HATI-HATI 10 HAL PEMBATAL SYAHADAT

Allah telah mewajibkan bagi seluruh hambanya untuk masuk ke dalam Islam dan berpegang teguh dengan ajaran-Nya dan menjauhi segala sesuatu yang menyimpang darinya....

Mengenal dan Memahami Manusia dalam ISLAM

Inilah hal pertama yang harus kita pelajari dalam islam yaitu mengenal manusia, mengenal diri kita. Jika ada anak yang tidak berbakti kepada orang tuanya,....

Trading Forex Modal Gratis 15$

Anda mudah dalam Membuka Account Live untuk transaksi real, tidak terbatas membuka akun demo sebagai sarana untuk menguji atau latian, berbagai jenis account forex...

Mengenal Al-Quran.

Al-Quran berasal dari kata : ?َ?? - ???? - ????? - ????? berarti bacaan. Al-Quran adalah Kalamullah yang mulia dan terpelihara

Mengenal Allah

Mengenal Allah SWT, adalah suatu bagian terpenting bagi seorang yang mendeklarasikan dirinya seorang Muslim. Manalah mungkin ia bisa mengatakan dengan lantang bahwa dirinya muslim, sementara ia tidak mengenal dan memahami Allah yang menjadi sembahannya.

Skenario Global Kehidupan Manusia

Kehidupan dibumi telah dilalui pada suatu masa yang penuh dengan kegelapan. Tidak ada toleransi dan persamaan hak diantara mereka. Pertumpahan darah dan permusuhan berlangsung sebagai suatu hal yang biasa.

Makna Dien-ul-Islam

Sesungghnya Islam itu dien samawi yang befungsi sebagai rahmat dan nikmat bagi manusia seluruhnya. Din Islam memiliki nilai kesempurnaan yang tinggi, lagi pula sesuai dengan fitrah manusia dan cocok dengan tuntutan hati nuranimanusia seluruhnya sebagai makhluk ciptaan Allah dalam menerima Dinullah yang hak.

21 Jan 2012

Inggris Semakin Dekat ke Mobil Bertenaga Hidrogen

Pemandangan mobil-mobil bertenaga hidrogen di jalan-jalan inggris kian dekat setelah sebuah inisiatif baru yang melibatkan Pemerintah dan praktisi industri global sebagaimana di harapkan. Proyek bernama UKH2Mobility, dibawa secara bersama oleh Tiga departemen pemerintahan dan 13 perusahaan dari utility, gas, infrastruktur dan produsen mobil global.

Menteri perdagangan inggris Mark Prisk pada rakyat kerajaan mengatakan: "Inggris sedang membuktikan dirinya untuk menjadi kunci awal pasar untuk kendaraan ber emisi extra rendah dengan meningkatnya jumlah listrik dan plug-in hybrid yang tampak pada jalan-jalan kami."

Pemerintah Inggris meng-investasi-kan sejumlah £400m , kelompok ini akan mencari jalan untuk mengadakan teknologi ini sebagai arus utama agar inggris menjadi industri kunci pada kendaraan ber engergi hidrogen.

"kendaraan listrik dengan sel bahan bakar Hidrogen semakin diakui sebagai salah satu pilihan yang layak agar kita pindah kepada otomotif karbon rendah pada masa depan.

Upaya Mendorong Mobil Hidrogen


"Kendaraan ini sangat efisien, dapat terisi dalam hitungan menit, rentang perjalanan setara dengan mesin pembakaran konvensional, dan memiliki nol emisi," tambah Mr Prisk.

Lintas sektoral berinisiatif akan menarik pengetahuan dan keahlian bersama seperti raksasa mobil Vauxhall, Nissan, Daimler dan Toyota, industri spesialis gas seperti Air Products dan Air Liquide serta perusahaan utilitas Skotlandia & Energi di wilayah Selatan.

Chief executive dari Energi bersih, Dr. Henri Winand spesialis Intelligent Energy, mengatakan: "kendaraan sel bahan bakar, penyimpanan dan teknologi pengisian bahan bakar sudah di sini hari ini, Energi tersebut dapat digunakan!

"Saat ini kami mencari bagaimana membuat semua unsur-unsur, secara bersamaan dengan infrastruktur pengisian hidrogen, dapat digunakan pada tingkat ke-efektifan tertinggi agar inggris dapat mengambil keuntungan penuh dari hidrogen sebagai bahan bakar kendaraan, merangsang masuknya investasi, pertumbuhan PDB dan mengamankan dan menciptakan pekerjaan baru."

Dia mengatakan kepada Sky News Online bahwa PROYEK UNIK untuk membawa bersama semua pemain penting agar proyek ini berhasil.

Sel bakar hidrogen terlihat sebagai alternatif terbaik untuk mesin pembakaran tradisional internal karena sangat efisien dan tidak menghasilkan emisi karbon.

Meskipun produsen mobil telah saling meluncurkan model berbahan bakar hidroge , pembiayaan mobil umumnya sering buatan sendiri dan mereka tetap berada pada tahap konsep.

Proyek ini akan mempublikasikan temuannya pada potensi hidrogen sebagai bahan bakar transportasi pada akhir 2012, dan menggelar teknologi untuk konsumen Inggris pada tahun 2015.


sumber : http:// news. sky. com/


Lanjutkan Membaca ...

Esemka ~ Kancil ~ Tawon dan Beberapa Mobil Buatan Indonesia

Esemka adalah mobil buatan lokal (Indonesia) yang sedang ramai di beritakan media lokal Indonesia, Namun tahukah anda bahwa semangat memproduksi kendaraan lokal indonsia saat ini bisa dibilang sedang marak, seperti Kancil, Tawon, Komodo, Arina, Gea, Akaba dan yang terakhir adalah Arlip. Esemka, Kancil, Tawon dan berbagai merk lainnya ini terdiri dari beberapa jenis dan anda akan melihat tampilan beberapa produk tersebut pada halaman ini. Memang ada kerinduan masyarakat akan kemampua orang-orang Indonesia untuk membuat mobil sendiri, setidaknya jika seluruh komponen karoseri yang dimiliki itu dirancang, mempergunakan dan dibuat oleh murni orang-orang Indonesia dengan lisensi mereka sendiri. Terlebih jika, mobil-mobil tersebut secara keseluruhan (karoseri + mesin) di buat di Indonesia.

Beberapa mobil buatan Indonesia ini ternyata memiliki teknologi penggunaan bahan bakar yang berbeda-beda, seperti MARLIP (MARMUT LISTRIK LIPI) adalah kendaraan yang menggunakan Listrik sebagai bahan bakar dan MOBIL GEA (Gulirkan Energi Alternatif) yang menggunakan GAS sebagai bahan bakar. Kendaraan-kendaraan ini pun di buat untuk berbagai keperluan mulai untuk keperluan pribadi hingga kendaaraan Usaha.

Silahkan Simak bahasan Mobil-mobil buatan Indonesia dibawah ini.

1. MOBIL ESEMKA

Mobil Esemka memang layak mendapatkan sorotan berbagai media Indonesia, mengingat beberapa produk yang mereka luncurkan, Gaya dan penampilan Mobil ini sungguh menarik minat masyarakat. Mobil "Cling" Esemka pada awal "debutnya" memiliki Kandungan komponen lokal sebanyak 80 persen dan sisanya masih impor. Mobil yang termasuk jenis Sport Utility Vehicle (SUV) ini bermesin bensin dan memiliki kapasitas 1.500 cc dengan empat silinder plus sistem bahan bakar injeksi. Mesinnya merupakan produksi industri otomotif Korea, KIA (Mengingatkanku pada TIMOR yang hancur lebur). Mesin ini mampu memproduksi 105 tenaga kuda pada putaran mesin 5.500 rpm. Mobil Esemka dibuat dan dirakit oleh siswa-siswa SMKN 2 Solo, SMKN 5 Solo, dan SMK Warga Solo yang didampingi oleh Kiat Motor, Klaten. Jokowi , walikota surakarta adalah salah seorang pejabat yang pertama kali mempercayai dan menggunakan Mobil ESEMKA sebagai mobil dinas. Ia mengatakan "Sampai detik ini saya gunakan enggak ada kekurangan. Mesinnya halus, AC nya dingin, joknya nyaman, ruang kabinnya lega. Apalagi coba. Komentar saya hanya bagus dan nyaman semuanya,”. Esemka SUV secara umum cukup meyakinkan. Dengan kapasitas penumpang lebih banyak dari kebanyakan SUV hal ini menjadi wajar mengingat ukuran Eskemka yang mempunyai panjang 5.035 mm, lebar 1.690 mm serta tinggi 1.630 mm. Untuk urusan mesin Esemka menggendong mesin bensin 1.500 cc type SOHC yang menggunakan multi point injection 4 silinder bensin. Tenaga yang dihasilkan mesin pada 5.500 RPM adalah 105 Hp angka ini sebenarnya masih kalah dibanding kebanyakan SUV yang ada. Hanya saja memang Esemka belum punya fitur airbag. Harga Esemka jika sudah di produksei masal dibanderol Rp 90 Juta, harga yang terbilang murah untuk spesifikasi Esemka yang cukup menarik.



2. MOBIL TAWON

Mobil imut buatan PT Super Gasindo Jaya. Mobil Tawon ini sudah mampu membawa 4 orang dan dibanderol dengan harga 48 Juta. Dengan kapasitas mesin 650 cc dengan 4 Percepatan Transmisi Manual dan dapat dipacu hingga kecepatan 100 km/ jam! Diperkirakan mobil ini akan menggantikan bajaj2 di Jakarta dan jg akan diproduksi secara massal. Dinamakan Tawon karena filosofinya, Tawon itu rajin bekerja, pagi-pagi sudah bekerja, selain itu, Tawon memiliki komunikasi yang sangat tinggi antar sesamanya, serta hanya mau bersarang di tempat yang bersih. Tawon pun menghasilkan produk yang berdayaguna seperti madu, serta dengan sengatnya, membuat Tawon tidak mudah diganggu. AG-TAWON menggunakan bahan bakar BENSIN dan atau bahan bakar gas CNG, dan sudah memenuhi standarisasi Euro III, sehingga ramah lingkungan. AG-TAWON mulai dikembangkan sejak tahun 2007, dan diproduksi sejak tahun 2009, serta mengandung 90% Kandungan Lokal.



3. MOBIL GEA

GEA merupakan singkatan dari(Gulirkan Energi Alternatif). Nama GEA diberikan karena mobil yang bentuk dan spesifikasi mesinnya sangat mirip Nano tersebut memakai bahan bakar gas yang dijamin bisa ramah lingkungan. Jika diberi izin pemerintah, GEA menjadi merek mobil Indonesia yang produsennya adalah PT Inka (Industri Kereta Api), diprediksi PT INKA bisa memberi harga GEA pada banderol Rp 45 juta – Rp 50 juta per unit. Mesin GEA ini berkapasitas 650 cc dan telah diuji telah menempuh 10 ribu km dengan kecepatan 85 km per jam.


4. MOBIL KANCIL

Kancil (singkatan dari Kendaraan Niaga Cilik Irit Lincah) merupakan merek dagang terdaftar dari sebuah kendaraan angkutan bermotor roda empat yang didisain, diproduksi dan dipasarkan oleh PT. KANCIL (singkatan dari Karunia Abadi Niaga Citra Indah Lestari). Beberapa komponen yang dikembangkan bersama berbagai industri komponen dalam dan luar negeri, dan Politeknik Mekanik Swiss (sekarang POLMAN) Bandung untuk sistem Front knuckle arm. Brakedrum dan wheel hub dikembangkan bersama PT. Bakrie Tosanjaya. Mesin dibuat oleh Fuji Heavy Industries, pabrikan pembuat mobil Subaru, Jepang.[1] Rear Axle dibuat oleh Fuji Machinery, juga dari Jepang. Transmisi otomatis (CVT, Torque Converter) dibuat oleh Huffco-Comet, Amerika Serikat. Sedangkan panel fiberglass body dibuat oleh PT. Induro, Tangerang.[rujukan?]. Panel body ini dikembangkan dari 2 buah master sample body dan cetakan pertama yang dibuat oleh PT. AITEM, suatu unit usaha di bawah PT. Dirgantara Indonesia. Sedangkan styling dan master clay model-untuk body-nya sendiri dibuat oleh PT. KANCIL sendiri. Mobil KANCIL memenuhi syarat layak jalan dari Departemen Perhubungan setelah memenuhi dan melalui beberapa syarat pengujian. Begitu juga wewenang untuk membuat Nomor Identifikasi Kendaraan (NIK) dimiliki oleh PT. KANCIL. Dimensi Utama kancil adalah (panjang x lebar x tinggi) : 2.800 x 1.385 x 1.720 mm. Mesin : bensin, 1 silinder, 404 cc, 4 langkah, EH41 DUS. Tenaga maksimum : 13,5 hp (3.600 rpm). Kapasitas Tangki Bahan Bakar : 20 liter.




5. MOBIL KOMODO

Nama Komodo disematkan bukan karena bentuk mobilnya yang seperti Komodo, namun lebih pada fungsinya yang seperti Komodo, yakni selain kuat, Komodo bisa hidup di dua alam sekaligus. Seperti namanya, jangankan di lumpur, di air sekalipun Komodo sudah teruji kehandalannya. Mobil Komodo adalah garapan PT Fin Tetra Indonesia asal Cimahi, Jawa Barat. Komodo hanya mampu membawa 2 orang penumpang. Fin Komodo Teknologi, yang memproduksi mobil offroad, Komodo, teru berevolusi. Sejak pertama kali dikenalkan tahun 2007 lalu. Dan sekarang, sudah empat generasi pengembangannya, yang kini di banderol seharga Rp 70 Jutaan. Mobil offroad yang diprpoduksi di Cimahi ini kini bertenaga 14 Hp dan torsinya 17,6 Nm, dengan transmisi otomatis yang responsif. Bisa meminum premium, dengan konsumsi bahan bakarnya 1 liter bisa menempuh jarak 20 km.

6. MOBIL ARINA

Mobil Arina ini kapasitas mesinnya hanya 150 cc, kecepatannya mampu dipacu sampai dengan 70 km/jam, namun konsumsi BBMnya cukup hemat yaitu mencapai 40 km untuk 1 liter bensin. Mobil Arina, yang merupakan singkatan dari Armada Indonesia, badan hukum Universitas Negeri Semarang (Unnes). Mobil mikro Arina akan terus dikembangkan sehingga menjadi 100 persen buatan negeri. Jika sudah 100 persen lokal, harganya bakal berada di bawah Rp 30 juta .


7. MOBIL WAKABA

Pengembangan mobil WAKABA singkatan dari Wahana Karya Bangsa ini dilakukan di Universitas Pasundan dengan melibatkan tiga orang peneliti dan 12 mahasiswa universitas Pasundan. Dana pengembangannya selain dari Pemda Jawa Barat, juga dari kementrian ristek serta Unpas dan Working Group yang menghabiskan dana lebih dari Rp 200 juta. Mobil kecil itu bermesin bensin 500 cc. Mesin yang dipakai mesin buatan BPPT Kemetrian Riset dan Teknologi, dengan tingkat kecepatan yang low speed.


8. MOBIL MARLIP

Selain mobil-mobil berbahan bakar konvensional di atas, ternyata jauh-jauh hari anak-anak Indonesia sudah merancang mobil listrik. Adalah Mobil bertenaga listrik produksi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) —disebut MARLIP (marmut listrik LIPI) dan dipasarkan PT. Marlip Indo Mandiri —merupakan salah satu wujud solusi ilmu pengetahuan dan teknologi atas krisis energi di negeri ini. Marlip di antaranya telah digunakan di rumah sakit, lokasi wisata, markas kepolisian, dan lapangan golf. Marlip juga digunakan saat peringatan 50 tahun Konferensi Asia Afrika di Bandung. Namun, pemanfaatannya tetap belum signifikan. Spesifikasi teknis Marlip adalah berkecepatan 40 km/jam untuk jalan datar dan 20 km/jam untuk tanjakan, jarak tempuh 300 km, masa aktif delapan jam, waktu pengisian baterai tercepat 2,5 jam (rata-rata 4-5 jam), dan berat kosong 300 kilogram untuk jenis city car dan smart. Harga pesanan Rp 40 juta per unit.


9. MOBIRA (MOBIL RAKYAT) BUATAN PT SARIMAS AHMADI PRATAMA


Prototipe mobil Mobira 100% dibuat sendiri oleh DASEP AHMADI , pemilik PT. SARIMAS AHMADI PRATAMA, salah seorang dosen di ITB. Engine dari Mobira ini pun didesign dari nol dan dibuat sendiri dan di cor sendiri. “Saya ingin menunjukkan bahwa anak bangsa juga bisa membuat mobil sendiri tanpa impor komponen,” Tegas Ir. Dasep Ahmadi. Inilah Mobira alias Mobil Rakyat. Mobil mungil berwarna orange ini dipersiapkan khusus untuk kalangan strata menengah ke bawah. Yang menarik, mobil rakyat ini 100 persen buatan anak bangsa. Tidak ada komponen dari luar negeri. Semuanya diproduksi dalam negeri. Bodi, mesin, komponen, penggeraknya, semuanya diproduksi oleh putra bangsa. Bodi mobilnya 99 persen terbuat dari aluminium. Begitu juga cashing mesin, sasis, panel-panel mesin, serta komponen pengeraknya juga terbuat dari aluminium. Tipe mesin automatic. Silinder tunggal dengan kapasitas 200 cc. Kecepatan 50 sampai 60 kilometer per jam. Hemat bahan bakar. Jarak tempuh 30 kilometer per liter. BBM menggunakan premium biasa.

10. MOKO SULAWESI

MOKO adalah mobil Nasional (Mobnas) yang diprakarsai oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yang menggandeng PT. Industri Kereta Api (PT INKA)dan Universitas Hasanuddin. Dalam proses perakitannya, mobil ini melibatkan 15 mekanik dan beberapa siswa jurusan teknik SMK 6 Makassar di Kawasan Industri Makasar (KIMA). Saat ini MOKO (Mobil Toko) buatan Makassar ini dirakit dengan kandungan komponen lokal mencapai 80%. UNHAS, melalui Pembantu Rektor III Prof Dr. Nazaruddin Salam, MT dan dekan fakultas Teknik Dr Ing Ir Wahyu H Piarah MS. ME telah bertemu dengan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, untuk memasukkan usulan pengembangan mobil moko jauh lebih baik lagi, bahkan direncanakan akan di buat versi mobil tenaga matahari. Mobil moko memakai mesin 2 silinder 4 tak, ini pun masih boros, setirnya belum powersteering jadi masih berat untuk diputar. Tiga komponen utama yang masih kurang adalah mesin, chasis dan interior masih jauh kalah dengan mobil komersil buatan jepang atau eropa. Harga jual MOKO ke konsumen di prediksi akan berada di angka kisaran 50 sampai 60 juta.




Lanjutkan Membaca ...

Apa sih Makna AL ILAAH Jika Dikupas Dari Segi Bahasa ?

Untuk memahami suatu Istilah dalam Al Quran, kita dapat mengkupas istilah itu dari segi bahasa. Dengan di ketahui makna dari suatu Istilah , tentunya akan memudahkan bagi kita untuk mengaplikasikan ke dalam keseharian hidup kita. Al-Ilaah ada yang mengartikannya al-ma’-luuh, yaitu sesuatu yang disembah dengan penuh kecintaan serta pengagungan. Namun pada pembahasan ini, kita akan membahas dan mengupasnya secara bahasa (nahwu).

Kata ini terdiri atas tiga huruf: Hamzah, Lam, Ha’. Kata ini diulas dalam kamus-kamus bahasa Arab sebagai berikut:

a. اَلهت إلى ُفلانٍ(Alah-tu Ilaa Fulan) = Aku cenderung kepada fulan.

b. الِه الّرجلُ ياْله  (Aliha l Rajulu Ya-lahu) = Orang itu mengharapkan seseorang yang mampu menolongnya (kerana ditimpa oleh suatu musibah).

c. الِه الَّرجلُ إَلى الَّرجلِ (Aliha l Rajulu Ilaa l Rajuli) = Orang ini mencari seseorang itu (kerana sangat rindu kepadanya).

d. الِه اَلفَصِيل (Aliha l Fashilu) = Anak kuda (atau sebagainya) tidak mahu berpisah daripada induknya.

e. اَله، اِلهًة، ُاُلوهًة (Alaha, Ilahatan, Uluhatan) = Mengabdi, Pengabdian.

f. اِله (Ilaah), adalah pecahan dari kata لاه  >>  يلِيه  >>  َليهًا(Laha - Yalihu - Layhan) = Berlindung - Lindungan.

Dari uraian di atas, dapatlah dimengerti bahwa kata Alaha, Ya-lahu, Ilaahatan berarti menyerahkan atau mentitipkan diri supaya selamat dan terjamin. Untuk mendapatkan keselamatan atau jaminan itu, ada syaratnya. Sedangkan objek dari kata Alaha, Ya-lahu, Ilaahatan adalah kata "Al Ilaah" yang berarti "Al Ma’bud" = Pelindung, Penjamin dan sebagainya.

Allahu Akbar

Kini jelaslah sudah, bahwa predikat الإله (Al Ilaah) atau الْمعبود (Al Ma’bud) atau dalam bahasa kitanya yaitu yang harus kita cenderung kepadanya, yang bisa diharapkan untuk menolong kita, yang seharusnya kita rindukan, yang kita tak boleh lepas darinya, yang harus kita membudakkan diri kepadanya dan yang harus kita jadikan tempat berlindung, itu semuanya HANYALAH ALLAH. Karena hanya Allah lah yang:

(a) Dapat memenuhi keinginan sepenuhnya.

(b) Maha Pelindung.

(c) Maha Penenang.

(d) Mempunyai kekuasaan yang mutlak dan keagungan yang tiada tara serta tiada bandingannya.

(e) Maha Gagah Perkasa, yang oleh karenanya dapat menyelesaikan dan mengatasi segala sesuatu dan dapat juga memberikan perlindungan dan keselamatan dari segala bencana yang menimpa. Selain itu, dapat juga mententeramkan batin.

(f) Dzat yang ghaib dari pancaindera dan suatu rahasia yang tak terjangkau oleh pandangan atau pikiran manusia, Dzat yang dirindukan dan dituju oleh setiap insan.

Al Baqarah : 255,

اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَلا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

Allah, tidak ada Ilaah selain Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Agung.

Sumber : Studi Komprehensif Islam
Lanjutkan Membaca ...

19 Jan 2012

Rute BUSWAY DKI | Semua Koridor BUSWAY


Pengembangan jalur angkutan Transjakarta saat ini sudah hampir meliputi wilayah jakarta keseluruhan, dan pada tiap persinggungan, penumpang dapat meneruskan perjalanannya ke koridor lain hingga mencapai tempat yang dituju. Silahkan gunakan rute busway untuk kesemua koridor yang ada. Tarif angkutan busway adalah per sekali jalan dan dapat meneruskan ke koridor lain tanpa perlu membayar kembali (one way ticket). Ada 2 tarif yang berlaku, yaitu perjalanan yang dilakukan jam 5 s/d jam 7 pagi, bertarif Rp. 2.000,- dan perjalanan yang di lakukan setelah nya (dari jam 7 pagi hingga jam 10 malam), dengan harga tiket Rp. 3.500,-



Rute Busway DKI
Koridor 1
BLOK M - STASIUN KOTA:
Terminal Blok M - Masjid Agung - Bunderan Senayan - Gelora Bung Karno, Polda Metro Jaya, Bendungan Hilir (BENHIL) - Karet - Setiabudi - Dukuh Atas I  - Dukuh Atas 2 (Transit Koridor 4)- Tosari - Bunderah Hotel Indonesia (HI) - Sarinah - Bank Indonesia (BI) - Monumen Nasional (MONAS) - Harmoni (Pusat Transit Busway)(Transit Koridor 2,3 dan 8) - Sawah Besar - Mangga Besar - Olimo - Glodok - Stasiun Jakarta Kota (Berdekatan dengan Stasiun KA KOTA (BEOS)
Halte Transit Koridor 1 :
Dukuh Atas 2 (Transit untuk masuk ke Koridor 4 ).
Harmoni (Transit untuk masuk ke Koridor 2 (Pulo Gadung), 3 (Kalideres/Pasarbaru) dan Koridor 8 (Lebak Bulus))

Koridor 2
Pulo Gadung - Harmoni:
Terminal Pulo Gadung - Bermis (K. Gading) - Pulo Mas (K. Gading) - ASMI - Pedongkelan - Cempaka Timur (Transit Koridor 10) - Rumah Sakit Islam - Cempaka Tengah - Pasar Cempaka Putih - Rawa Selatan - Galur - Senen (Transit Koridor 5) - Atrium Mall - RSPAD - Deplu - Gambir 1 - Istiqlal - Juanda - Pecenongan - Harmoni (Transit Koridor 1,3 dan 8) - Balai Kota - Gambir 2 - Kwitang - Senen - Menuju kembali ke Pulo Gadung.
Halte Transit Koridor 2 :
Cempaka Timur (Transit untuk masuk ke Koridor 10 (Tanjung Priuk - PGC Cililitan). Senen (Transit untuk masuk ke Koridor 5 (Ancol - K Ramputan), Harmoni (Transit untuk masuk ke Koridor 1 (Blok M - Kota), Koridor 3 (Kalideres) dan 8 (Lebak Bulus))


Lanjutkan Membaca ...

18 Jan 2012

Transportasi Umum Non Busway | Terminal Blok M

Semoga artikel informasi transportasi umum mobil/bus non TRANSJAKARTA/BUSWAY yang berasal dari Terminal BLOK M maupun yang hanya melewati terminal ini bermanfaat untuk anda. Anda dapat mencocokkan tujuan anda berdasarkan wilayah tujuan seperti tujuan ke Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta selatan, Jakarta Timur, Bekasi, Cikarang, Depok, Bogor, dan Tangerang

Angkutan Umum Tujuan Jakarta Utara


TRAYEK ANGKUTAN RUTE
BLOK M – MUARA ANGKE PPD P 37 Terminal Blok M - Trunojoyo - Sisimangaraja - Jl. Sudirman - Semanggi - Gatot Subroto - S. Parman - Latumeten - Jembatan 2 - Jembatan 3 - Pluit Putra
BLOK M –
KOTA
PPD
P 1
Terminal Blok M - New Garden Hall - Sisimangaraja - Jl. Sudirman - MH. Thamrin - Merdeka Barat - Majapahit - Gajah Mada - Pintu Besar Selatan - Jl. Lada - Jl. Kunir - Kota
BLOK M –
KOTA
PPD AC PAC 801 Terminal Blok M – Jl. Hasannudin – Jl. Trunojoyo – Jl. Sisimangaraja - Jl. Sudirman – Jl. MH. Thamrin – Jl. Merdeka Barat – Jl. Majapahit – Jl. Gajah Mada - Pintu Besar Selatan - Pintu Besar Utara – Kota
BLOK M – TANJUNG PRIOK AGUNG BHAKTI
89
Terminal Blok M - Halim - Terminal Tanjung Priok
BLOK M – TANJUNG PRIOK MAYASARI AC PAC 49 Terminal Blok M – Sisimangaraja - Jl. Sudirman - MH. Thamrin - Merdeka Selatan - Tugu Tani - Merdeka Timur – Stasiun Gambir - Pejambon – Jl. Senen Raya – Jl. Kramat Bunder – Jl. Suprapto – Jl. Yos Sudarso – Enggano – Terminal Tanjung Priok
BLOK M – TANJUNG PRIOK PPD
P 38
Terminal Blok M - Trunojoyo - Wolter Monginsidi - Kapt. Tendean - Gatot Subroto - MT. Haryono - Otista -Jatinegara Barat - Matraman Raya - Pramuka - Ahmad Yani - Yos Sudarso - Enggano - Terminal Tanjung Priok
BLOK M -
TANJUNG 
PRIOK
JASA UTAMA
P 125
Terminal Blok M - Jl. Sudirman - Jl. MH. Thamrin - Jl. Juanda - Pasar Baru - Gunung Sahari - Ancol - Tanjung Priok
BLOK M – TANJUNG PRIOK STEADY SAFE
116
Terminal Blok M – Jl. Adityawarman – Jl. Wolter Monginsidi – Jl. Gunawarman – Jl. Senopati – Jl. Suryo – Jl. Wolter Monginsidi – Jl. Kapten Tendean – Jl. Gatot Subroto – Pancoran – Jl. Supomo – Tebet – Manggarai - Matraman - ?? – Ancol

Angkutan Umum Tujuan Jakarta Pusat


TRAYEK ANGKUTAN RUTE
BLOK M –
SENEN
PPD
P 42
Terminal Blok M - Jl. S. Iskandarsyah - Melawai Raya - Panglima Polim - Kramat Pela - Pakubuwono - Jl. Sudirman - MH. Thamrin - Merdeka Barat - Majapahit - IR. Juanda - DR. Sutomo - Gunung Sahari - Jl. Pasar Senen - Terminal Senen
BLOK M –
SENEN
PPD
P 67
Terminal Blok M – Jl. Hasannudin – Jl. Trunojoyo – Jl. Sisimangaraja - Jl. Sudirman - Imam Bonjol - Diponegoro - Salemba Raya - Kramat Raya - Senen Raya - DR. Wahidin - Gunung Sahari - Pasar Senen - Terminal Senen
BLOK M -
SENEN
MAYASARI
R 926
bis jarang
Terminal Blok M - Terminal Senen
BLOK M –
TANAH ABANG
KOPAJA
S 608
Terminal Blok M - Hasanudin - Trunojoyo - Kyai Maja - Taman Puring - Gandaria III - Gandaria - Pakubuwono - Jl. Sinabung - KP. Rawa - Pintu VIII - TVRI - Pejompongan - Penjernihan - KH. Mas Mansyur - Tanah Abang
BLOK M –
PASAR RUMPUT
KOPAJA
S 620
Terminal Blok M – Jl. Adityawarman – Jl. Wolter Monginsidi – Jl. Gunawarman – Jl. Senopati – Jl. Suryo – Jl. Wolter Monginsidi – Jl. Kapten Tendean – Jl. Mampang Prapatan – Jl. HR. Rasun Said (Kuningan) – Jl. HOS. Cokroaminoto – Jl. Latuharhari – Jl. Halimun – Jl. Sultan Agung – Pasar Rumput
BLOK M –
MANGGARAI 
KOPAJA
S 66
Terminal Blok M – Jl. Hasanudin – Jl. Trunojoyo – Jl. Raden Patah – Jl. Sisimangaraja - Jl. Sudirman – Semanggi – Jl. Gatot Subroto – Jl. HR. Rasuna Said (Kuningan) – Jl. HOS. Cokroaminoto – Jl. Latuharhari – Jl. Halimun – Jl. Sultan Agung – Terminal Manggarai

Angkutan Umum Tujuan Jakarta Barat dan Tangerang


TRAYEK ANGKUTAN RUTE
BLOK M –
KALIDERES
MAYASARI
AC PAC 69
Terminal Blok M - Sultan Hasanudin - Trunojoyo - Sisimangaraja - Jl. Sudirman - Semanggi - Tol Dalam Kota - Grogol - Jl. Daan Mogot - Terminal Kalideres
BLOK M – CIDODOL METROMINI
S 78
Terminal Blok M - Jl. S. Iskandarsyah - Trunojoyo - Kyai Maja - Mayestik - Gandaria III - Kebayoran Lama - Cidodol
BLOK M –
PONDOK BETUNG
KOPAJA
S 603
Terminal Blok M - Jl. S. Iskandarsyah - Melawai - Panglima Polim - Jl. Barito II - Jl. Gandaria III – Jl. Gandaria – Jl. Kebayoran Baru (Velbak) - Fly Over Kebayoran Lama – Jl. Raya Ciledug - Jl. Ulujami
BLOK M –
PURI KEMBANGAN
METROMINI
S 618
Terminal Blok M - Trunojoyo - Kyai Maja - Taman Puring - Velbak - Kebayoran Lama - Pos Pengumben - Sukabumi Ilir
BLOK M –
JOGLO
METROMINI
S 70
Terminal Blok M – Jl. S. Iskandarsyah – Jl. Melawai – Jl. Bulungan – Jl. Kyai Maja – Pasar Mayestik - Taman Puring – Jl. Gandaria III – Jl. Gandaria – Velbak - Jl. Kebayoran Lama – Jl. Teuku Nyak Arif (Arteri Pondok Indah) - Simprug – Jl. Letjen Soepono – ITC Permata Hijau - Jl. Pos Pengumben – Jl. Joglo Raya – Taman Alfa Indah – Prapatan Joglo – Jl. Sayur Asem
BLOK M –
MERUYA ILIR
KOPAJA
S 609
Terminal Blok M – Jl. Hassanudin – Jl. Trunojoyo – Jl. Kyai Maja – Pasar Mayestik – Taman Puring – Jl. Gandaria III – Jl. Gandaria – Velbak – Fly Over Kebayoran Lama – Jl. Raya Ciledug – Pasar Cipulir - Jl. Swadarma Raya – Jl. Srengseng – Jl. Meruya Utara (Meruya Ilir) – Jl. Raden Saleh (Karang Mulya)
BLOK M –
PETUKANGAN
METROMINI
S 71
Terminal Blok M – Jl. S. Iskandarsyah – Jl. Melawai – Jl. Bulungan – Jl. Kyai Maja – Pasar Mayestik - Taman Puring - Jl. Gandaria III – Jl. Gandaria – Velbak - Jl. Kebayoran Lama – Jl. Teuku Nyak Arif (Arteri Pondok Indah) - Tanah Kusir - Bintaro
BLOK M –
PERUM BINTARO
KOPAJA
S 613
Terminal Blok M - Hasanudin - Trunojoyo - Kyai Maja - Mayestik - Kebayoran Lama - Raya Ciledug - Ulujami Raya - Bintaro Permai
BLOK M –
CIPUTAT
PPD
P 18B
Terminal Blok M - ?? - Lebak Bulus - Ciputat
BLOK M –
CILEDUG
METROMINI
S 69
Terminal Blok M – Jl. S. Iskandarsyah – Jl. Melawai – Jl. Bulungan – Jl. Kyai Maja – Taman Puring – Jl. Gandaria III – Velbak – Pasar Kebayoran Lama – Cipulir - Kreo – Jl. Ciledug Raya – Jl. HOS. Cokroaminoto (Ciledug) – Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo (Ciledug) – Jl. Raden Fattah – Terminal Ciledug
BLOK M –
PERUMAHAN TANGERANG
PPD
P 28
Terminal Blok M - New Garden Hall - Kyai Maja - Taman Puring - Velbak - Kebayoran Lama - Ciledug Raya - Komp. Kehakiman - Daan Mogot - Cimone
BLOK M –
TANGERANG/ CIMONE
PPD
P 45
Terminal Blok M – Jl. Hasanudin – Jl. Trunojoyo – Jl. Raden Patah – Jl. Sisimangaraja – Jl. Sudirman - Semanggi – Jl. Gatot Subroto - Bunderan Slipi – Jl. S. Parman – Slipi Jaya - Tomang – Tol Kebun Jeruk-Tangerang (Islamic) - Cimone
BLOK M –
TANGERANG/ CIMONE
AJA
138
Terminal Blok M - Mayestik - Jl. Sisingamangaraja - Universitas Moestopo - Plaza Senayan - Gedung Pemuda - Taman Ria Senayan - Jl. Gatot Subroto - Bunderan Slipi – Jl. S. Parman – Slipi Jaya - Tomang – Tol Kebun Jeruk-Tangerang (Islamic) - Cimone
BLOK M –
TANGERANG/ CIMONE
MAYASARI
AC PAC 34
Terminal Blok M – Jl. Hasanudin – Jl. Trunojoyo – Jl. Raden Patah – Jl. Sisimangaraja – Jl. Sudirman - Semanggi – Jl. Gatot Subroto - Bunderan Slipi – Jl. S. Parman - Tomang – Tol Kebun Jeruk-Tangerang (Islamic) - Cimone
BLOK M –
BSD SERPONG
PPD AC
PAC 21
Terminal Blok M – Jl. Hasannudin – Jl. Trunojoyo – Jl. Sisimangaraja - Jl. Sudirman - Semanggi - Tomang - Tol Tangerang - Serpong Raya - Rawa Buntu

TUJUAN JAKARTA SELATAN, DEPOK, DAN BOGOR

TRAYEK ANGKUTAN RUTE
BLOK M –
KEMANDORAN
METROMINI
S 73
Terminal Blok M – Jl. S. Iskandarsyah – Jl. Melawai – Jl. Bulungan – Jl. Kyai Maja – Pasar Mayestik - Taman Puring - Jl. Gandaria III – Jl. Gandaria - Pakubuwono - Hanglekir - Simprug - Patal Senayan
BLOK M –
PASAR MINGGU
METROMINI
S 75
Terminal Blok M – Jl. Adityawarman – Jl. Wolter Monginsidi – Jl. Gunawarman – Jl. Senopati – Jl. Suryo – Jl. Wolter Monginsidi – Jl. Kapten Tendean – Jl. Mampang Prapatan – Warung Buncit – Jl. Warung Jati Barat - Jl. Ragunan – Jl. Pasar Minggu Raya – Terminal Pasar Minggu
BLOK M –
PASAR MINGGU
KOPAJA
S 605A
Terminal Blok M - Hasanudin - Jl. S. Iskandarsyah - Melawai Raya - Panglima Polim - Wijaya II - Darmawangsa III - Darmawangsa Raya - Prapanca I - Kemang Raya - Ampera - Cilandak II - Mangga Besar - Jl. Ragunan - Terminal Pasar Minggu
BLOK M –
RAGUNAN
METROMINI
S 77
Terminal Blok M – Jl. Adityawarman – Jl. Wolter Monginsidi – Jl. Gunawarman – Jl. Kapt. Tendean – Jl. Bangka II – Jl. Bangka Raya – Jl. Kemang – Jl. Kemang Selatan - Jl. Ampera Raya – Jl. Pejaten Barat - Jl. Warung Jati Barat - Jl. Ragunan
BLOK M –
REMPOA
METROMINI
S 74
Terminal Blok M – Jl. S. Iskandarsyah – Jl. Melawai – Jl. Bulungan – Jl. Kyai Maja – Pasar Mayestik - Taman Puring – Jl. Gandaria III – Jl. Gandaria – Velbak - Jl. Kebayoran Lama – Jl. Teuku Nyak Arif (Arteri Pondok Indah) - Tanah Kusir - RC. Veteran Bintaro - Rempoa Raya
BLOK M –
RADIO DALAM

(SAMPAI LEBAK BULUS)
METROMINI
S 72
05.00-23.00
Terminal Blok M – Jl. S. Iskandarsyah – Jl. Melawai – Jl. Bulungan – Jl. Kyai Maja – Pasar Mayestik - Ahmad Dahlan - Jl. H. Nawi - Jl. Radio Dalam - Jl. Metro Pondok Indah - Jl. Pasar Jumat - Terminal Lebak Bulus
BLOK M –
PONDOK CABE

(SAMPAI LEBAK BULUS)
METROMINI
S 611
05.00-21.00
Terminal Blok M - Hasanudin - Trunojoyo - Kyai Maja - Mayestik - Velbak - Kebayoran Lama - Ciputat Raya - Jl. Pasar Jumat - Terminal Lebak Bulus
BLOK M –
PASAR CIPUTAT
PPD
P 21
Terminal Blok M - New Garden Hall - Kyai Maja - KH. Ahmad Dahlan - Radio Dalam - Margaguna - Metro Pondok Indah - Pasar Jumat - Terminal Lebak Bulus - Ciputat Raya
BLOK M –
PONDOK RANJI
METROMINI
S 607
Terminal Blok M - Jl. S. Iskandarsyah - Melawai - Panglima Polim - Jl. RS. Fatmawati - Pasar Jum'at - Jagorawi - Pondok Ranji
BLOK M –
CIPEDAK/ SRENGSENG SAWAH
KOPAJA
S 616
Terminal Blok M – Jl. Adityawarman – Jl. Wolter Monginsidi – Jl. Gunawarman – Jl. Senopati – Jl. Suryo – Jl. Wolter Monginsidi – Jl. Kapten Tendean – Jl. Gatot Subroto – Jl. Raya Pasar Minggu – Jl. Bambu Raya - Jl. Lenteng Agung – Jl. Lenteng Agung Barat - Jl. Joe – Jl. Kelapa Tiga – Jl. Jeruk - Jl. Moh. Kahfi II – Cipedak – Kampus ISTN - Srengseng Sawah
BLOK M –
KAMPUNG PULO
METROMINI
S 610
Terminal Blok M - Hasanudin - Jl. S. Iskandarsyah - Melawai - Panglima Polim - Jl. RS. Fatmawati - Pasar Pondok Labu - Jl. Margasatwa - Jl. Bangau Raya
BLOK M –
CINERE DESA LIMO
METROMINI
S 619
Terminal Blok M - Jl. S. Iskandarsyah - Melawai - Panglima Polim III - Wijaya III - Darmawangsa II - Brawijaya I - Prapanca - Brawijaya III - Brawijaya Terusan - Jl. Arteri - Jl. RS. Fatmawati - Jl. Pondok Labu - Pangkalan Jati
BLOK M –
CINERE
METROMINI
S 79
05.00-23.00
Terminal Blok M - Jl. S. Iskandarsyah - Melawai - Jl. Sisingamangaraja - Jl. RS. Fatmawati - JIS - Bunderan Pondok Indah -Jl. Metro Pondok Indah - Jl. Pasar Jumat - Terminal Lebak Bulus - Cinere
BLOK M –
DEPOK
PPD
P 53
Terminal Blok M – Jl. Trunojoyo – Jl. Sisimangaraja – Jl. Sudirman - Semanggi - Gatot Subroto - Mampang - Warung Buncit - Pasar Minggu - Raya Lenteng Agung - Kampus UI Depok - Margonda
BLOK M –
DEPOK
KOPAJA
S 63
Terminal Blok M - Jl. S. Iskandarsyah - Wijaya II - Darmawangsa III - Prapanca - Pangeran Antasari - Puri Mutiara - Ampera Raya - TB. Simatupang - Tanjung Barat - Lenteng Agung - Universitas Pancasila - Jl. Margonda - Universitas Indonesia - Terminal Depok

TUJUAN JAKARTA Timur, Bekasi, Cikarang


TRAYEK ANGKUTAN RUTE
BLOK M –
RAWAMANGUN 
MAYASARI
R 300
Terminal Blok M - Jl. Adityawarman – Jl. Senopati - Jl. Sudirman - Semanggi - Pancoran - Jl. MT. Haryono - Perempatan UKI - ... - Terminal Rawamangun
BLOK M -
RAWAMANGUN
PPD AC
AC 32
Terminal Blok M - ... - Terminal Rawamangun
BLOK M -
KAMPUNG
MELAYU
MAYASARI
R 921
Terminal Blok M - Jl. Adityawarman – Jl. Senopati - Jl. Sudirman - Semanggi - Pancoran - Jl. MT. Haryono -Jl. Dewi Sartika - Jl. Otista - Terminal Kampung Melayu
BLOK M – 
KAMPUNG
MELAYU
MAYASARI
R 107
Terminal Blok M - Jl. Adityawarman – Jl. Wolter Monginsidi – Jl. Gunawarman – Jl. Senopati – Jl. Suryo – Jl. Wolter Monginsidi – Jl. Kapten Tendean – Jl. Gatot Subroto - Pancoran – Jl. MT. Haryono - Cawang - Jl. Otista - Terminal Kampung Melayu
BLOK M – 
PULOGADUNG
MAYASARI
R 57
Terminal Blok M – Jl. Adityawarman – Jl. Wolter Monginsidi – Jl. Gunawarman – Jl. Senopati – Jl. Suryo – Jl. Wolter Monginsidi – Jl. Kapten Tendean – Jl. Gatot Subroto - Pancoran – Jl. MT. Haryono – Perempatan UKI – Jl. DI Panjaitan – Jl. Ahmad Yani – Jl. Perintis Kemerdekaan – Terminal Pulogadung
BLOK M – 
PULOGADUNG
PPD
P 36
Terminal Blok M - Trunojoyo - Sisimangaraja - Jl. Sudirman - Imam Bonjol - Diponegoro - Salemba Raya - Kramat Raya - Kwitang - Prapatan - Kramat Bunder - Suprapto - Perintis Kemerdekaan – Terminal Pulogadung
BLOK M – 
PULOGADUNG
PPD
P 68
Sultan Hasannudin - Sisimangaraja - Jl. Sudirman - Imam Bonjol - Diponegoro - Matraman Raya - Pramuka – Jl. Ahmad Yani – Jl. Perintis Kemerdekaan – Terminal Pulogadung
BLOK M – 
PULOGADUNG
MAYASARI
AC PAC 06
Terminal Blok M – Jl. Hasannudin – Jl. Trunojoyo – Jl. Sisimangaraja - Jl. Sudirman – Semanggi – Jl. Gatot Subroto – Pancoran – Jl. MT. Haryono – Jl. DI. Panjaitan – Jl. Ahmad Yani – Jl. Perintis Kemerdekaan – Terminal Pulogadung
BLOK M – 
PULOGADUNG
PPD AC
PAC 08
Terminal Blok M – Jl. Hasannudin – Jl. Trunojoyo – Jl. Sisimangaraja - Jl. Sudirman – Jl. Imam Bonjol – Jl. Diponegoro – Jl. Matraman Raya – Jl. Pramuka – Jl. Ahmad Yani – Jl. Perintis Kemerdekaan - Terminal Pulogadung
BLOK M – 
PULOGADUNG
MAYASARI
P 13
Terminal Blok M - Hassanudin - Jl. Sisingamangaraja - Jl. Sudirman - Semanggi - Jl. Gatot Subroto - Tol Dalam Kota - Tol Wiyoto Wiyono - Jl. DI. Panjaitan - Bekasi Timur - Klender - Jl. Raya Bekasi - Terminal Pulogadung
BLOK M –
KLENDER
STEADY SAFE
P 134
Terminal Blok M – Jl. Hasannudin – Jl. Trunojoyo – Jl. Sisimangaraja - Jl. Sudirman – Semanggi – Jl. Gatot Subroto – Jl. Rasuna Said (Kuningan) – Jl. Diponegoro – Jl. Pramuka – Jl. Ahmad Yani - Rawamangun Muka – Jl. Persahabatan – Jl. Cipinang Baru – Jl. Raya Bekasi - I Gusti Ngurah Rai - Terminal Klender
BLOK M –
KAMPUNG RAMBUTAN
PPD
BIS JEPANG
45
05.00-22.00
Terminal Blok M – Jl. Adityawarman – Jl. Wolter Monginsidi – Jl. Gunawarman – Jl. Senopati – Jl. Suryo – Jl. Wolter Monginsidi – Jl. Kapten Tendean – Jl. Gatot Subroto – Pancoran – Jl. MT. Haryono – Perempatan UKI – Jl. Sutoyo – Kampus UKI – terkadang PGC putar balik - (Jl. Raya Bogor – Terminal Kampung Rambutan)
BLOK M –
KAMPUNG RAMBUTAN
METROMINI
S 76
Terminal Blok M - Blok A - Panglima Polim - Cipete - Jl. RS. Fatmawati - TB. Simatupang – Terminal Kampung Rambutan
BLOK M –
KAMPUNG RAMBUTAN
KOPAJA
S 57
Terminal Blok M – Jl. Adityawarman – Jl. Wolter Monginsidi – Jl. Gunawarman – Jl. Senopati – Jl. Suryo – Jl. Wolter Monginsidi – Jl. Kapten Tendean – Jl. Mampang Prapatan – Jl. Duren Tiga – Jl. Pasar Minggu Raya – Jl. Pahlawan Kalibata – Jl. Kalibata – Jl. Dewi Sartika – PGC - Terminal Cililitan – Jl. Kramat Jati – Jl. Raya Bogor – Jl. TB. Simatupang – Terminal Kampung Rambutan
BLOK M –
KAMPUNG RAMBUTAN
KOPAJA
S 605
Terminal Blok M - Panglima Polim - Jl. RS. Fatmawati - Jl. H. A. Majid - Jl. A. Tolib - Jl. Bangka Raya - Ampera Raya - Cilandak - Lingkar Luar Selatan - TB. Simatupang - Terminal Kampung Rambutan
BLOK M –
KAMPUNG RAMBUTAN
PPD AC
PAC 80
Terminal Blok M – Jl. Hasanudin – Jl. Trunojoyo – Jl. Raden Patah – Jl. Sisimangaraja – Jl. Sudirman - Semanggi – Jl. Gatot Subroto – Tol Dalam Kota – Jl. MT. Haryono – Jl.Sutoyo – Jl. Raya Bogor – Jl. TB. Simatupang – Terminal Kampung Rambutan
BLOK M –
BEKASI BARAT
MAYASARI
P 27
Terminal Blok M - Trunojoyo - Sisimangaraja - Jl. Sudirman - Semanggi - Tol Gatot Subroto - Tol Cawang/Bekasi - Cut Mutiah
BLOK M -
BEKASI TIMUR
MAYASARI AC
28
Terminal Blok M – Jl. Adityawarman – Jl. Wolter Monginsidi – Jl. Gunawarman – Jl. Senopati – Jl. Suryo – Jl. Wolter Monginsidi – Jl. Kapten Tendean - Jl. Gatot Subroto - Tol Kota - Tol Cikampek - Bekasi
BLOK M –
BEKASI BARAT
MAYASARI AC 05 Terminal Blok M - Jl. Hassanudin - Trunojoyo - Sisimangaraja - Jl. Sudirman - Semanggi - Tol Dalam Kota - Tol Cikampek - Bekasi
BLOK M -
CIKARANG
MAYASARI AC 121 Terminal Blok M - Trunojoyo - Sisimangaraja - Jl. Sudirman - Semanggi - Tol Gatot Subroto - Tol Cawang/Bekasi - Tol Cibitung - Cikarang

Transportasi Umum yang Melewati Terminal Blok M

TRAYEK ANGKUTAN RUTE
TANAH ABANG –
RAGUNAN 
KOPAJA
P 19
Tanah abang – Jl. Raya Jati Baru – Jl. Kebon Sirih – Jl. MH. Thamrin – Jl. Sudirman – Semanggi – Jl. Sudirman - Jl. Sisimangaraja - Jl. Trunojoyo – Jl. Hassanudin – Jl. S. Iskandarsyah – Jl. Prapanca – Jl. Pangeran Antasari – Jl. TB. Simatupang – Jl. Harsono RM – Kebun Binatang Ragunan
LEBAK BULUS – 
TANAH ABANG
KOPAJA
S 615
Terminal Lebak Bulus – Jl. Pasar Jumat (Lebak Bulus Raya) – Jl. TB. Simatupang – Jl. Pangeran Antasari – Jl. Arteri – Jl. Prapanca Buntu – Jl. Jl. S. Iskandarsyah – Terminal Blok M – Jl. Hasanudin – Jl. Trunojoyo – Jl. Sisimangaraja – Jl. Hang Lekir – Jl. Asia Afrika – Jl. Gerbang Pemuda – Jl. TVRI – Jl. Gatot Subroto – Jl. Pejompongan – Jl. Penjernihan – Jl. Penjernihan I – Jl. KH. Mas Mansyur – Pasar Tanah Abang

sumber : transportasiumum.com
Lanjutkan Membaca ...

Kisah Sahabat Rasul | MUSHAB DUTA ISLAM PERTAMA UTUSAN KEPADA KAUM YATHRIB

MUSHAB BIN UMAIR adalah DUTA ISLAM PERTAMA YANG DIUTUS RASULULLAH KEPADA KAUM YATHRIB. Kesuksesan beliau dalam berda'wah kepada kaum YATHRIB merupakan faktor yang sangat penting bagi kesuksesan Da'wah Rasulullah untuk menjadikan ISLAM sebagai KHILAFATUL FIL ARDH yang diawali dengan berubahnya YATHRIB menjadi MADINAH. KAUM YATHRIB inilah yang akhirnya menjadi pilar ketiga setelah RASULULLAH SAW dan para Sahabat utama sebagai pilar utama, Kaum MUHAJIRIN sebagai pilar kedua dan KAUM ANSHAR (Kaum Yathrib) yang saling bahu-membahu melalui segala rintangan dan hambatan penegakkan DIEN AL ISLAM. MUSHAB Bin UMAIR, salah satu sahabat Utama Rasulullah SAW ini lahir dan besar di lingkungan para pembesar bani Quraisy. Beliau salah satu remaja quraisy terkemuka, berjiwa muda, Tampan, Gagah, berpenampilan Trendy, harum, dan berbagai hal yang mencerminkan bahwa beliau adalah dari golongan bangsawan pada saat itu. Dengan segala kelebihan tersebut, beliau menjadi seorang idola dan menjadi buah-bibir gadis-gadis Mekah dan menjadi bintang di tempat-tempat pertemuan.

Suatu hari anak muda ini mendengar berita yang telah tersebar luas di kalangan warga Mekah mengenai Muhammad al-Amin. Muhammad bin Abdullah yang menyatakan bahwa dirinya telah diutus Allah SWT sebagai pembawa berita suka maupun duka, sebagai da’i yang mengajak ummat beribadat kepada Allah SWT semata. Pada suatu senja didorong oleh penasarannya pergilah ia ke rumah Arqam untuk membuktikan berita-berita yang sering beliau dapatkan. Tempat ini adalah tempat utama Rasulullah SAW mengajarkan ayat-ayat al-Quran dan mengajak mereka shalat beribadat kepada Allah SWT. Baru saja Mush’ab mengambil tempat duduknya, ayat-ayat al-Quran mulai mengalir dari kalbu Rasulullah bergema melalui kedua bibirnya dan sampai ke telinga, meresap di hati para pendengar. Di senja itu Mush’ab pun terpesona oleh untaian kalimat Rasulullah yang tepat menemui sasaran pada kalbunya. Hampir saja anak muda itu terangkat dari tempat duduknya karena rasa haru, dan serasa terbang ia karena gembira. Tetapi Rasulullah mengulurkan tangannya yang penuh berkat dan kasih sayang dan mengurut dada pemuda yang sedang panas bergejolak, hingga tiba-tiba menjadi sebuah lubuk hati yang tenang dan damai, tak obah bagai lautan yang teduh dan dalam. Semenjak kejadian itu, MUSHAB bin UMAIR telah resmi bersyahadat kepada RASULULLAH SAW, menjadi sahabat terdekat Rasulullah SAW dalam menegakkan DIEN dan bahkan hingga terlepasnya RUH dari jasad beliau sehingga beliau syahid dalam suatu perang yang dahsyat. Semenjak menyatakan bai'at (Syahadat) kepada RASULULLAH SAW, beliau telah meninggalkan segala atribut QURAISY nya dan hidup zuhud bersama Rasulullah SAW bahkan hingga beliau mendapatkan SYAHID pada perang UHUD dan meninggal dalam keadaan miskin bahkan sehelai burdah yang tak bisa menutupi seluruh tubuh syahidnya.

Riwayat sebelum menjadi MUSLIM

Seorang remaja Quraisy terkemuka, seorang yang paling ganteng dan tampan, penuh dengan jiwa dan semangat kemudaan. Para muarrikh dan ahli riwayat melukiskan semangat kemudaannya dengan kalimat: “Seorang warga kota Mekah yang mempunyai nama paling harum”· Ia lahir dan dibesarkan dalam kesenangan, dan tumbuh dalam lingkung mewahnya· Mungkin tak seorang pun di antara anak-anak muda Mekah yang seberuntung dan dimanjakan oleh kedua orang tuanya demikian rupa sebagaimana yang dialami Mush’ab bin Umair.

Mungkinkah kiranya anak muda yang serba kecukupan, biasa hidup mewah dan manja, menjadi buah-bibir gadis-gadis Mekah dan menjadi bintang di tempat-tempat pertemuan, akan meningkat sedemikian rupa hingga menjadi buah ceritera tentang keimanan, menjadi tamsil dalam semangat kepahlawanan Sungguh, suatu riwayat penuh pesona, riwayat Mush’ab bin Umair atau “Mush’ab yang balk”, sebagai biasa digelarkan oleh Kaum Muslimin. Ia salah satu di antara pribadi-pribadi Muslimin yang ditempa oleh Islam dan dididik oleh Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Rentetan peristiwa keputusannya bersyahadat

Suatu hari anak muda ini mendengar berita yang telah tersebar luas di kalangan warga Mekah mengenai Muhammad al-Amin … Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang mengatakan bahwa dirinya telah diutus Allah sebagai pembawa berita suka maupun duka, sebagai da’i yang mengajak ummat beribadat kepada Allah Yang Maha Esa.

Sementara perhatian warga Mekah terpusat pada berita itu, dan tiada yang menjadi buah pembicaraan mereka kecuali tentang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam serta Agama yang dibawanya, maka anak muda yang manja ini paling banyak mendengar berita itu. Karena walaupun usianya masih belia, tetapi ia menjadi bunga majlis tempat-tempat pertemuan yang selalu diharapkan kehadirannya oleh para anggota dan teman-temannya. Gayanya yang tampan dan otaknya yang cerdas merupakan keistimewaan Ibnu Umair, menjadi daya pemikat dan pembuka jalan pemecahan masalah.

Di antara berita yang didengarnya ialah bahwa Rasulullah bersama pengikutnya biasa mengadakan pertemuan di suatu tempat yang terhindar Sauh dari gangguan gerombolan Quraisy dan ancaman-ancamannya, yaitu di bukit Shafa di rumah Arqam bin Abil Arqam.

Keraguannya tiada berjalan lama, hanya sebentar waktu ia menunggu, maka pada suatu senja didorong oleh kerinduannya pergilah ia ke rumah Arqam menyertai rombongan itu. Di tempat itu Rasulullah saw. sering berkumpul dengan para shahabatnya, tempat mengajamya ayat-ayat al-Quran dan membawa mereka shalat beribadat kepada Allah Yang Maha Akbar.

Baru saja Mush’ab mengambil tempat duduknya, ayat-ayat al-Quran mulai mengalir dari kalbu Rasulullah bergema melalui kedua bibirnya dan sampai ke telinga, meresap di hati para pendengar. Di senja itu Mush’ab pun terpesona oleh untaian kalimat Rasulullah yang tepat menemui sasaran pada kalbunya.

Hampir saja anak muda itu terangkat dari tempat duduknya karena rasa haru, dan serasa terbang ia karena gembira. Tetapi Rasulullah mengulurkan tangannya yang penuh berkat dan kasih sayang dan mengurut dada pemuda yang sedang panas bergejolak, hingga tiba-tiba menjadi sebuah lubuk hati yang tenang dan damai, tak obah bagai lautan yang teduh dan dalam.

Pemuda yang telah Islam dan Iman itu nampak telah memiliki ilmu dan hikmah yang luas — berlipat ganda dari ukuran usianya — dan mempunyai kepekatan hati yang mampu merubah jalan sejarah …!

Sikap Orang Tua, Keluarga Nasab dan Lingkungannya

Khunas binti Malik yakni ibunda Mush’ab, seorang yang berkepribadian kuat dan pendiriannya tak dapat ditawar atau diganggu gugat. la wanita yang disegani bahkan ditakuti. Ketika Mush’ab menganut Islam, tiada satu kekuatan pun yang ditakuti dan dikhawatirkannya selain ibunya sendiri, bahkan walau seluruh penduduk Mekah beserta berhala-berhala para pembesar dan padang pasirnya berubah rupa menjadi suatu kekuatan yang menakutkan yang hendak menyerang dan menghancurkannya, tentulah Mush’ab akan menganggapnya enteng. Tapi tantangan dari ibunya bagi Mush’ab tidak dapat dianggap kecil. Ia pun segera berpikir keras dan mengambil keputusan untuk menyembunyikan keislamannya sampai terjadi sesuatu yang dikehendaki Allah. Demikianlah ia senantiasa bolak-balik ke rumah Arqam menghadiri majlis Rasulullah, sedang hatinya merasa bahagia dengan keimanan dan sedia menebusnya dengan amarah murka ibunya yang belum mengetahui berita keislamannya.

Tetapi di kota Mekah tiada rahasia yang tersembunyi, apalagi dalam suasana seperti itu. Mata kaum Quraisy berkeliaran di mana-mana mengikuti setiap langkah dan menyelusuri setiap jejak.

Kebetulan seorang yang bernama Usman bin Thalhah melihat Mush’ab memasuki rumah Arqam secara sembunyi. Kemudian pada hari yang lain dilihatnya pula ia shalat seperti Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Secepat kilat ia mendapatkan ibu Mush’ab dan melaporkan berita yang dijamin kebenarannya.

Berdirilah Mush’ab di hadapan ibu dan keluarganya serta para pembesar Mekah yang berkumpul di rumahnya. Dengan hati yang yakin dan pasti dibacakannya ayat-ayat al-Quran yang disampaikan Rasulullah untuk mencuci hati nurani mereka, mengisinya dengan hikmah dan kemuliaan, kejujuran dan ketaqwaan.

Ketika sang ibu hendak membungkam mulut puteranya dengan tamparan keras, tiba-tiba tangan yang terulur bagai anak panah itu surut dan jatuh terkulai — demi melihat nur atau cahaya yang membuat wajah yang telah berseri cemerlang itu kian berwibawa dan patut diindahkan — menimbulkan suatu ketenangan yang mendorong dihentikannya tindakan.

Karena rasa keibuannya, ibunda Mush’ab terhindar memukul dan menyakiti puteranya, tetapi tak dapat menahan diri dari tuntutan bela berhala-berhalanya dengan jalan lain. Dibawalah puteranya itu ke suatu tempat terpencil di rumahnya, lalu dikurung dan dipenjarakannya amat rapat.

Hijrah Ke HABSYI

Demikianlah beberapa lama Mush’ab tinggal dalam kurungan sampai saat beberapa orang Muslimin hijrah ke Habsyi. Mendengar berita hijrah ini Mush’ab pun mencari muslihat, dan berhasil mengelabui ibu dan penjaga-penjaganya, dan pergi ke Habsyi melindungkan diri. Ia tinggal di sana bersama saudara-saudaranya kaum Muhajirin, lain pulang ke Mekah. Kemudian ia pergi lagi hijrah kedua kalinya bersama para shahabat atas titah Rasulullah dan karena taat kepadanya.

Balik di Habsyi ataupun di Mekah, ujian dan penderitaan yang harus dilalui Mush’ab di tiap saat dan tempat kian meningkat. Ia telah selesai dan berhasil menempa corak kehidupannya menurut pola yang modelnya telah dicontohkan Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau merasa puas bahwa kehidupannya telah layak untuk dipersembahkan bagi pengorbanan terhadap Penciptanya Yang Maha Tinggi, Allah Yang Maha Akbar.

Konsistensi Keimanan Mush'ab bin Umair

Pada suatu hari ia tampil di hadapan beberapa orang Muslimin yang sedang duduk sekeliling Rasulullah SAW. Demi memandang Mush’ab, mereka sama menundukkan kepala dan memejamkan mata, sementara beberapa orang matanya basah karena duka. Mereka melihat Mush’ab memakai jubah usang yang bertambal-tambal, padahal belum lagi hilang dari ingatan mereka — pakaiannya sebelum masuk Lslam — tak obahnya bagaikan kembang di taman, berwarna warni dan menghamburkan bau yang wangi.

Adapun Rasulullah, menatapnya dengan pandangan penuh arti, disertai cinta kasih dan syukur dalam hati, pada kedua bibirnya tersungging senyuman mulia, seraya bersabda:
Dahulu saya lihat Mush’ab ini tak ada yang mengimbangi daiam memperoleh k esenangan dari orang tuanya, kemudian ditinggalhannya semua itu demi cintanya hepada Allah dan Rasul-Nya.

Semenjak ibunya merasa putus asa untuk mengembalikan Mush’ab kepada agama yang lama, ia telah menghentikan segala pemberian yang biasa dilimpahkan kepadanya, bahkan ia tak sudi nasinya dimakan orang yang telah mengingkari berhala dan patut beroleh kutukan daripadanya, walau anak kandungnya sendiri.

Akhir pertemuan Mush’ab dengan ibunya, ketika perempuan itu hendak mencoba mengurungnya lagi sewaktu ia pulang dari Habsyi. Ia pun bersumpah dan menyatakan tekadnya untuk membunuh orang-orang suruhan ibunya bila rencana itu dilakukan. Karena sang ibu telah mengetahui kebulatan tekad puteranya yang telah mengambil satu keputusan, tak ada jalan lain baginya kecuali melepasnya dengan cucuran air mata, sementara Mush’ab mengucapkan selamat berpisah dengan menangis pula.

Saat perpisahan itu menggambarkan kepada kita kegigihan luar biasa dalam kekafiran fihak ibu, sebaliknya kebulatan tekad yang lebih besar dalam mempertahankan keimanan dari fihak anak. Ketika sang ibu mengusirnya dari rumah sambil berkata: “Pergilah sesuka hatimu! Aku bukan ibumu lagi”.

Maka Mush’ab pun menghampiri ibunya sambil berkata: !’Wahai bunda! Telah anakanda sampaikan nasihat kepada bunda, dan anakanda menaruh kasihan kepada bunda. Karena itu saksikanlah bahwa tiada Tuhan melainkan Allah, dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya”.

Dengan murka dan naik darah ibunya menyahut: “Demi bintang! Sekali-kali aku takkan masuk ke dalam Agamamu itu.
Otakku bisa jadi rusak, dan buah pikiranku takkan diindahkan orang lagi”.

Demikian Mush’ab meninggalkari kemewahan dan kesenangan yang dialaminya selama itu, dan memilih hidup miskin dan sengsara. Pemuda ganteng dan perlente itu, kini telah menjadi seorang melarat dengan pakaiannya yang kasar dan usang, sehari makan dan beberapa hari menderita lapar.

Tapi jiwanya yang telah dihiasi dengan ‘aqidah suci dan cemerlang berkat sepuhan Nur Ilahi, telah merubah dirinya menjadi seorang manusia lain, yaitu manusia yang dihormati, penuh wibawa dan disegani.

Tugas Mulia sebagai DUTA ISLAM ke YATHRIB

Suatu saat Mush’ab dipilih Rasulullah untuk melakukan suatu tugas maha penting saat itu. Ia menjadi duta atau utusan Rasul ke Yathrib untuk mengajarkan seluk beluk Islam kepada orang-orang Anshar yang telah beriman dan bai’at kepada Rasulullah di bukit ‘Aqabah. Di samping itu mengajak orang-orang lain untuk menganut Agama-Allah, serta mempersiapkan kota Yathrib untuk menyambut hijratul Rasul sebagai peristiwa besar.

Sebenamya di kalangan shahabat ketika itu masih banyak yang lebih tua, lebih berpengaruh dan lebih dekat hubungan kekeluargaannya dengan Rasulullah daripada Mush’ab. Tetapi Rasulullah menjatuhkan pilihannya kepada “Mush’ab yang baik”.

Dan bukan tidak menyadari sepenuhnya bahwa beliau telah memikulkan tugas amat penting ke atas pundak pemuda itu, dan menyerahkan kepadanya tanggung jawab nasib Dien Al Islam di kota Yathrib, suatu kota yang tak lama lagi akan menjadi kota hijrah, pusat para da’i dan da’wah, tempat berhimpunnya penyebar Dien dan pembela al-Islam.

Mush’ab memikul amanat itu dengan bekal karunia Allah kepadanya, berupa fikiran yang cerdas dan budi yang luhur.
Dengan sifat zuhud, kejujuran dan kesungguhan hati, ia berhasil melunakkan dan menawan hati penduduk Yathrib hingga mereka beuduyun-duyun masuk Islam.

Sesampainya di Yathrib, didapatinya Kaum Muslimin di sana tidak lebih dari dua belas orang, yakni hanya orang-orang yang telah bai’at di bukit ‘Aqabah. Tetapi tiada sampai beberapa bulan kemudian, meningkatlah orang yang sama-sama memenuhi panggilan Allah dan Rasul-nya.

Pada musim haji berikutnya dari perjanjian ‘Aqabah, Kaum Muslimin Yathrib mengirim perutusan yang mewakili mereka menemui Nabi. Dan perutusan itu dipimpin oleh guru mereka, oleh duta yang dikirim Nabi kepada mereka, yaitu Mush’ab bin Umair.

Dengan tindakannya yang tepat dan bijaksana, Mush’ab bin Umair telah membuktikan bahwa pilihan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam atas dirinya itu tepat. Ia memahami tugas dengan sepenuhnya, hingga tak terlanjur melampaui batas yang telah ditetapkan.

la sadar bahwa tugasnya adalah menyerLi kepada Allah, menyampaikan berita gembira lahirnya suatu Agama yang mengajak manusia mencapai hidayah Allah, membimbing mereka ke jalan yang lurus. Akhlaqnya mengikuti pola hidup Rasulullah yang diimaninya, yang mengemban kewajiban hanya menyampaikan belaka ….

Di Yathrib Mush’ab tinggal sebagai tamu di rumah As’ad bin Zararah. Dengan didampingi As’ad, ia pergi mengunjungi kabilah-kabilah, rumah-rumah dan tempat-tempat pertemuan, untuk membacakan ayat-ayat; Kitab Suci dari Allah, menyampaian kalimattullah “bahwa Allah Tuhan Maha Esa” secara hati-hati.

Pernah ia menghadapi beberapa peristiwa yang mengancam keselamatan diri serta shahabatnya, yang nyaris celaka kalau tidak karena kecerdasan akal dan kebesaran jiwanya. Suatu hari, ketika ia sedang memberikan petuah kepada orang-orang, tiba-tiba disergap Usaid bin Hudlair kepala suku kabilah Abdul Asyhal di Yathrib. Usaid menodong Mush’ab dengan menyentakkan lembingnya. Bukan main marah dan murkanya Usaid, menyaksikan Mush’ab yang dianggap akan mengacau dan menyelewengkan anak buahnya dari agama mereka, serta mengemukakan Tuhan Yang Maha Esa yang belum pernah mereka kenal dan dengar sebelum itu. Padahal menurut anggapan Usaid, tuhan-tuhan mereka yang bersimpuh lena di tempatnya masing-masing mudah dihubungi secara kongkrit. Jika seseorang memerlukan salah satu di antaranya, tentulah ia akan mengetahui tempatnya dan segera pergi mengunjunginya untuk memaparkan kesulitan serta menyampaikan permohonan.

Demikianlah yang tergambar dan terbayang dalam fikiran suku Abdul Asyhal.
Tetapi Tuhannya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam — yang diserukan beribadah kepada-Nya — oleh utusan yang datang kepada mereka itu, tiadalah yang mengetahui tempat-Nya dan tak seorang pun yang dapat melihat-rjya.

Demi dilihat kedatangan Usaid bin Hudlair yang murka bagaikan api sedang berkobar kepada orang-orang Islam yang duduk beusama Mush’ab, mereka pun merasa kecut dan takut.

Tetapi “Mush’ab yang baik” tetap tinggal tenang dengan air muka yang tidak berubah.

Bagaikan singa hendak menerkam, Usaid berdiri di depan Mush’ab dan As’ad bin Zararah, bentaknya: “Apa maksud kalian datang ke kampung kami ini, apakah hendak membodohi rakyat kecil kami? Tinggalkan segera tempat ini, jika tak ingin segera nyawa kalian melayang!”

Seperti tenang dan mantapnya samudera dalam…, laksana terang dan damainya cahaya fajar …,terpancarlah ketulusan hati “Mush’ab yang baik”, dan bergeraklah lidahnya mengeluarkan ucapan halus, katanya: “Kenapa anda tidak duduk dan mendengarkan dulu? Seandainya anda menyukai nanti, anda dapat menerimanya. Sebaliknya jika tidak, kami akan menghentikan apa yang tidak anda sukai itu!”

Sebenamya Usaid seorang berakal dan berfikiran sehat. Dan sekarang ini ia diajak oleh Mush’ab untuk berbicara dan meminta petimbangan kepada hati nuraninya sendiri. Yang dimintanya hanyalah agar ia bersedia mendengar dan bukan lainnya. Jika ia menyetujui, ia akan membiarkan Mush’ab, dan jika tidak, maka Mush’ab berjanji akan meninggalkan kampung dan masyarakat mereka untuk mencari tempat dan masyauakat lain, dengan tidak merugikan ataupun dirugikan orang lain.

“Sekarang saya insaf”, ujar Usaid, lalu menjatuhkan lembingnya ke tanah dan duduk mendengarkan. Demi Mush’ab membacakan ayat-ayat al-Quran dan menguraikan da’wah yang dibawa oleh Muhammad bin Abdullah saw., maka dada Usaid pun mulai terbuka dan bercahaya, beralun berirama mengikuti naik turunnya suara serta meresapi keindahannya Dan belum lagi Mush’ab selesai dari uraiannya. Usaid pun berseru kepadanya dan kepada shahabatnya: “Alangkah indah dan benarnya ucapan itu .. ·! Dan apakah yang barns dilaknkan oleb orang yang hendak masuk Agama ini?” Maka sebagai jawabannya gemuruhlah suara tahlil, serempak seakan hendak menggoncangkan bumi. Kemudian ujar Mush’ab: “Hendaklah ia mensucikan diri, pakaian dan badannya, serta bersaksi bahwa tiada Tuhan yang haq diibadahi melainkan Allah”.

Beberapa lama Usaid meninggalkan mereka, kemudian kembali sambil meme·ras air dari rambutnya, lain ia berdiri sambil menyatakan pengakuannya bahwa tiada Tuhan yang haq diibadahi melainkan Allah dan bahwa Muhammad itu utusan Allah ….

Secepatnya berita itu pun tersiarlah. Keidaman Usaid disusul oleh kehadiran Sa’ad bin Mu’adz. Dan setelah mendengar uraian Mush’ab, Sa’ad merasa puas dan masuk Islam pula.
Langkah ini disusul pula oleh Sa’ad bin ‘Ubadah. Dan dengan keislaman mereka ini, berarti selesailah persoalan dengan berbagai suku yang ada di Yathrib. Warga kota Yathrib saling berdatangan dan tanya-bertanya sesama mereka: “Jika Usaid bin Hudlair, Sa’ad bin ‘Ubadah dan Sa’ad bin Mu’adz telah masuk Islam, apalagi yang kita tunggu …. Ayolah kita pergi kepada Mush’ab dan beriman bersamanya! Kata orang, kebenaran itu terpancar dari celah-celab giginya!”

Demikianlah duta Rasulullah yang pertama telah mencapai hasil gemilang yang tiada taranya, suatu keberhasilan yang memang wajar dan layak diperolehnya· Hari-hari dan tahun-tahun pun berlalu, dan Rasulullah bersama para shahabatnya hijrah ke Yathrib.

KEHIDUPAN MADINAH dan KISAH SYAHID BELIAU

Setelah Rasulullah SAW hijrah ke YATHRIB, dimulailah babak baru perjuangan RASULULLAH, dari da'wah secara sembunyi menjadi Da'wah yang terang-terangan di dalam sebuah wilayah yang di atur oleh Al Quran dan berada dibawah komando Rasulullah SAW sebagai pimpinan tertinggi. Kota Yathrib pun berubah Nama menjadi MADINAH. Orang-orang Quraisy semakin geram dengan dendamnya, mereka menyiapkan tenaga untuk melanjutkan tindakan kekerasan terhadp hamba-hamba Allah yang shalih. Terjadilah perang Badar dan kaum Quraisy pun beroleh pelajaran pahit yang menghabiskan sisa-sisa fikiran sehat mereka, hingga mereka berusaha untuk menebus kekalahan. Kemudian datanglah giliran perang Uhud, dan Kaum Muslimin pun bersiap-siap mengatur barisan. Rasulullah berdiri di tengah barisan itu, menatap setiap wajah orang beriman menyelidiki siapa yang sebaiknya membawa bendera. Maka terpanggillah “Mush’ab yang baik”, dan pahlawan itu tampil sebagai pembawa bendera.

Peperangan berkobar lalu berkecamuk dengan sengitnya. Pasukan panah melanggar tidak mentaati peraturan Rasulullah, mereka meninggalkan kedudukannya di celah bukit setelah melihat orang-orang musyrik menderita kekalahan dan mengundurkan diri. Perbuatan mereka itu secepatnya merubah suasana, hingga kemenangan Kaum Muslimin beralih menjadi kekalahan.

Dengan tidak diduga pasukan berkuda Quraisy menyerbu Kaum Muslimin daui puncak bukit, lalu tombak dan pedang pun berdentang bagaikan mengamuk, membantai Kaum Muslimin yang tengah kacau balau. Nlelihat barisan Kaum Muslimin porak poranda, musuh pun menujukan st?rangan ke arah Rasulullah dengan maksud menghantamnya.

Mush’ab bin Umair menyadari suasana gawat ini. Maka diacungkannya bendera setinggi-tingginya dan bagaikan ngauman singa ia bertakbir sekeras-kerasnya, lain maju ke muka, melompat, mengelak dan berputar lalu menerkam. Minatnya tertuju untuk menarik perhatian musuh kepadanya dan melupakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam Dengan demikian dirinya pribadi bagaikan membentuk bauisan tentara …

Sungguh, walaupun seorang diri, tetapi Mush’ab beutempur laksana pasukan tentara besar …. Sebelah tangannya memegang bendera bagaikan tameng kesaktian, sedang yang sebelah lagi menebaskan pedang dengan matanya yang tajam …. Tetapi musuh kian bertambah banyak juga, mereka hendak menyeberang dengan menginjak-injak tubuhnya untuk mencapai Rasulullah .

Sekarang marilah kita perhatikan saksi mata, yang akan menceriterakan saat-saat terakhir pahlawan besar Mush’ab bin Umair.
Berkata Ibnu Sa’ad: “Diceriterakan kepada kami oleh Ibrahim bin Muhammad bin Syurahbil al-’Abdari dari bapaknya, ia berkata:

Mush’ab bin Umair adalah pembawa bendera di Perang Uhud. Tatkala barisan Kaum Muslimin pecah, Mush’ab bertahan pada kedudukannya. Datanglah seorang musuh berkuda, Ibnu &umaiah namanya, lalu menebas tangannya hingga putus, sementara Mush’ab mengucapkan:
Muhammad itu tiada lain hanyaIah seorang Rasul, yang sebelumnya telah didahului oleh beberapa Rasul’: Maka dipegangnya bendera dengan tangan hirinya sambil membungkuk melindunginya. Musuh pun menebas tangan kirinya itu hingga putus pula. Mushab membungkuk ke arah bendera, lalu dengan kedua pangkal lengan meraihnya he dada sambil mengucaphan: “Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang Rasulj dan sebelumnya telah didahului oleh beberapa Rasul’: Lalu orang berkuda itu menyerangnya ketiga kali dengan tombak, dan menusukkannya hingga tombak itu pun patah. Mushab pun gugur, dan bendera jatuh ”

Gugurlah Mush’ab dan jatuhlah bendera …. Ia gugur sebagai bintang dan mahkota para syuhada …. Dan hal itu dialaminya setelah dengan keberanian luar biasa mengarungi kancah pengurbanan dan keimanan. Di saat itu Mush’ab berpendapat bahwa sekiranya ia gugur, tentulah jalan para pembunuh akan terbuka lebar menuju Rasulullah tanpa ada pembela yang akan mempertahankannya. Demi cintanya yang tiada terbatas kepada Rasulullah dan cemas memikirkan nasibnya nanti, ketika ia akan pergi berlalu, setiap kali pedang jatuh menerbangkan sebelah tangannya, dihiburnya dirinya dengan ucapan: “Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang Rasul, dan sebelumnya telah didahului oleh beberapa Rasul”

Kalimat yang kemudian dikukuhkan sebagai wahyu ini selalu diulang dan dibacanya sampai selesai, hingga akhirnya menjadi ayat al-Quran yang selalu dibaca orang ….
Setelah pertempuran usai, ditemukanlah jasad pahlawan ulung yang syahid itu terbaring dengan wajah menelungkup ke tanah digenangi darahnya yang mulia ….Dan seolah-olah tubuh yang telah kaku itu masih takut menyaksikan bila Rasulullah ditimpa bencana, maka disembunyikannya wajahnya agar tidak melihat peristiwa yang dikhawatirkan dan ditakutinya itu.

Atau mungkin juga ia merasa main karena telah gugur sebelum hatinya tenteram beroleh kepastian akan keselamatan Rasulullah, dan sebelum ia selesai menunaikan tugasnya dalam membela dan mempertahankan Rasulullah sampai berhasil.

Wahai Mush’ab cukuplah bagimu ar-Rahman ….
Namamu harum semerbak dalam kehidupan ….
Rasulullah bersama para shahabat datang meninjau medan pertempuran untuk menyampaikan perpisahan kepada para syuhada. Ketika sampai di tempat terbaringnya jasad Mush’ab, bercucuranlah dengan deras air matanya. Berkata Khabbah ibnul’Urrat:

“Kami hijrah di jalan Allah bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan mengharap keridhaan-Nya, hingga pastilah sudah pahala di sisi Allah. Di antara hami ada yang telah berlalu sebelum menikmati’ pahalanya di dunia ini sedihit pun juga. Di antaranya ialah Mush’ab bin Umair yang tewa s di perang Uhud. Tak sehelai pun kain untuk menutupinya selain sehelai burdah. Andainya ditaruh di atas kepalanya, terbukalah kedua belah kakinya. Sebaliknya bila ditutupkan ke kakinya, terbukalah kepalanya. Maka sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam “Tutupkanlah ke bagian kepalanya, dan dahinya tutupilah delagan rumput idzkhir!”

Betapa pun luka pedih dan duka yang dalam menimpa Rasulullah karena gugur pamanda Hamzah dan dirusak tubuhnya oleh orang-orang musyrik demikian rupa, hingga bercucurlah air mata Nabi …. Dan betapapun penuhnya medan laga dengan mayat para shahabat dan kawan-kawannya, yang masing-masing mereka baginya merupakan panji-panji ketulusan, kesucian dan cahaya …. Betapa juga semua itu, tapi Rasulullah tak melewatkan berhenti sejenak dekat jasad dutanya yang pertama, untuk melepas dan mengeluarkan isi hatinya …. Memang, Rasulullah berdiri di depan Mush’ab bin Umair dengan pandangan mata yang pendek bagai menyelubunginya dengan kesetiaan dan kasih sayang, dibacakannya ayat:
Di antara orang-orang Mu inin terdapat pahlawan-pahlawan yang telah menepati janjinya dengan Allah.(Q.S. 33 al-Ahzab: 23)

Kemudian dengan mengeluh memandangi burdah yang digunakan untuk kain tutupnya, seraya bersabda:
Ketika di Mekah dulu, tak seorang pun aku lihat yang lebih halus pakaiannya dan lebih rapi rambutnya daripadamu. Tetapi seharang ini, dengan rambutmu yang kusut masai, hanya dibalut sehelai burdah.

Setelah melayangkan pandang, pandangan sayu ke arah medan serta para syuhada kawan-kawan Mush’ab yang tergeletak di atasnya, Rasulullah berseru:
Sungguh, Rasulullah akan menjadi saksi nanti di hari qiamat, bahwa tuan-tuan semua adalah syuhada di sisi Allah.

Kemudian sambil berpaling ke arah shahabat yang masih hidup, sabdanya:
Hai manusia! Berziarahlah dan berltunjunglah kepada mereka, serta ucaphanlah salam Demi Allah yang menguasai nyawaku, tak seorang Muslim pun sampai hari qiamat yang memberi salam kepada mereka, pasti mereha akan mem balasnya.

Salam atasmu wahai Mush’ab ….
Salam atasmu sekalian, wahai para syuhada ….
Lanjutkan Membaca ...

16 Jan 2012

Sahabat Rasul : Abu Dzar Al Ghifari Pria Pilihan Allah dari Bani Ghifar

Abu Dzar Al Ghifari adalah salah seorang sahabat utama Rasulullah SAW. Pria pilihan Allah SWT dari bani Ghifar ini bernama lengkap dan mashur ialah Jundub bin Junadah Al Ghifari. Di suatu hari tersebar berita di kampung Bani Ghifar, bahwa telah muncul di kota Makkah seorang yang mengaku sebagai utusan Allah dan mendapat berita dari langit. Serta merta berita ini sangat mengganggu penasaran Abu Dzar, sehingga dia mengutus adik kandungnya bernama Unais Al Ghifari untuk mencari berita ke Makkah. Unais sendiri adalah seorang penyair yang sangat piawai dalam menggubah syair-syair Arab.

Sedikit mengupas tentang bani ghifar, Bani Ghifar adalah qabilah Arab suku badui yang tinggal di pegunungan yang jauh dari peradaban orang-orang kota. Lebih-lebih lagi suku ini terkenal sebagai gerombolan perampok yang senang berperang dan menumpahkan darah serta pemberani. Bani Ghifar terkenal juga sebagai suku yang tahan menghadapi penderitaan dan kekurangan serta kelaparan. Latar belakang tabi’at kesukuan, apakah itu tabiat yang baik ataukah tabi’at yang jelek, semuanya terkumpul pada diri Abu Dzar.

Berangkatlah Unais Al Ghifari ke Makkah untuk mencari tahu apa sesungguhnya yang terjadi di Makkah berkenaan dengan berita kemunculan utusan Allah itu. Dan setelah beberapa lama, kembalilah Unais kekampungnya dan melaporkan kepada Abu Dzar tentang yang dilihat dan didengar di Makkah berkenaan dengan berita tersebut.

Ditanyakan oleh Abu Dzar kepada Unais :

“Apa yang telah kamu lakukan ?”, tanyanya.

Unais menjelaskan : “Aku sungguh telah menemui seorang pria yang menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari perbuatan yang jelek”.

Abu Dzar bertanya lagi : “Apa yang dikatakan orang-orang tentangnya ?”.

Unais menjawab : “Orang-orang mengatakan, bahwa dia adalah tukang sya’ir, tukang tenung, dan tukang sihir. Tetapi aku sesungguhnya telah biasa mendengar omongan tukang tenung, dan tidaklah omongannya serupa dengan omongan tukang tenung. Dan aku telah membandingkan omongan darinya dengan omongan para tukang sya’ir, ternyata amat berbeda omongannya dengan bait-bait sya’ir. Demi Allah, sesungguhnya dia adalah orang yang benar ucapannya, dan mereka yang mencercanya adalah dusta”.

Mendengar laporan dari Unais itu, Abu Dzar lebih penasaran lagi untuk bertemu sendiri dengan orang yang berada di Makkah yang mengaku telah mendapatkan berita dari langit itu. Segeralah dia berkemas untuk berangkat menuju Makkah, demi menenangkan suara hatinya itu. Dan sesampainya dia di Makkah, langsung saja menuju Ka’bah dan tinggal padanya sehingga bekal yang dibawanya habis.

Dia sempat bertanya kepada orang-orang Makkah, siapakah diantara kalian yang dikatakan telah meninggalkan agama nenek moyangnya ? Orang-orangpun segera menunjukkan kepada Abu Dzar, seorang pria yang ganteng putih kulitnya dan bersinar wajahnya bak bulan purnama.

Abu Dzar memang amat berhati-hati, dalam kondisi hampir seluruh penduduk Makkah memusuhi dan menentang Nabi Muhammad SAW. Dan orangpun di Makkah dalam keadaan takut dan kuatir untuk mendekat kepada beliau, karena siapa yang mendekat kepadanya bila dia adalah dari kalangan budak belian, akan menghadapi hukuman berat dari tuannya.

Demikian pula bila dari kalangan pendatang dan tidak mempunyai qabilah pelindungnya di Makkah. Demi keadaan yang demikian mencekam, Abu Dzar tidak gegabah berbicara dengan semua orang dalam hal apa yang sedang dicarinya dan apa yang diinginkannya.

Dia hanya menanti dan menanti di Ka’bah, dalam keadaan semua perbekalannya telah habis. Dia berusaha mengatasi rasa lapar yang mengganggu perutnya dengan minum air zam-zam dan tidak ada makanan lain selain itu. Demikian terus suasana penantian itu berlangsung selama tiga puluh hari dan perut Abu Dzar selama itu tidak kemasukan apa-apa kecuali hanya air zam-zam. Ini sungguh sebagai karamah air zam-zam, karena nyatanya Abu Dzar badannya serasa semakin gemuk selama tiga puluh hari itu. Apa sesungguhnya yang dinantinya ?

Yang dinantinya hanyalah kesempatan menemui dan berdialog langsung dengan pria ganteng berwajah bulan purnama itu, untuk mengetahui darinya langsung agama apa sesungguhnya yang dibawanya. Dia setiap harinya terus menerus mengamati tingkah laku pria ganteng tersebut dan sikap masyarakatnya yang anti pati terhadapnya.

Di suatu hari yang cerah, Abu Dazar bernasib baik. Sedang dia berdiri di salah satu pojok Ka’bah, lewat di hadapan beliau Ali bin Abi Thalib dan langsung menegurnya, apakah engkau orang pendatang di kota ini ?

Segera saja Abu Dzar menjawabnya : Ya !

Maka Ali bin Abi Thalib menyatakan kepadanya : Kemarilah ikut ke rumahku.

Maka Abu Dzar pun pergi ke rumah Ali untuk dijamu sebagai tamu. Dia tidak tanya kepada tuan rumah dan tuan rumah pun tidak tanya kepadanya tentang tujuannya datang ke kota Makkah. Dan setelah dijamu, Abu Dzar pun kembali ke Ka’bah tanpa bercerita panjang dengan tuan rumah. Tapi Ali bin Abi Thalib melihat pada gurat wajah tamunya, ada sesuatu keperluan yang sangat dirahasiakannya.

Sehingga ketika esok harinya, Ali berjumpa lagi dengan tamunya di Ka’bah dan segera menanyainya : Apakah hari ini anda akan kembali ke kampung ?”.

Abu Dzar menjawab dengan tegas : “Belum !”.

Mendapat jawaban demikian, Ali tidak tahan lagi untuk menanyainya : “Apa sesungguhnya urusanmu, dan apa pula yang mendatangkanmu ke mari ?”.

Dan Abu Dzar pun terperangah mendapat pertanyaan demikian dari satu-satunya orang Quraisy yang telah menjamunya dan mengakrabkan dirinya dengan tamu asing ini. Tetapi Abu Dzar tidak lagi merasa asing dengan orang yang menjamunya ini, sehingga mendapat pertanyaan demikian langsung saja dia balik mengajukan syarat bernada tantangan : “Bila engkau berjanji akan merahasiakan jawabanku, aku akan menjawab pertanyaanmu”.

Langsung saja Ali menyatakan janjinya : “Aku berjanji untuk menjaga rahasiamu”.

Dan Abu Dzar tidak ragu lagi dengan janji pemuda Quraisy yang terhormat ini, sehingga dengan setengah berbisik dia menjelaskan kepada Ali : “Telah sampai kepada kami berita, bahwa telah keluar seorang Nabi”.

Mendengar kata-kata Abu Dzar itu Ali menyambutnya dengan gembira dan menyatakan kepadanya : “Engkau sungguh benar dengan ucapanmu ?! ikutilah aku kemana aku berjalan dan masuklah ke rumah yang aku masuki. Dan bila aku melihat bahaya yang mengancammu, maka aku akan memberi isyarat kepadamu dengan berdiri mendekat ke tembok dan aku seolah-olah sedang memperbaiki alas kakiku. Dan bila aku lakukan demikian, maka segera engkau pergi menjauh”.

Maka Abu Dzar pun mengikuti Ali kemanapun dia berjalan, dan dengan tidak mendapati halangan apa-apa, akhirnya dia sampai juga di hadapan Rasulullah SAW dan langsung menanyakan kepada beliau.

Inilah saat yang paling dinanti oleh Abu Dzar dan ketika Rasulullah menawarkan Islam kepadanya, segera Abu Dzar menyatakan masuk Islam dituntun Nabi Muhammad SAW dengan mengucapkan dua kalimah syahadat. Rasulullah SAW berwasiat kepadanya : “Wahai Aba Dzar, sembunyikanlah keislamanmu ini, dan pulanglah ke kampungmu !, maka bila engkau mendengar bahwa kami telah menang, silakan engkau datang kembali untuk bergabung dengan kami”.

Mendengar wasiat tersebut Abu Dzar menegaskan kepada Rasulullah SAW: “Demi yang mengutus engkau dengan kebenaran, sungguh aku akan meneriakkan di kalangan mereka bahwa aku telah masuk Islam”.

Dan Rasulullah mendiamkan tekat Abu Dzar tersebut.

Segera saja Abu dzar menuju Masjidil Haram dan di hadapan Ka’bah banyak berkumpul para tokoh-tokoh kafir Quraisy. Demi melihat banyaknya orang berkumpul padanya, Abu Dzar berteriak dengan sekeras- keras suara dengan menyatakan :
“Wahai orang-orang Quraisy, aku sesungguhnya telah bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah dan aku bersaksi pula Muhammad itu adalah hamba dan utusan Allah”.

Mendengar omongan itu, para dedengkot kafir Quraisy marah besar dan mereka berteriak memerintahkan orang-orang di situ : “Bangkitlah kalian, kejar orang murtad itu”.

Maka segera orang-orang mengerumuni Abu Dzar sembari memukulinya dengan nafsu ingin membunuhnya. Syukurlah waktu itu masih ada Al Abbas bin Abdul Mutthalib tokoh Bani Hasyim paman Rasulillah yang disegani kalangan Quraisy. Sehingga Al Abbas berteriak kepada masyarakat yang sedang beringas memukuli Abu Dzar : “Celakalah kalian, apakah kalian akan membunuh seorang dari kalangan Bani Ghifar yang kalian harus melalui kampungnya di jalur perdagangan kalian”.

Demi masyarakat mendapat teriakan demikian, merekapun melepaskan Abu Dzar yang telah babak belur bersimbah darah akibat dari pengeroyokan itu. Demikianlah Abu Dzar, sosok pria pemberani yang bila meyakini kebenaran sesuatu perkara, dia tidak akan peduli menyatakan keyakinannya di hadapan siapapun meskipun harus menghadapi resiko seberat apapun. Dan apa yang dihadapinya hari ni, tidak menciutkan nyalinya untuk mengulang proklamasi keimanannya di depan Ka’bah menantang para dedengkot kafir Quraisy. Keesokan harinya dia mengulangi proklamasi keimanan yang penuh keberanian itu, dan teriakan syahadatainnya menimbulkan kembali berangnya para tokoh kafir Quraisy. Sehingga mereka memerintahkan untuk mengeroyok seorang Abu Dzar untuk kedua kalinya. Dan untuk kedua kalinya ini, Al Abbas berteriak lagi seperti kemarin dan Abu Dzarpun dilepaskan oleh masa yang sedang mengamuk itu dalam keadaan babak belur bersimbah darah seperti kemarin.

Setelah dia puas membikin marah orang-orang kafir Quraisy dengan proklamasi masuk Islamnya, meskipun dia harus beresiko hampir mati dikeroyok masa. Barulah dia bersemangat melaksanakan wasiat Rasulullah SAW untuk pulang ke kampungnya di kampung Bani Ghifar. Abu Dzar pulang ke kampungnya, dan di sana dia rajin menda’wahi keluarganya. Unais Al Ghifari, adik kandungnya, telah masuk Islam, kemudian disusul ibu kandungnya yang bernama Ramlah bintu Al Waqi’ah Al Ghifariah juga masuk Islam. Sehingga separoh Bani Ghifar telah masuk Islam. Adapun separoh yang lainnya, telah menyatakan bahwa bila Nabi Muhammad SAW telah hijrah ke Madinah maka mereka akan masuk Islam. Maka segera saja mereka berbondong-bondong masuk Islam setelah sampainya berita di kampung mereka bahwa Rasulullah sallallahu alaihi wa aalihi wa sallam telah hijrah ke Al Madinah An Nabawiyah.

Hijrah Ke Al Madinah :

Dengan telah masuk Islamnya seluruh kampung Bani Ghifar, dan setelah peperangan Badar dan Uhud dan Khandaq, Abu Dzar bergegas menyiapkan dirinya untuk berhijrah ke Al Madinah dan langsung menemui Rasulullah SAW di masjid beliau. Dan sejak itu Abu Dzar berkhidmat melayani berbagai kepentingan pribadi dan keluarga Rasulullah SAW. Dia tinggal di Masjid Nabi dan selalu mengawal dan mendampingi Nabi SAW kemanapun beliau berjalan. Sehingga Abu Dzar banyak menimba ilmu dari Rasulullah SAW. Sehingga Rasulullah SAW sangat mencintainya dan selalu mencari Abu dzar di setiap majlis beliau dan beliau menyesal bila di satu majlis, Abu Dzar tidak hadir padanya. Sehingga beliau menanyakan, mengapa dia tidak hadir dan ada halangan apa.

Begitu dekatnya Abu Dzar dengan Rasulullah SAW, dan begitu sayangnya beliau kepada Abu Dzar, sehingga disuatu hari pernah Abu Dzar meminta jabatan kepada Rasulullah SAW. Maka beliau langsung menasehatinya : (tulis hadisnya di Thabaqat Ibnu Sa’ad 3 / 164)
“Sesungguhnya engkau adalah orang yang lemah, dan sesungguhnya jabatan itu adalah amanah, dan sesungguhnya jabatan itu akan menjadi kehinaan dan penyesalan bagi orang yang menerima jabatan itu, kecuali orang yang mengambil jabatan itu dengan cara yang benar dan dia menunaikan amanah jabatan itu dengan benar pula”. HR. Ibnu Sa’ad dalam Thabaqatnya.

Rasulullah SAW pernah berpesan kepadanya :
(tulis haditsnya di kitab Hilyatul Auliya’ 1 / 162)
“Wahai Abu Dzar, engkau adalah seorang yang shaleh, sungguh engkau akan ditimpa berbagai mala petaka sepeninggalku”. Maka Abu Dzarpun bertanya : Apakah musibah itu sebagai ujian di jalan Allah ?”, Rasulullahpun menjawab : “Ya, di jalan Allah”. Dengan penuh semangat Abu Dzarpun menyatakan : “Selamat datang wahai mala petaka yang Allah taqdirkan”. HR. Abu Nu’aim Al Asfahani dalam kitab Al Hilyah jilid 1 hal. 162.

Asma’ bintu Yazid bin As Sakan menceritakan, bahwa di suatu hari Abu Dzar setelah menjalankan tugas kesehariannya melayani Rasulullah sallallahu alaihi wa aalihi wasallam, dia beristirahat di masjid, dan memang tempat tinggalnya di masjid. Maka masuklah Nabi SAW ke masjid dan mendapati Abu Dzar dalam keadaan sedang tiduran padanya. Maka Rasulullah meremas jari jemari telapak kakinya dengan telapak kaki beliau, sehingga Abu Dzarpun duduk dengan sempurna.

Rasulullah menanyainya : Tidakkah aku melihat engkau tidur ?.
Maka dia menjawab : Dimana lagi aku bisa tidur, apakah ada rumah bagiku selain masjid ?

Maka Rasulullah pun duduk bersamanya, kemudian beliau bertanya kepadanya : Apa yang akan engkau lakukan bila engkau diusir dari masjid ini ?.

Abu Dzar menjawabnya :Aku akan pindah ke negeri Syam, karena Syam adalah negeri tempat hijrah, dan negeri hari kebangkitan di padang mahsyar, dan negeri para Nabi, sehingga aku akan menjadi penduduk negeri itu.

Kemudian Rasulullah SAW bertanya lagi kepadanya : Bagaimana pula bila engkau diusir dari negeri Syam ?

Maka Abu Dzar menjawab : Aku akan kembali ke Masjid ini dan akan aku jadikan masjid ini sebagai rumahku dan tempat tinggalku.

Kemudian Nabi bertanya lagi : Bagaimana kalau engkau diusir lagi dari padanya ?

Abu Dzar menjawab : Kalau begitu aku akan mengambil pedangku dan aku akan memerangi pihak yang mengusirku sehingga aku mati.

Maka Rasulullah sallallahu alaihi wa aalihi wasallam tersenyum kecut mendengar jawaban Abu Dzar itu dan beliau menyatakan kepadanya : Maukah aku tunjukkan kepadamu yang lebih baik darinya ?

Segera saja Abu Dzar menyatakan : Tentu, demi bapakku dan ibuku wahai Rasulullah.

Maka beliaupun menyatakan kepadanya : “Engkau ikuti penguasamu, kemana saja dia perintahkan kamu, engkau pergi kemana saja engkau digiring oleh penguasamu, sehingga engkau menjumpaiku (yakni menjumpaiku di alam qubur) dalam keadaan mentaati penguasamu itu”. HR. Ahmad dalam Musnadnya jilid 6 hal. 457.

Disamping berbagai wasiat Rasulullah SAW tersebut, diriwayatkan pula pujian dari Nabi SAW kepada Abu Dzar sebagai berikut ini : (tulis haditsnya di Thabaqat Ibnu Sa’ad jilid 3 hal. 161).
“Tidak ada makhluq yang berbicara di kolong langit yang biru dan yang dipikul oleh bumi, yang lebih benar ucapannya dari Abu Dzar”. HR. Ibnu Sa’ad dalam Thabaqatnya jilid 3 hal 161, juga diriwayatkan oleh At Tirmidzi dalam Sunannya, hadits ke 3801 dari Abdullah bin Amer radhiyallahu ‘anhuma.

Abu Dzar berjuang sendirian

Setelah wafatnya Rasulullah SAW, Abu Dzar cenderung menyendiri. Tampak benar kesedihan pada wajahnya. Dia adalah orang yang keras, tegas, pemberani, dan sangat kuat berpegang dengan segenap ajaran Nabi Muhammad SAW disamping kebenciannya kepada segala bentuk kebid’ahan (yakni segala penyimpangan dari ajaran Nabi SAW). Dia adalah orang yang penyayang terhadap orang-orang lemah dari kalangan faqir dan miskin. Karena dia terus-menerus berpegang dengan wasiat Nabi sebagaimana yang beliau ceritakan : (artinya)
“Telah berwasiat kepadaku orang yang amat aku cintai (Yakni Rsaulullah) dengan tujuh perkara : Beliau memerintahkan aku untuk mencintai orang-orang miskin dan mendekati mereka, dan beliau memerintahkan aku untuk selalu melihat keadaan orang yang lebih menderita dariku. Beliau memerintahkan kepadaku juga untuk aku tidak meminta kepada seseorangpun untuk mendapatkan keperluanku sedikitpun, dan aku diperintahkan untuk tetap menyambung silaturrahmi walaupun karib kerabatku itu memboikot aku. Demikian pula aku diperintahkan untuk mengucapkan kebenaran walaupun serasa pahit untuk diucapkan, dan aku tidak boleh takut cercaan siapapun dalam menjalankan kebenaran. Aku dibimbing olehnya untuk selalu mengucapkan la haula wala quwwata illa billah (yakni tidak ada daya upaya dan tidak ada kekuatan kecuali dengan bantuan Allah), karena kalimat ini adalah simpanan perbendaharaan yang diletakkan di bawah Arsy Allah”. HR. Ahmad dalam Musnadnya jilid 5 hal. 159.

Abu Dzar mempunyai pendapat yang dirasa ganjil oleh banyak orang yang hidup di zamannya, tetapi mereka tidak bisa membantahnya. Diriwayatkan oleh Al Ahnaf bin Qais sebuah kejadian yang menunjukkan betapa berbedanya Abu Dzar dari yang lainnya, kata Al Ahnaf :

“Aku pernah masuk kota Al Madinah di suatu hari. Ketika itu aku sedang duduk di suatu halaqah (ya’ni duduk bergerombol dengan formasi duduknya melingkar) dengan orang-orang Quraisy. Tiba-tiba datanglah ke halaqah itu seorang pria yang compang camping bajunya, badannya kurus kering, dan wajahnya menunjukkan kesengsaraan hidup, dan orang inipun berdiri di hadapan mereka seraya berkata : Beri kabar gembira bagi orang-orang yang menyimpan kelebihan hartanya, dengan ancaman adzab Allah berupa dihimpit batu yang amat panas karena batu itu dibakar diatas api, dan batu itu pun diletakkan di dadanya sehingga sampai tenggelam padanya sehingga batu panas itu keluar dari pundaknya. Dan juga diletakkan batu panas itu di tulang pundaknya sehingga keluar di dadanya, demikian terus sehingga batu panas itu naik turun antara dada dan tulang pundaknya. Mendengar omongan orang ini, hadirin yang ada di halaqah itu menundukkan kepalanya. Maka aku melihat, tidak ada seorangpun yang menyapanya dari hadirin yang duduk di halaqah itu. Sehingga orang itu pun segera meninggalkan halaqah tersebut dan duduk menjauh daripadanya .

Maka akupun bertanya kepada yang hadir di halaqah itu : Siapakah dia ini ?, mereka menjawab :

Dia adalah Abu Dzar. Demi aku melihat keadaan demikian, akupun mendatangi tempat dia duduk menyendiri dan akupun duduk dihadapannya dan aku katakan kepadanya : Aku melihat, mereka yang duduk di halaqah itu tidak suka dengan apa yang engkau ucapkan.

Abu Dzarpun menyatakan : Mereka itu adalah orang-orang yang tidak mengerti sama sekali. Sesungguhnya kekasihku Abul Qasim (yakni Nabi Muhammad) SAW pernah memanggil aku dan akupun segera memenuhi panggilan beliau. Maka beliaupun menyatakan kepadaku : Engkau lihat gunung Uhud itu ?!.

Aku melihat gunung itu dalam keadaan diterpa oleh sinar matahari pada punggungnya, dan aku menyangka beliau akan menyuruh aku untuk suatu keperluan padanya. Maka aku menjawab pertanyaan beliau : Aku melihatnya.

Kemudian beliaupun bersabda : Tidaklah akan menyenangkan aku kalau seandainya aku punya emas sebesar itu, kecuali bila aku shodaqahkan semuanya sehingga tidak tersisa daripadanya kecuali tiga dinar (untuk keperluanku).

Selanjutnya Abu Dzar menyatakan : Tetapi kemudian mereka itu kenyataannya selalu mengumpulkan dunia, mereka tidak mengerti sama sekali.

Aku katakan kepadanya : Ada apa antara engkau dengan saudara-saudarmu dari kalangan orang-orang Quraisy. Mengapa engkau tidak minta bantuan dari mereka sehingga engkau mendapatkan sebagian harta mereka.

Abu Dzar menjawab dengan tegas dan lantang :Tidak ! Demi Tuhanmu, aku tidak akan meminta dunia sedikitpun kepada mereka dan aku tidak akan minta fatwa dari mereka tentang agama, sehingga aku mati bergabung dengan Allah dan RasulNya”. Demikian diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam Shahihnya hadits ke 1407 – 1408 dan Muslim dalam Shahihnya hadits ke 992 / 34 – 35.

Abu Dzar sangat keras dengan pendiriannya. Dia berpendapat bahwa menyimpan harta yang lebih dari keperluannya itu adalah haram. Sedangkan keumuman para Shahabat Nabi berpendapat, bahwa boleh menyimpan harta dengan syarat bahwa harta itu telah dizakati (yakni dikeluarkan zakatnya). Bahkan Abu Dzar menjauh dari para Shahabat Nabi SAW yang mulai makmur hidupnya karena menjabat jabatan di pemerintahan.

Hal ini diceritakan oleh Abu Buraidah sebagai berikut :
“Ketika Abu Musa Al Asy’ari datang ke Madinah, dia langsung menemui Abu Dzar. Maka Abu Musa berusaha merangkul Abu Dzar, padahal Abu Musa adalah seorang pria yang kurus dan pendek. Sedangkan Abu Dzar adalah seorang pria yang hitam kulitnya dan lebat rambutnya. Maka ketika Abu Musa berusaha merangkulnya, dia mengatakan : Menjauhlah engkau dariku !

Abu Musa mengatakan kepadanya : Marhaban wahai saudaraku.

Abu Dzarpun menyatakan kepadanya sambil mendorongnya untuk menjauh darinya : “Aku bukan saudaramu, dulu memang aku saudaramu sebelum engkau menjabat jabatan di pemerintahan”.

Selanjutnya Abu Buraidah menceritakan : Kemudian setelah itu datanglah Abu Hurairah menemuinya. Juga Abu Hurairah berusaha merangkulnya dan menyatakan kepadanya : Marhaban wahai saudaraku.

Abu Dzar menyatakan kepadanya : Menjauhlah engkau dariku, apakah engkau menjabat satu jabatan dalam pemerintahan ? Abu Hurairah menjawab : Ya, aku menjabat jabatan dalam pemerintahan.

Abu Dzar selanjutnya menanyainya : Apakah engkau berlomba-lomba membangun bangunan yang tinggi, atau membikin tanah pertanian, atau hewan piaraan ?

Abu Hurairah menjawab : Tidak. Maka Abu Dzarpun menyatakan kepadanya : Kalau begitu engkau saudaraku, engkau saudaraku”.

Demikian diriwayatkan kisah ini oleh Ibnu Sa’ad dala Thabaqatnya jilid 3 halaman 163.

Sikap Abu Dzar yang demikian keras, karena amat kuat berpegang dengan wasiat Rasulullah SAW kepadanya :
(tulis haditsnya dalam Thabaqat Ibnu Sa’ad jilid 3 hal. 162)
“Orang yang paling dekat diantara kalian dariku di hari kiamat, adalah yang keadaan hidupnya ketika meninggal dunia, seperti keadaannya ketika aku meninggalkannya untuk mati”. HR. Ibnu Sa’ad dalam Thabaqatnya jilid 3 hal. 162.

Abu Dzar keadaannya ketika Rasulullah SAW meninggal dunia, ialah sangat melarat. Dia ingin mempertahankan kondisi melarat itu ketika dia meninggal dunia nanti, karena ingin mendapatkan posisi yang paling dekat dengan Rasulullah SAW di hari kiamat kelak.

Dengan sikap hidup yang demikian, Abu Dzar tidak punya teman dari kalangan sesama para Shahabat Nabi SAW. Dia pernah tinggal di negeri Syam di zaman pemerintahan Utsman bin Affan RA. Waktu itu gubernur negeri Syam adalah Mu’awiyah bin Abi Sufyan RA. Maka Mu’awiyah merasa terganggu dengan sikap hidupnya, sehingga meminta kepada Amirul Mu’minin Utsman bin Affan untuk memanggilnya ke Madinah kembali. Abu Dzar akhirnya dipanggil kembali ke Madinah oleh Utsman dan tentu dia segera menta’ati panggilan itu.

Sesampainya di Madinah segera saja Abu Dzar menghadap Amirul Mu’minin Utsman bin Affan. Abu Dzar diberi tahu oleh Amirul Mu’minin bahwa dia dikehendaki untuk tinggal di Madinah menjadi orang dekatnya Amirul Mu’minin Utsman.

Mendengar penjelasan itu Abu Dzar menegaskan kepada beliau : “Wahai Amirul Mu’minin, aku tidak senang dengan posisi demikian. Izinkanlah aku untuk tinggal di daerah perbukitan Rabadzah di luar kota Madinah”.

Maka Amirul Mu’mininpun mengizinkannya dan memerintahkan untuk membekali Abu Dzar dengan beberapa ekor ternak dan budak belian untuk membantunya. Tetapi Abu Dzar menolaknya dengan menyatakan kepada beliau : “Cukuplah bagi Abu Dzar, beberapa ekor ternak miliknya sendiri”.

Abu Dzar segera berangkat ke Rabadzah, dan di perbukitan tersebut tidak ada manusia yang tinggal di sana. Dia ingin mengasingkan diri di sana, demi melihat kebanyakan orang merasa terganggu dengan berbagai ungkapannya dan pendapatnya. Dia tinggal di tempat pengasingannya dengan anak perempuannya dan budak wanita miliknya yang hitam dan jelek rupa.

Budak wanita itu dibebaskannya kemudian dinikahinya sebagai istri. Abu Dzar menghabiskan waktunya untuk berdzikir kepada Allah dan membaca Al Qur’an. Sesekali dia turun ke Madinah karena takut tergolong orang yang kembali menjadi badui setelah hijrah. Yang demikian itu dilarang oleh Rasulullah SAW.

Di suatu hari ketika Abu Dzar turun ke Al Madinah, sempat dia berkunjung ke Amirul Mu’minin dan di sana ada Ka’ab dan Abdullah bin Abbas sedang membicarakan tentang dibagi-baginya harta warisan Abdurrahman bi A’uf.

Maka Amirul Mu’minin bertanya kepada Ka’ab : Wahai Aba Ishaq, bagaimana menurut pendapatmu bila harta seseorang itu yang telah ditunaikan zakatnya, apakah akan menjadi mala petaka bagi yang mengumpulkannya.

Maka Ka’ab menjawab : Bila harta itu adalah kelebihan dari harta yang telah ditunaikan padanya haqnya Allah (yakni zakat), maka yang demikian itu tidak mengapa.

Mendengar jawaban itu Abu Dzar bangun dari tempat duduknya dan langsung memukul Ka’ab dengan tongkatnya pada bagian diantara kedua telinganya sehingga melukainya. Abu Dzar menyatakan kepada Ka’ab : Wahai anaknya perempuan Yahudi, kamu menganggap tidak ada kewajiban atasnya dalam perkara hartanya bila dia telah menunaikan zakat atas hartanya. Sedangkan Allah telah berfirman : (artinya) ”Dan mereka lebih mengutamakan saudaranya dari pada dirinya walaupun menyulitkan dirinya”. S. Al Hasyr 9, juga Allah berfirman : (artinya) ”Mereka kaum Mu’minin itu memberi makan kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan”. S. Ad Daher (dinamakan juga S. Al Insan) ayat ke 8. Dan beberapa ayat lainnya dari Al Qur’an yang semakna dengan ayat-ayat tersebut, yang merupakan dalil-dalil bagi Abu Dzar atas pendapatnya bahwa seseorang itu dianggap belum menunaikan kewajibannya atas hartanya bila dia belum menghabiskannya untuk shadaqah, kecuali meninggalkannya untuk keperluan mendesak bagi keluarganya.

Melihat kejadian itu, Amirul Mu’minin segera menegur Abu Dzar :

“Takutlah engkau kepada Allah wahai Aba Dzar, tahanlah tanganmu dari perbuatan itu dan tahanlah lisanmu untuk mengucapkan ucapan sekeras itu kepada saudaramu”.

Juga Amirul Mu’minin meminta kepada Ka’ab untuk memaafkan Abu Dzar dan tidak menuntut hukum qishas (yakni hukum balas) atas Abu Dzar dengan tindakannya melukai kepala beliau.

Dan Ka’abpun akhirnya memaafkannya. Abu Dzar kembali ketempat pengasingannya di Rabadzah dengan penuh kekecewaan dan kemarahan. Dia semakin senang untuk menyendiri dan semakin rindu untuk bertemu Allah dan RasulNya. Sampailah akhirnya dia menderita sakit ditempat pengasingannya. Dia hanya ditemani oleh anak istrinya di saat-saat akhir hidupnya. Tidak ada orang yang tahu bahwa Abu Dzar sedang sakit dan menderita dengan sakitnya. Bertambah hari tampak bertambah berat penyakit yang dideritanya. Dalam kondisi demikian, istrinya menangis dihadapannya.

Abu Dzar menegurnya : “Mengapa engkau menangis ?”.

Istrinya menjawab : “Aku menangis karena engkau pasti akan tiada lagi, dalam keadaan aku tidak punya kain kafan untuk membungkus jenazahmu”.

Maka Abu Dzar menasehati istrinya : “Jangan engkau menangis, karena aku telah pernah mendengar Rasulullah sallallahu alaihi wa aalihi wasallam bersabda di suatu hari dan aku ada di samping beliau bersama sekelompok orang yang lainnya. Beliau bersabda : “Sungguh salah seorang dari kalian akan meninggal dunia di padang pasir yang akan disaksikan oleh sekelompok kaum Mu’minin”.

Kemudian Abu Dzar melanjutkan nasehatnya kepada istrinya : “Ketahuilah olehmu, semua orang yang hadir bersama aku waktu itu di hadapan Rasulullah, telah mati semua di kampung dan desanya. Dan tidak tertinggal di dunia ini dari yang hadir itu kecuali aku. Maka sudah pasti yang akan mati di padang pasir seperti yang dikabarkan oleh beliau itu adalah aku. Oleh karena itu sekarang engkau lihatlah ke jalan. Engkau pasti nanti akan melihat apa yang aku katakan. Aku tidaklah berdusta dan aku tidak didustai dengan berita ini (yakni pasti engkau akan mendapati sekelompok orang yang akan menyaksikan peristiwa kematianku seperti yang diberitakan oleh Rasulullah)”.

Istrinya menyatakan kepadanya : “Bagaimana mungkin akan ada orang yang engkau katakan, sedang musim haji telah lewat ?!”.

Abu Dzar tetap meyakinkan istrinya untuk melihat ke arah jalan : “Lihatlah jalan !”.

Maka istrinya menuruti beliau mengamati jalanan yang ada didepan Rabadzah. Dan ternyata, ketika si istri sedang mengamati jalan di depan Rabadzah, apakah ada rombongan yang berlalu padanya, tiba-tiba dilihat olehnya dari kejauhan serombongan kafilah sedang mendekat ke arah Rabadhah yang menandakan bahwa mereka akan melewati jalan di depan Rabadzah.

Amat gembira tentunya istri Abu Dzar melihatnya, sehingga rombongan itupun berhenti didepannya. Orang-orang di rombongan itupun menanyainya : Ada apa engkau ada di sini ?

Maka perempuan itupun menyatakan kepada mereka : “Di sini ada seorang pria Muslim yang hendak mati, hendaknya kalian mengkafaninya, semoga Allah membalas kalian dengan pahalaNya”.

Maka merekapun menanyainya : “Siapakah dia ?”

Perempuan itu menjawab : “Dia adalah Abu Dzar”.

Mendengar jawaban itu mereka berlarian turun dari kendaraannya masing-masing menuju gubuknya Abu Dzar. Dan ketika mereka sampai di gubuk itu, mereka mendapati Abu Dzar sedang terkulai lemas di atas tempat tidurnya. Tapi masih sempat juga Abu Dzar memberi tahu mereka : “Bergembiralah kalian, karena kalianlah yang diberitakan Nabi sebagai sekelompok kaum Mu’minin yang menyaksikan saat kematian Abu Dzar”.

Kemudian Abu Dzar menyatakan kepada mereka : “Kalian menyaksikan bagaimana keadaanku hari ini. Seandainya jubbahku mencukupi sebagai kafanku, niscaya aku tidak dikafani kecuali dengannya. Aku memohon kepada kalian dengan nama Allah, hendaklah janganlah ada yang mengkafani jenazahku nanti seorangpun dari kalian, orang yang pernah menjabat sebagai pejabat pemerintah, atau tokoh masyarakat, atau utusan pemerintah untuk satu urusan”.

Semua anggota rombongan itu adalah orang-orang yang pernah menjabat berbagai kedudukan itu, kecuali seorang pemuda Anshar, yang menyatakan kepadanya : “Aku adalah orang yang engkau cari dengan persyaratan itu. Aku mempunyai dua jubbah dari hasil pintalan ibuku. Satu dari padanya ada di kantong tas bajuku, sedang yang lainnya ialah baju yang sedang aku pakai ini”.

Mendengar omongan pemuda Anshar itu Abu Dzar amat gembira, kemudian dengan serta merta menyatakan kepadanya : “Engkaulah orang yang aku minta mengkafani jenazahku nanti dengan jubbahmu itu”.

Dengan penuh kegembiraan, Abu Dzar menghembuskan nafas terakhirnya, dan selamat tinggal dunia yang penuh duka dan nestapa ini. Selamat jalan wahai Abu Dzar untuk menemui Allah dan RasulNya yang amat engkau rindukan. Beristirahatlah engkau di sana dari berbagai penderitaan dunia ini. Jenazah Abu Dzar dirawat oleh pemuda Anshar pilihan Abu Dzar, dan segera dishalati serta dikuburkan oleh rombongan kafilah tersebut di Rabadzah itu.

P e n u t u p :

Anak istri Abu Dzar akhirnya diungsikan dari Rabadzah ke Madinah sepeninggalnya. Amirul Mu’minin Utsman bin Affan amat pilu mendengar peristiwa kematian Abu Dzar. Beliau hanya mampu menanggapi berita kematian itu dengan mengucapkan : “Semoga Allah merahmati Abu Dzar”.

Putri Abu Dzar dimasukkan oleh Utsman bin Affan dalam keluarganya.

Demikianlah perjalanan hidup orang yang sangat besar ambisinya kepada kenikmatan hidup di akherat dan amat mengecilkan serta merendahkan dunia. Dia amat konsisten dengan pandangan hidupnya, sampaipun dibawa mati. Memang tidak mesti orang yang sendirian itu dianggap salah, asalkan dia menjalani kesendirian itu dengan bimbingan ilmu Al Qur’an dan As Sunnah dengan pemahaman yang benar, yaitu pemahaman Salafus Shaleh.

Duhai, betapa berat untuk istiqamah di atas kebenaran itu. Di zaman pemerintahan Utsman bin Affan yang penuh limpahan barokah dan ilmu Al Qur’an dan As Sunnah serta masyarakat yang diliputi oleh kejujuran dan ketaqwaan, sempat ada orang yang kecewa dengan masyarakat itu, sehingga memilih hidup menyendiri sampai dijemput mati. Apatah lagi di zaman ini, masyarakat diliputi oleh kejahilan tentang ilmu Al Qur’an dan Al Hadits. Masyarakat yang jauh dari ketaqwaan, sehingga para pendustanya amat dipercaya dan diikuti, sedangkan orang-orang yang jujur justru dianggap pendusta dan dijauhi. Kalaulah tidak karena pertolongan, petunjuk dan bimbingan Allah, niscaya kita semua di zaman ini akan binasa dengan kesesatan, kedustaan dan pengkhianatan serta fitnah yang mendominasi hidup ini. Tapi ampunan dan rahmat Allah jualah yang kita harapkan untuk mengantarkan kita kepada keridho’anNya.


Daftar Pustaka :
1. Al Qur’an Al Karim.
2. Fathul Bari Syarah Shahih Al Bukhari, Ibnu Hajr Al Asqalani.
3. Al Minhaj Fi Syarah Shahih Muslim bin Al Hajjaj, Al Imam Abu Zakaria AnNawawi.
4. At Thabaqatul Kubra, Muhammad bin Sa’ad.
5. Hilyatul Awliya’ Wa Thabaqatul Ashfiya’, Al Hafidl Abu Nu’aim Al Asfahani.
6 . Siyar A’lamin Nubala’, Al Imam Adz Dzahabi.
7. Musnad Imam Ahmad, Al Imam Ahmad bin Hanbal Asy Syaibani.
8. Sunan At Tirmidzi, Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah At tirmidzi.
Semoga kita bisa mengambil hikmah dari catatan ini
Lanjutkan Membaca ...