TEMPO Interaktif, -Jumat pekan lalu, sesuatu luar biasa terjadi di Mesir saat aksi demonstrasi besar-besaran menentang rezim Presiden Mesir Husni Mubarak bergolak.
Seluruh jaringan Internet di Negeri Piramida itu, yang jumlahnya mencapai 80 juta, serentak padam alias mati total pada saat bersamaan.
Akibatnya, informasi soal demo berdarah yang sebelumnya mengalir lewat jejaring sosial, seperti Twitter dan Facebook, maupun voice services Skype mandek.
Lantas, bagaimana pemerintah Mesir melakukan hal yang belum pernah terjadi dalam sejarah Internet itu? Ada dua kemungkinan.
Pertama, routers, alat pengatur lalu lintas data antarjaringan komputer yang masuk maupun keluar Mesir, dimatikan. Secara digital warga Mesir terisolasi.
Kedua, routers yang dimatikan berada di tingkat Internet service providers (ISP) individu. Ini juga membuat Mesir terisolasi dari dunia luar.
"Saya kira yang dimatikan adalah kedua routers tersebut," kata Rik Ferguson dari Trend Micro, perusahaan pembuat program antivirus dan antispam.
Yang pertama dipadamkan adalah di tingkat domain name system (DNS). Ini membuat pengguna Internet yang ingin mengakses alamat di .eg gagal.
Untuk mencegah bila ada yang ingin langsung menembus IP address, Border Gateway Protocol (BGP), tempat untuk mengenali IP address, juga ditutup.
Di Mesir, terdapat 3.500 BGP. Pada Jumat, pukul 00.34 waktu setempat, secara serentak seluruh BGP itu menghilang.
Akibatnya, pelanggan dari lima ISP terbesar di Mesir, Telecom Egypt, Raya, Link Egypt, Etisalat Misr, dan Internet Egyp tak bisa mengakses Internet.
Stephane Bortzmeyer, pakar IP komunikasi, mengatakan pemerintah Mesir yang mematikan semua sistem itu.
"Jika yang dimatikan hanya DNS, warga Mesir masih tetap bisa mengakses Internet lewat DNS luar negeri. Jadi yang dibungkam seluruh sistem," ucapnya.
Apa yang dilakukan pemerintah Mesir pada 28 Februari itu, dengan menutup seluruh akses komunikasi online, dianggap sebuah fenomena.
Sebab, bukan hanya Internet yang mati, tapi juga melumpuhkan Tor, alat antisensor yang biasa digunakan aktivis untuk mengakali jika Facebook maupun Twitter diblokir.
Aksi pemerintah Mesir itu, setidaknya untuk sementara, bisa dibilang sama dengan yang dilakukan Korea Utara, yakni melarang warganya mengakses Internet.
GIZMODO | TELEGRAPH | FIRMAN
0 comments:
Posting Komentar