan beberapa jam setelah ada insiden penangkapan di Lapangan Tahrir. Daftar bertambah panjang dengan adanya penyerangan yang dialami jurnalis dari BBC, ABC News, CNN dan Mesir tentunya.
Lazim dilakukan Rezim diktator Mubarak, "Pemerintah Mesir sedang berupaya melakukan strategi untuk menghilangkan kesaksian atas tindakan mereka dam intimidasi pemberitaam.." Mohamed Abdel Dayem, Koordinator Komite Perlindungan Jurnalis wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara.
Pada saat bentrokan pecah di Lapangan Tahrir kemarin, Rabu (2/2/2011), beberapa pendukung Mubarak tertangkap lawannya. Mereka berteriak-teriak minta diampuni dan mengakui telah dibayar pemerintah untuk turun ke jalan. Beberapa orang yang ditangkap pihak oposisi juga ternyata adalah para polisi yang berpakaian sipil. Mereka menyamar dan ikur barisan pro Mubarak.
Tidak mengherankan, Shadi Hamid, seorang pengamat politik di Qatar menjelaskan, taktik menggunakan preman atau massa bayaran untuk menyerang demonstran itu sudah menjadi taktik lama rezim Fir'aun Modern ini. (cnn/voa-islam.com/d5vn2)
0 comments:
Posting Komentar