HATI-HATI 10 HAL PEMBATAL SYAHADAT

Allah telah mewajibkan bagi seluruh hambanya untuk masuk ke dalam Islam dan berpegang teguh dengan ajaran-Nya dan menjauhi segala sesuatu yang menyimpang darinya....

Mengenal dan Memahami Manusia dalam ISLAM

Inilah hal pertama yang harus kita pelajari dalam islam yaitu mengenal manusia, mengenal diri kita. Jika ada anak yang tidak berbakti kepada orang tuanya,....

Trading Forex Modal Gratis 15$

Anda mudah dalam Membuka Account Live untuk transaksi real, tidak terbatas membuka akun demo sebagai sarana untuk menguji atau latian, berbagai jenis account forex...

Mengenal Al-Quran.

Al-Quran berasal dari kata : ?َ?? - ???? - ????? - ????? berarti bacaan. Al-Quran adalah Kalamullah yang mulia dan terpelihara

Mengenal Allah

Mengenal Allah SWT, adalah suatu bagian terpenting bagi seorang yang mendeklarasikan dirinya seorang Muslim. Manalah mungkin ia bisa mengatakan dengan lantang bahwa dirinya muslim, sementara ia tidak mengenal dan memahami Allah yang menjadi sembahannya.

Skenario Global Kehidupan Manusia

Kehidupan dibumi telah dilalui pada suatu masa yang penuh dengan kegelapan. Tidak ada toleransi dan persamaan hak diantara mereka. Pertumpahan darah dan permusuhan berlangsung sebagai suatu hal yang biasa.

Makna Dien-ul-Islam

Sesungghnya Islam itu dien samawi yang befungsi sebagai rahmat dan nikmat bagi manusia seluruhnya. Din Islam memiliki nilai kesempurnaan yang tinggi, lagi pula sesuai dengan fitrah manusia dan cocok dengan tuntutan hati nuranimanusia seluruhnya sebagai makhluk ciptaan Allah dalam menerima Dinullah yang hak.

10 Des 2011

Manfaat Herbal Daun dan Buah Sirsak bagi Penderita Kanker

Daun Sirsak Lebih Kuat 10.000 Kali Daripada Kemoterapi untuk Mengobati Kanker Serviks

Sirsak, buah agak masam yang sering kita jumpai ternyata memiliki manfaat yang besar dan ampuh bagi penderita kanker. Sirsak di berbagai wilayah Indonesia di kenal juga dengan nama nangka sabrang, nangka londo, nangka buris, dan di Bali lebih dikenali sebagai srikaya Jawa. Dan Nama latin buah Sirsak bernama Annona Muricata. Rasanya yang manis keasaman itu memberikan sensasi bagi para penggemarnya. Bagi yang senang sarapan dengan roti, buah sirsak juga sering ditambahkan dalam bentuk selai. Apapun bentuk olahannya, cita rasa sirsak tetap melekat kuat pada produk, sehingga sangat mudah dikenali.

Berikut ini adalah kandungan yang terdapat pada buah Sirsak:


Banyak khasiat buah sirsak yang belum diketahui oleh masyarakat umum. Buah ini memberikan efek anti tumor/kanker yang sangat kuat,dan terbukti secara medis menyembuhkan segala jenis penyakit kanker. Selain menyembuhkan kanker, buah sirsak juga berfungsi sebagai anti bakteri,anti jamur(fungi),effektive melawan berbagai jenis parasit/cacing, menurunkan tekanan darah tinggi, depresi, stress, dan menormalkan kembali sistim syaraf yang kurang baik.
  • Sirsak memiliki kandungan kadar sodium (natrium) yang rendah (14 mg/100 g) tetapi tinggi potasium (kalium), yaitu 278 mg/l00 g. Perbandingan kalium dan natrium yang tinggi sangat menguntungkan dalam rangka pencegahan penyakit hipertensi.
  • Kaya Vitamin C . Vitamin yang paling dominan pada buah sirsak adalah vitamin C, yaitu sekitar 20 mg per 100 gram daging buah. Kebutuhan vitamin C per orang per hari (yaitu 60 mg), telah dapat dipenuhi hanya dengan mengkonsumsi 300 gram daging buah sirsak. Kandungan vitamin C yang cukup tinggi pada sirsak merupakan antioksidan yang sangat baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan memperlambat proses penuaan (tetap awet muda).
    Mineral yang cukup dominan adalah fosfor dan kalsium, masing-masing sebesar 27 dan 14 mg/100 g. Kedua mineral tersebut penting untuk pembentukan massa tulang, sehingga berguna untuk membentuk tulang yang kuat serta menghambat osteoporosis.
  • Buah sirsak terdiri dari 67,5 persen daging buah, 20 persen kulit buah, 8,5 persen biji buah, dan 4 persen inti buah. Setelah air, kandungan zat gizi yang terbanyak dalam sirsak adalah karbohidrat. Salah satu jenis karbohidrat pada buah sirsak adalah gula pereduksi (glukosa dan fruktosa) dengan kadar 81,9 – 93,6 persen dari kandungan gula total.
  • Buah sirsak mengandung sangat sedikit lemak (0,3 g/100 g), sehingga sangat baik untuk kesehatan. Rasa asam pada sirsak berasal dari asam organik non volatil, terutama asam malat, asam sitrat, dan asam isositrat.
  • Selain komponen gizi, buah sirsak juga sangat kaya akan komponen non gizi. Salah satu diantaranya adalah mengandung banyak serat pangan (dietary fiber), yaitu mencapai 3,3 g/ 100 g daging buah. Konsumsi 100 g daging buah dapat memenuhi 13 persen kebutuhan serat pangan sehari. Buah sirsak merupakan buah yang kaya akan senyawa fitokimia, sehingga dapat dipastikan bahwa buah tersebut sangat banyak manfaatnya bagi kesehatan.
    Senyawa fitokimia tersebut dipastikan memiliki khasiat bagi kesehatan, walaupun belum semuanya terbukti secara ilmiah. Berbagai manfaat sirsak untuk terapi antara lain pengobatan batu empedu, antisembelit, asam urat, dan meningkatkan selera makan. Selain itu, kandungan seratnya juga berfungsi untuk memperlancar pencernaan, terutama untuk pengobatan sembelit (susah buang air besar)
  • Sari buah (jus) sirsak di dalam sistem pencernaan akan meningkatkan selera makan. Kegunaan lain dari sari buah ini adalah untuk pengobatan pinggang pegal dan nyeri, penyakit wasir (ambeien), batu empedu, dan lain-lain. (Oleh: Prof. DR. Made Astawan, Ahli Teknologi Pangan dan Gizi. (http://kompas.com/ver1/Kesehatan/0608/15/161830.htm)
  • Mineral yang cukup dominan adalah fosfor dan kalsium, masing-masing sebesar 27 dan 14 mg/100 g. Kedua mineral tersebut penting untuk pembentukan massa tulang, sehingga berguna untuk membentuk tulang yang kuat serta menghambat osteoporosis.


Hasil riset beberapa universitas itu membuktikan jika pohon ajaib dan buahnya ini bisa:

  1. 1. Menyerang sel kanker dengan aman dan efektif secara alami, tanpa rasa mual, berat badan turun, rambut rontok, seperti yang terjadi pada terapi kemo.
  2. 2. Melindungi sistim kekebalan tubuh dan mencegah dari infeksi yang mematikan.
  3. 3. Energi meningkat dan penampilan fisik membaik.
  4. 4. Secara efektif memilih target dan membunuh sel jahat dari 12 tipe kanker yang berbeda, di antaranya kanker usus besar, payudara, prostat, paru-paru, dan pankreas.
  5. 5. Daya kerjanya 10.000 kali lebih kuat dalam memperlambat pertumbuhan sel kanker dibandingkan dengan adriamycin dan terapi kemo yang biasa digunakan.
  6. 6. Tidak seperti terapi kemo, sari buah ini secara selektif hanya memburu dan membunuh sel-sel jahat dan tidak membahayakan atau membunuh sel-sel sehat.

Daun Sirsak


Di dalam daun sirsak terdapat zat Annonaceous Acetogenins, yaitu kumpulan senyawa aktif yang berpotensi sebagai sitotoksik yang bermanfaat bagi kesehatan. Artinya, senyawa acetogenins di dalam sirsak dapat membunuh sel kanker. Zat ini juga tidak hanya efektif membunuh sel kanker, tetapi memiliki kekuatan yang melebihi keefektifan adriamycin (obat kometerapi).

Sejak berabad-abad silam, daun sirsak dan bagian pohon sirsak lainnya telah dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional. Penelitian tentang manfaat dan khasiat acetogenins juga banyak dilakukan di berbagai negara. Pemaparan berikut merupakan hasil penelitian mengenai khasiat dan manfaat acetogenins untuk menumpas berbagai penyakit, salah satunya menumpas penyakit ganas seperti kanker.

Resep2 pengobatan tradisional dengan sirsak

  1. Pengobatan Kanker.
    10 lembar daun sirsak yg tua direbus dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas, minum 2 kali per hari selama 2 minggu. Daun sirsak ini katanya sifatnya seperti kemoterapi, bahkan
    lebih hebat lagi karena daun sirsak hanya membunuh sel sel yang tumbuh abnormal dan membiarkan sel sel yang tumbuh normal.
  2. Sakit Pinggang.
    20 lembar daun sirsak, direbus dengan 5 gelas air sampai mendidih hingga tinggal3 gelas, diminum 1 kali sehari 3/4 gelas.
  3. Bayi Mencret.
    Buah-sirsak yang sudah masak. Buah sirsak diperas dan disaring untuk diambil airnya, diminumkan pada bayi yang mencret sebanyak 2-3 sendok makan.
  4. Ambeien.
    Buah sirsak yang sudah masak. Peras untuk diambil airnya sebanyak 1 gelas, diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.
  5. Bisul.
    Daun sirsak yang masih muda secukupnya, tempelkan di tempat yang terkena bisul.
  6. Anyang-anyangen.
    Sirsak setengah masak dan gula pasir secukupnya. Sirsak dikupas dan direbus dengan gula bersama-sama dengan air sebanyak 2 gelas, disaring dan diminum.
  7. Sakit Kandung Air Seni.
    Buah sirsak setengah masak, gula dan garam secukupnya. Semua bahan tersebut dimasak dibuat kolak. Dimakan biasa, dan dilakukan secara rutin setiap hari selama 1 minggu berturut-turut.
  8. Penyakit Liver.  Puasa makanan lain, hanya minum juice sirsak selama 1 minggu
  9. Eksim dan Rematik.  Tumbuk daun sirsak sampai halus dan tempelkan di bagian yang sakit

Daun Sirsak untuk Mencegah Penyakit:

Untuk pencegahan dapat dilakukan dengan mengkonsumsi secara teratur buah sirsak baik dengan cara dimakan langsung atau dalam bentuk jus buah.

Daun Sirsak untuk Mengobati Penyakit:

10 helai daun sirsak yg telah hijau tua, direbus dengan 3 gelas air (600cc), dan dibiarkan hingga tersisa satu gelas air (200 cc). Setelah adem, lalu disaring dan diminum setiap pagi (ada bbrp pasien yg minum pagi-sore). Efeknya, perut akan terasa hangat/panas, lalu badan berkeringat deras.

Perlu diingat bhw obat herbal ini tidak ‘ces-pleng’, artinya setelah minum rutin selama 3-4 minggu efeknya baru kelihatan. Kondisi pasien membaik, bisa beraktifitas kembali, dan stlh diperiksa lab/ dokter ternyata sel-sel kankernya mengering, sementara sel-sel lain yg tumbuh (rambut, kuku, dll) sama sekali tidak terganggu.

Testimoni

‘Selamat ya, sudah hamil.’ Yanti Sumiati bertubi-tubi menerima ucapan itu dari rekan kerja, tetangga, dan saudara pada Mei 2010. Perutnya membesar. Banyak orang menerka ia hamil 5 bulan. Hati Yanti justru remuk‑redam. Sebab, bukan janin dalam kandungan, tetapi kanker serviks yang merenggut nyawa seorang perempuan setiap 4 menit.

Yanti Sumiati mengetahui kanker serviks itu ketika ia memeriksakan diri di sebuah klinik di Warungbuncit, Kotamadya Jakarta Selatan. Bagian bawah perut sakit, ‘Seperti ditusuk-tusuk, nyeri sekali,’ kata perempuan kelahiran Bogor, Jawa Barat, 20 Agustus 1978 itu. Rasa sakit menjalar ke kaki kiri. Kondisi itulah yang mendorong Yanti bergegas ke dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dr Slamet Zaeny SpOG, pada 6 Mei 2010.

Dokter yang memindai Yanti menggeleng-gelengkan kepala. ‘Lihat di monitor, kankernya sebesar kepala bayi,’ kata dr Slamet Zaeny SpOG seperti diulangi oleh Yanti. Kadar CA – indikator adanya sel kanker – 113,39 U/ml; normal, kurang dari 35 U/ml. Sambil berbaring, ia memandangi layar pemindai. Dokter menyarankan Yanti menjalani operasi. Namun, anak ke-3 dari 6 bersaudara itu memilih jalan lain. Sebab, sebelum pemeriksaan itu pada April 2008 ia menjalani operasi untuk mengatasi kista.

Namun, 2 tahun berselang ia terserang kanker serviks. Gejala munculnya kista sama persis dengan kanker serviks itu. Perempuan 32 tahun itu memilih pengobatan herbal. Ia mendatangi herbalis dan diberi 3 jenis herba dalam kapsul untuk sebulan. Sayang, Yanti yang membayar Rp9-juta tak mengetahui jenis tanaman obat yang ia konsumsi.

Batal operasi

Yanti disiplin mengonsumsi 3 kapsul herba itu 3 kali sehari. Namun, tanda-tanda kesembuhan tak kunjung muncul. Malahan perut kian membesar dan nafsu makan hilang. Warga Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasarminggu, Jakarta Selatan, itu juga mengalami insomnia dan merasa serbasalah: miring ke kiri sel kanker yang membesar ikut ke kiri, ke kanan, turut ke kanan. Keadaan itu menyebabkan Yanti memutuskan untuk menjalani operasi pada 10 Agustus 2010.

Sehari sebelumnya, ia menemui kedua orangtuanya di Ciampea, Kabupaten Bogor. Ketika itulah Yanti berjumpa dengan tetangganya, pendiri Pusat Studi Biofarmaka Institut Pertanian Bogor, Prof Dr Ervizal AM Zuhud MS. Zuhud mempunyai informasi tentang khasiat daun sirsak dari beberapa hasil penelitian di mancanegara. Guru besar Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor itu menyarankan agar Yanti mengonsumsi daun sirsak. Keesokan harinya, Yanti membatalkan operasi dan merebus 10 lembar daun sirsak segar dalam 3 gelas air hingga mendidih.

Setelah rebusan dingin, ia meminumnya. Frekuensi 3 kali sehari masing-masing segelas. Istri Fery Firmansyah itu juga menyantap daging buah sirsak sekali sehari. Ia memotong 4 bagian buah berukuran sedang, bobot 6 – 7 ons. Sepotong buah Annona muricata cukup untuk sehari. Pada 24 Agustus 2010, ia kaget bukan kepalang ketika mudah menarik risleting dan mengancingkan celana. Semula bukan hal gampang untuk mengenakan celana akibat perut yang kian membesar. Ia benar-benar baru sadar bahwa perut mengempis.

Pagi itu ia mencoba tidur, tetapi perutnya tanpa gelambir seperti sebelumnya. Ia miring ke kiri dan ke kanan beberapa kali, tetapi tak ada gumpalan dalam perut yang mengikuti gerakan seperti sebelumnya. ‘Saya menangis karena saking senangnya,’ kata perempuan yang menikah pada 2007 itu. Sembuh? Begitulah dugaan Yanti. Sebulan berselang ia menemui dokter spesialis kandungan dan kebidanan. Hasil pemindaian menunjukkan tak ada lagi berjalan di serviks.

Menurut dokter sekaligus herbalis di Jakarta Timur, dr Willie Japaries MARS, hilangnya sel kanker dari serviks Yanti dapat melalui berbagai jalan seperti luruh bersama urine atau feses. Namun, menurut Yanti selama 14 hari konsumsi daun dan buah sirsak hingga perut mengempis, tak ada perubahan warna atau bentuk feses dan urine. Japaries mengatakan cara lain detoksifikasi adalah melalui keringat.

‘Pikiran saya lepas. Saya senang banget,’ katanya dengan wajah berbinar. Setelah perutnya mengempis, Yanti lahap setiap kali makan sehingga tubuh kian segar. Insomnia juga sirna sehingga kini ia bisa tidur nyenyak. Meski begitu hingga kini ia tetap mengonsumsi segelas rebusan daun sirsak sekali sehari.

Perubahan kondisi perut yang semula seperti perempuan hamil lalu mengempis hanya dalam 2 pekan itu sangat cepat. Semula Zuhud memprediksi, perubahan itu baru tercapai setelah 3 bulan Yanti rutin mengonsumsi daun kerabat srikaya itu. Prediksi 90 hari itu berdasarkan informasi yang ia peroleh di internet.

Yanti Sumiati bukan satu-satunya yang merasakan khasiat daun anggota famili Annonaceae. Contoh lain, Sri Haryanto di Yogyakarta yang mengidap kanker prostat dan Yulisnawati (kanker payudara di Palembang, Sumatera Selatan).

Dokter juga menyarankan operasi pada Yulisnawati. Namun, ia lebih memilih mengonsumsi rebusan segelas daun sirsak 3 kali sehari. Dua bulan berselang, kondisi kesehatannya kian membaik. Yulisnawati belum mengecek ulang kondisi kanker. Pada kasus Haryanto, dokter tak menyarankan operasi karena usia pasien lanjut, 70 tahun. Haryanto yang juga herbalis itu mengonsumsi jus buah sirsak (baca: Sirsak Stop Kanker Prostat, halaman 18)

Fenomena Daun Sirsak dan Informasi Lain


Selain ke-3 jenis kanker – serviks, payudara, dan prostat, daun sirsak juga terbukti secara ilmiah mengatasi antara lain kanker paru-paru, ginjal, pankreas, dan usus besar. Begitulah hasil riset peneliti di Sekolah Farmasi Purdue University, Indiana, Amerika Serikat, Jerry L McLaughlin. Peneliti yang memperoleh daun sirsak dari Garut, Jawa Barat, itu membuktikan bahwa daun Annona muricata manjur mengatasi 7 sel kanker. Daun sirsak yang selama ini terabaikan itu ternyata mujarab mengganyang sel kanker.

Ada apa di balik itu? Peneliti di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung, Prof Soelaksono Sastrodihardjo PhD yang meriset daun sirsak bersama Jerry L McLaughlin menemukan senyawa aktif acetogenins. Mereka melakukan uji praklinis dengan memanfaatkan beragam sel kanker seperti sel kanker paru-paru dan pankreas. ‘Tujuan penelitian, mengembangkan ilmu pengobatan untuk mengatasi kanker,’ kata doktor Biologi alumnus Champaign Urbane University, Amerika Serikat, itu.

‘Acetogenins menghambat ATP (adenosina trifosfat, red). ATP sumber energi di dalam tubuh. Sel kanker membutuhkan banyak energi sehingga membutuhkan banyak ATP,’ kata Sastrodihardjo. Acetogenins masuk dan menempel di reseptor dinding sel dan merusak ATP di dinding mitokondria. Dampaknya produksi energi di dalam sel kanker pun berhenti dan akhirnya sel kanker mati. Hebatnya acetogenins sangat selektif, hanya menyerang sel kanker yang memiliki kelebihan ATP. Senyawa itu tak menyerang sel-sel lain yang normal di dalam tubuh. ‘Acetogenins mengganggu peredaran sel kanker dengan cara mengurangi jumlah ATP. Hal ini yang membuat senyawa dalam daun sirsak dianggap selektif dan hanya memilih sel kanker untuk diserang,’ kata Sastrodihardjo.

Bukan hanya selektif, acetogenins juga dahsyat! The Journal of Natural Product membeberkan riset Rieser MJ, Fang XP, dan McLaughlin, peneliti di AgrEvo Research Center, Carolina Utara, Amerika Serikat, bahwa daun sirsak membunuh sel-sel kanker usus besar hingga 10.000 kali lebih kuat dibanding adriamycin dan kemoterapi.

Adriamycin yang mempunyai nama generik doxorubicin merupakan obat untuk mengatasi berbagai jenis kanker seperti leukemia, kanker prostat, kanker paru-paru, dan kanker pankreas. Sedangkan kemoterapi merupakan cara pengobatan kanker dengan jalan memasukkan zat atau obat yang mempunyai khasiat membunuh sel kanker.

Menurut peneliti di Cancer Chemoprevention Research Center Universitas Gadjah Mada (CCRC–UGM), Nur Qumara Fitriyah, riset McLaughlin menunjukkan dengan dosis kecil saja, daun sirsak efektif memberangus sel kanker. Berdasarkan riset McLaughlin ED50 ekstrak kasar daun sirsak < 20 µg/ml, sedangkan ED50 senyawa murni cuma < 4 µg/ml. Artinya dengan dosis rebusan 10 – 15 daun sirsak masih aman dikonsumsi.

Tren sirsak

Menurut Ervizal AM Zuhud penelitian sirsak sempat ditutupi-tutupi selama 10 tahun karena ‘mengancam’ kelangsungan hidup kemoterapi dan industri kimia. Apalagi harga sirsak murah. Hasil penelitian itu, ‘Baru tersebar setelah keluarga dari seorang peneliti mengidap kanker dan mempublikasikan di dunia maya,’ kata kepala Bagian Konservasi dan Keanekaragaman Tanaman, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, itu.

Berbagai lembaga riset di tanahair juga mulai menguak rahasia daun sirsak dan kerabatnya. Sekadar menyebut contoh, periset di Pusat Studi Biofarmaka IPB, Prof Dr Latifah K Darusman, hingga kini meriset komponen kimia yang dominan di daun sirsak. Sedangkan peneliti di Universitas Gadjah Mada, Prof Dr Sismindari, meriset khasiat biji dan daun srikaya yang kaya ribosome inactivating protein (RIP). ‘RIP mampu merusak sintesis protein pada sel yang sedang tumbuh sehingga mati,’ kata Sismindari.

Konsumsi daun sirsak bukan hanya untuk para pasien, tetapi juga baik bagi orang sehat. Menurut Ervizal AM Zuhud, kasiat daun sirsak bagi orang sehat, ‘Menambah kekebalan tubuh dan mencegah asam urat. Bagi pria, daun sirsak menambah jumlah dan memperkuat sperma.’ Di Indonesia kini para dokter dan herbalis meresepkan daun sirsak kepada para pasien. Ada yang meresepkan secara tunggal – hanya daun sirsak, tetapi ada pula yang meracik kombinasi daun sirsak dengan herbal lain seperti rimpang temuputih dan sambiloto. Mereka meresepkan daun sirsak antara lain untuk mengatasi beragam kanker.

Herbalis di Yogyakarta, Lina Mardiana meresepkan daun atau buah sirsak terutama sebagai pengganti kemoterapi pada pasien kanker. ‘Khasiat daun atau buah sirsak itu untuk mengeliminasi radikal bebas, mengeringkan sel kanker, menyembuhkan peradangan di dalam tubuh, dan terutama meningkatkan stamina pasien agar tubuh tidak lemah,’ kata Lina Mardiana. Para dokter dan herbalis seperti Valentina Indrajati di Bogor, Jawa Barat, memilih daun yang sedang – tak terlalu tua dan tak terlampau muda. Dari pucuk, kira-kira daun di baris ke-4 hingga ke-6.

Dari pucuk, kira-kira daun di baris ke-4 hingga ke-6.

Para herbalis meresepkan daun sirsak bukan melulu untuk mengatasi sel kanker. Herbalis di Gegerkalong, Kotamadya Bandung, Jawa Barat, H Sarah Kriswanty, misalnya, meresepkan daun sirsak untuk mengatasi bronkhitis dan kejang. Sedangkan Lina Mardiana meresepkan daun sirsak untuk pasien yang menderita peradangan, misalnya radang tenggorokan, usus, pencernaan, ambeien (baca: Sentosa Karena Graviola halaman 24).

Menurut dr Willie Japaries MARS yang juga meresepkan daun sirsak, daun Annona muricata bersifat netral sehingga sesuai untuk mengatasi beragam jenis kanker. Herbalis lain yang juga meresepkan daun sirsak antara lain dr Prapti Utami di Jakarta Selatan dan Maria Andjarwati (Kelapagading, Jakarta Utara. Para herbalis dan dokter itu sebagian besar meresepkan daun sirsak baru pada 2 – 4 tahun silam. Pada umumnya mereka tak meracik, tetapi pasien yang menyiapkan sendiri sejak pencarian daun hingga merebus.

Harap mafhum hingga saat ini di pasaran belum tersedia ekstraksi daun sirsak dalam kapsul seperti kapsul bermerek Graviola yang beredar di mancanegara. Oleh karena itu, mereka mempersiapkan sendiri. Pasien yang belum memiliki pohon biasanya membeli bibit sirsak. Dampaknya permintaan bibit juga meningkat. Produsen bibit buah-buahan di Pontianak, Kalimantan Barat, Simbul Haryadi mengatakan permintaan bibit sirsak pada September 2010 mencapai 400 bibit. Padahal, biasanya hanya 10 bibit per bulan. ‘Stok bibit di kebun sampai habis, sekarang saya sedang memperbanyak lagi,’ kata Haryadi.

Begitu juga permintaan di nurseri Tebuwulung milik Eddy Soesanto di Cijantung, Jakarta Timur, yang mencapai 600 – 700 bibit per bulan. Lonjakan permintaan signifikan itu terjadi dalam 4 bulan terakhir. Produsen bibit buah di Bogor, Jawa Barat, Syahril sama juga. Permintaan bibit durian belanda itu fantastis, sejak Agustus 2010 mencapai 3.000 – 5.000 tanaman per bulan; sebelumnya, 500 bibit per bulan. Harga bibit setinggi 40 – 50 cm di berbagai penangkar Rp20.000 – Rp30.000. Menurut para penangkar tingginya permintaan bibit sirsak berkaitan dengan pemanfaatan daun atau buah sebagai obat tradisional. Benar kata Yeni Sumarni yang juga mengonsumsi daun sirsak, ‘Obat kanker itu ternyata murah meriah, kita tak perlu mengeluarkan uang jutaan rupiah.’
Lanjutkan Membaca ...

Kisah Jessica Fay - Wanita Muallaf Kolumbia

Selama dua tahun terakhir, Fay telah mengambil langkah kecil untuk menjadi seorang Muslimah

Jessica Fay Wanita Muallaf Kolumbia ini memakai jilbab, jilbab yang menutupi rambut wanita. Dia mengatakan ada banyak alasan dia suka mengenakan jilbab, yang diwajibkan oleh Al-Quran, kitab suci umat Islam. Jilbab ini digunakan dengan aturan berpakaian tertentu yang biasanya menjadi tertutup dari kepala sampai kaki, dengan sebagian besar lengan tertutup juga. Ia Butuh beberapa tahun untuk memutuskan memakai jilbab. Dia bilang dia gugup akan penilaian orang lain saat dia mulai mengenakannya. Kepergiannya untuk beribadah Haji telah membantunya memutuskan untuk berjilbab sekembalinya ke Amerika.


"Ini menyenangkan karena ketika saya berjalan menyusuri jalan, aku tidak melihat (pria) mengamati saat melihat tubuh saya - mereka menatap lurus ke arahku, "kata Fay. "Saya merasa lebih dihormati dan bermartabat dari itu, mengetahui aku tidak harus menunjukkan dadaku untuk mendapatkan rasa hormat dari seorang pria."

Beberapa orang menyebut proses ini adalah konversi, tetapi Fay menyebutnya sebagai "kembalik."

"Dalam Islam, mereka meyakini bahwa semua bayi dilahirkan muslim," kata Fay. "Jika keluarga mereka bukan Muslim, mereka belajar agama yang berbeda atau apa pun. Mereka menyebutnya sebagai kembali (reversi) karena Anda kembali kepada Islam."

Menjadi muslim membutuhkan komitmen dan bisa sulit bagi mereka yang tidak dibesarkan dalam keluarga Muslim atau latar belakang Arab. Islam, yang mewajibkan shalat lima kali sehari, melarang alkohol dan beberapa makanan lain. Tapi itu tidak masalah karena ia sudah melewati transisi kaku dalam hidupnya, saat ia mulai lulusan sekolah tahun ini.

Banyak teman-teman sarjananya telah meninggalkan Kolumbia, dan ia memiliki kesulitan menjaga kontak dengan yang masih tinggal, ujarnya . "Sulit untuk menemukan teman Anda yang tidak menajak anda kembali untuk terlibat degan Alkohol, " Kata Fay. "Namun kemudian, Saya berfikir tentang : Saya memakai jilbab dan saya tidak ingin salah merepresentasi keyakinan saya, dan orang berfikir, "oh it's ok".

Fay tidak berwajah Arab, yang menyebabkan beberapa orang ingin tahu tentang dirinya, seperti ketika dia berusaha untuk mendapatkan meja di restoran atau di supermarket. Dia mengatakan kadang-kadang orang lebih terbuka untuk berdiskusi tentang Islam dengannya karena warna kulitnya.

"Orang sedikit penasaran dibanding jika ia tampak seperti orang Arab. Kemudian mereka akan berkata seperti, 'Oh, itu yang diharapkan, saya tidak perlu bertanya padanya kenapa." . Fay mengatakan ia berharap dengan penampilannya akan membawa mereka yang tidak memahami Islam untuk mengajukan pertanyaan.

"Saya harap untuk mengajari mereka dengan cara ini, untuk menunjukkan bahwa Aku tidak tertindas
oleh jilbab saya, "kata Fay. "Aku pergi ke tempat olahraga dan saya bekerja keluar. Aku akan berlari 5K. Saya juga orang yang pemalu, tapi aku berbicara lebih banyak di kelas. Saya ingin mendidik, tapi aku tanpa ada tekanan. "

Lanjutkan Membaca ...

9 Des 2011

Cara Tambah Meta Tag Dinamis pada blogspot

Penggunaan Meta Tag Dinamis oleh para Blogger wordpess sangat bermanfaat bagi blog tersebut agar halamannya cepat masuk ke SERP Google (Search Engine Result Page), sehingga langkah-langkah ini nantinya akan sangat berpengaruh pada SEO (Search Engine Optimation) blog anda. Dengan menambahkan script dibawah, setiap posting artikel yang anda lakukan akan memiliki meta deskripsi yang berbeda antara satu posting dengan posting lainnya dan dilakukan secara otomati atau dengan kata lain, meta deskripsi dan keyword akan ter-generate secara otomatis untuk setiap posting. Dengan demikian, script dibawah sudah dapat menjadi solusi, setidaknya mengurangi gap antara blog berbasis wordpress dan blog berbasisi blogspot. Silahkan lakukan langkah-langkah seperti yang tercantum dibawah ini.

Cara Tambah Meta Tag Dinamis pada blogspot

Note: Sebelum melakukan perubahan apapun pada template, Buat backup template blogspot anda terlebih dahulu.

Langkah 1 :Log in ke Dashboard blog anda dan Navigasi ke Layout > Edit HTML.



Langkah 2 :Termukan kode Berikut


<title><data:blog.pageTitle/></title>

Ganti dengan Kode dibawah ini

<b:if cond='data:blog.url == &quot;http://alamatblogsobat.blogspot.com/&quot;'>
<title><data:blog.pageTitle/></title>
<meta name='description' content='isi dengan deskripsi untuk homepage blog'/>
<meta name='keywords' content='isi dengan kata kunci untuk homepage pisahkan dengan koma'/> </b:if>
<b:if cond='data:blog.pageType == &quot;item&quot;'>
<title><data:blog.pageName/> - <data:blog.title/></title>
<meta expr:content='data:blog.pageName + ", " + data:blog.title + ", " + data:blog.pageName' name='Description'/>
<meta expr:content='data:blog.pageName + ", " + data:blog.title + ", " + data:blog.pageName' name='Keywords'/>
</b:if>

Langkah 4 :Simpan Template dan Penambahan Meta Tag Selesai

Sebaiknya Tambah Juga Beberapa pengaturan Meta Tag dibawah ini

<meta content="all-language" http-equiv="Content-Language" />
<meta content="Global" name="Distribution" />
<meta content="Indonesia" name="geo.country" />
<meta content="tempat tinggal sobat" name="geo.placename" />
<meta content="nama sobat" name="author" />
<meta content="all" name="robots" />
<meta content="all" name="googlebot" />
<meta content="all" name="msnbot" />
<meta content="all" name="Googlebot-Image" />
<meta content="all" name="Slurp" />
<meta content="all" name="ZyBorg" />
<meta content="all" name="Scooter" />
<meta content="text/html; charset=UTF-8" http-equiv="Content-Type" />
<meta content="true" name="MSSmartTagsPreventParsing" />
Lanjutkan Membaca ...

8 Des 2011

Cara Tambah Breadcrumb Untuk Mudahkan Navigasi

Sangat Bermanfaat Untuk Meningkatkan posisi SERP dan SEO Blog Anda

Breadcrumb atau breadcrumbs adalah suatu cara bagi bloger untuk memudahkan navigasi pengunjung saat mengunjungi blog yang dimiliki. Banyak pendapat para pakar blogging bahwa penggunaan breadcrumbs ini juga bermanfaat untuk meningkatkan SEO bagi blog pemasangnya, namun demikian dengan keberadaan breadcrumbs ini, yang paling penting adalah bagaimana pengunjung blog lebih leluasa dalam menavigasi blog tersebut. Umumnya Breadcrumbs terlihat seperti berikut ini:
Home page > Section page > Subsection page or Home page >> Section page >> Subsection page.

Langkah-langkah menambah Breadcrumbs dalam Blogger (Blogspot)

Note: Sebelum melakukan perubahan apapun pada template, Buat backup template blogspot anda terlebih dahulu.

Langkah 1 : Log in ke Dashboard blog anda dan Navigasi ke Layout > Edit HTML.

Langkah 2 :Termukan kode Berikut

<b:includable id='post' var='post'>

Taruh kode dibawah ini dibawah Kode diatas

<b:include data='top' name='status-message'/>
<b:include data='posts' name='breadcrumb'/>

Langkah 3 :Termukan kode Berikut

<b:includable id='main' var='top'>

Ganti dengan Kode dibawah ini


<b:includable id='breadcrumb' var='posts'>
<b:if cond='data:blog.homepageUrl == data:blog.url'>
<!-- No breadcrumb on home page -->
<b:else/>
<b:if cond='data:blog.pageType == "item"'>
<!-- breadcrumb for the post page -->
<p class='breadcrumbs'>
<span class='post-labels'>
<a expr:href='data:blog.homepageUrl' rel='tag'>Home</a>
<b:loop values='data:posts' var='post'>
<b:if cond='data:post.labels'>
<b:loop values='data:post.labels' var='label'>
<b:if cond='data:label.isLast == "true"'> »
<a expr:href='data:label.url' rel='tag'><data:label.name/></a>
</b:if>
</b:loop>
<b:else/>
» Unlabelled
</b:if>
» <span><data:post.title/></span>
</b:loop>
</span>
</p>
<b:else/>
<b:if cond='data:blog.pageType == "archive"'>
<!-- breadcrumb for the label archive page and search pages.. -->
<p class='breadcrumbs'>
<span class='post-labels'>
<a expr:href='data:blog.homepageUrl'>Home</a> » Archives for <data:blog.pageName/>
</span>
</p>
<b:else/>
<b:if cond='data:blog.pageType == "index"'>
<p class='breadcrumbs'>
<span class='post-labels'>
<b:if cond='data:blog.pageName == ""'>
<a expr:href='data:blog.homepageUrl'>Home</a> » All posts
<b:else/>
<a expr:href='data:blog.homepageUrl'>Home</a> » Posts filed under <data:blog.pageName/>
</b:if>
</span>
</p>
</b:if>
</b:if>
</b:if>
</b:if>
</b:includable>
<b:includable id='main' var='top'>

Langkah 4 :Termukan kode Berikut

]]></b:skin>

Ganti dengan Kode dibawah ini


.breadcrumbs {
padding:5px 5px 5px 0px;
margin: 0px 0px 15px 0px;
font-size:95%;
line-height: 1.4em;
border-bottom:3px double #e6e4e3;
}
]]></b:skin>

Langkah 5 :Simpan Template dan Pembuatan Breadcrumb selesai

Jika Anda menggunakan beberapa label untuk satu posting, Breadcrumb hanya menampilkan label terakhir yang anda ambahkan, sehingga diletakkan label yang anda inginka di akhir dalam posting anda.


Sumber: http://bloggerhowtotips.blogspot.com/2010/06/how-to-add-breadcrumbs-in-blogger-to.html
Lanjutkan Membaca ...

Sejarah Imam Ali | Peran Kepahlawanannya

Imam Ali RA beriman kepada Allah dan Rasul-Nya paling dini sebagaimana Nabi Muhammad SAW menegaskan dan disaksikan oleh para sahabat dekat dan terkemuka, yaitu Abu Bakar Ash Shiddiq RA, Umar Ibnul Khattab RA dan Abu Ubaidah r.a. Hal itu tercantum dalam Kitab "Kanzul Ummal", jilid VI, hlm. 393. Riwayatnya berasal dari Ibnu Abbas.



Umar Ibnul Khattab berkata: "....Aku, Abu Bakar dan Abu Ubaidah bersama beberapa orang sahabat Nabi lainnya pernah datang ke rumah Ummu Salmah. Setiba disana aku melihat Ali bin Abi Thalib sedang berdiri di pintu. Kami katakan kepadanya, bahwa kami hendak bertemu dengan Rasul Allah s.a.w. Ia menjawab, sebentar lagi beliau akan keluar. Waktu beliau keluar, kami segera berdiri. Kami lihat beliau bertopang pada Ali bin Abi Thalib dan menepuk-nepuk bahunya sambil berucap: "Engkau unggul dan akan tetap unggul, orang pertama yang beriman, seorang mukmin yang paling banyak mengetahui hari-hari Allah (hari-hari turunnya nikmat dan cobaan), paling setia menepati janji, paling adil dalam bertugas melakukan pembagian ghanimah, paling bercinta-kasih kepada rakyat, dan paling banyak menderita."



Imam Ali RA ketika itu berusia 26 tahun, merupakan orang pertama yang menghunus pedang untuk mematahkan agresi bersenjata orang-orang kafir Qureiys. Terbelahnya tubuh Jenah menjadi dua dan larinya 7 orang pasukan berkuda Qureiys yang semula mengejar rombongan, merupakan tonggak sejarah yang menandai akan datangnya masa cerah bagi kaum muslimin dan masa suram bagi kaum musyrikin.



Ketika perang Badr mulai berkobar, Imam Ali bersama Hamzah bin Abdul Mutthalib dan beberapa orang lainnya, berada di barisan terdepan. Pada tangan Imam Ali RA berkibar panji perang Rasul Allah SAW. Laksana singa lapar Imam Ali RA meloncat maju ke depan mendekati suara yang menantang Rasulullah. Terjadilah perang tanding (duel) antara Imam Ali RA dengan Al Walid bin Utbah, saudara Hindun isteri Abu Sufyan. Dalam pertempuran yang seru itu, Al Walid mati di ujung pedang Imam Ali RA. Dalam perang Badr ini 70 orang pasukan kafir Qureiys mati terbunuh, dan hampir separonya mati di ujung pedang Imam Ali RA.



Pada perang Uhud Imam Ali RA dan para sahabat lainnya melindungi Rasulullah SAW Dengan segenap kekuatan yang ada mereka menangkis tiap serangan yang datang, guna menyelamatkan Rasulullah SAW Semua sudah bertekad hendak mati syahid, lebih-lebih setelah melihat Rasul Allah s.a.w. terkena lemparan batu besar yang dicampakkan oleh 'Utbah bin Abi Waqqash. Akibat lemparan batu itu geraham Rasul Allah s.a.w. patah, wajahnya pecah-pecah, bibirnya luka parah, dan dua buah kepingan rantai topi besi yang melindungi wajah beliau menembus pipinya.



Demikian sekilas tentang isi BAB IV dari Buku Sejarah Hidup Imam Ali bin Abi Thalib RA Karya H.M.H. Al Hamid Al Husaini yang dimuat dalam web Sahabat-nabi.blogspot.com. Berikut , silahkan Simak Keseluruhan isi dari BAB IV buku tersebut dibawah.




Bab IV : Peranan Kepahlawanan



Masih ada sementara penulis sejarah yang dengan berbagai dalih dan alasan mengatakan, bahwa Imam Ali r.a. bukan orang yang pertama-tama beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.



Sebagai alasan dikatakan, bahwa hukum belum berlaku baginya, karena ketika ia memeluk Islam usianya masih sangat muda, malahan dikatakan "masih kanak-kanak".



Alasan seperti itu tampak sekali dicari-cari. Sebab, seorang remaja yang berusia 13 tahun, bukan seorang kanak-kanak lagi. Ia sudah mampu berfikir membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Usia 13 tahun pada umumnya bisa dipandang sebagai tahap permulaan masa akil baligh. Dalam usia akil baligh itu orang sudah dapat menerima penjelasan-penjelasan dan keterangan-keterangan tentang sesuatu dengan baik. Fikiran dan perasaannya pun sudah berada dalam tingkatan aktif, dapat membedakan mana hal-hal yang menyenangkan atau menyedihkan, mana yang mengagumkan dan mana yang memuakkan, mana yang masuk akal dan mana yang tidak.



Seperti diketahui, sejak Imam Ali r.a. berusia 6 tahun langsung diasuh, dibimbing dan dididik oleh Nabi Muhammad s.a.w. Menurut sistem pendidikan modern, tingkat usia 6 tahun itu justru yang paling tepat bagi seseorang anak memasuki sekolah dasar, yang akan berlangsung selama 6 tahun. Dari usia 6 tahun sampai 12 tahun dapatlah dikatakan, bahwa Imam Ali r.a. telah mendapat "pendidikan dasar" dari seorang guru yang paling bijaksana.



Selama periode "pendidikkan dasar" itu, Imam Ali r.a. telah dipersiapkan oleh gurunya untuk menyongsong datangnya masa pancaroba yang akan menjadi ciri perobahan zaman. Ketika Imam Ali r.a. menginjak usia 13 tahun, terjadilah bi'tsah Muhammad sebagai Nabi dan Rasul, yang akan menjungkir-balikkan masa jahiliyah dan menggantinya dengan kecerahan masa hidayah. Masa "pendidikkan dasar" dan persiapan yang sangat tepat waktunya itulah, yang kemudian mewarnai sikap hidup dan kepribadian Imam Ali r.a. sebagai orang yang teguh imannya kepada Allah dan Rasul-Nya.



Ketika berlangsung blokade ekonomi dan pemboikotan sosial yang dilancarkan orang-orang kafir Qureiys terhadap semua keluarga Bani Hasyim, Imam Ali r.a. ikut langsung menghayati kesengsaraan dan penderitaan yang menjadi akibatnya. Dengan mengikuti bimbingan serta tauladan Rasul Allah s.a.w. beserta Sitti Khadijah r.a., dengan tangguh, tabah dan sabar, Imam Ali r.a. ikut berjuang mempertahankan dan membela da'wah Islam.



Tidak hanya itu saja. Selama hampir empat tahun terkepung dalam Syi'ib, Imam Ali r.a. memperoleh kesempatan yang luar biasa besarnya untuk menerima pendidikan tauhid dan ilmu-ilmu Ilahiyah, langsung dari Rasul Allah s.a.w. Satu kesempatan yang tidak pernah didapat oleh orang mukmin manapun. Dalam keadaan materiil serba kurang, Imam Ali r.a. yang masih remaja itu fikirannya terbuka seterang-terangnya guna menerima hidayah llahi, dan dengan tuntunan Rasul Allah s.a.w. ia dapat mengenal hakekat kebenaran Allah 'Azza wa Jalla.



Tentang kedinian Imam Ali r.a. beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi Muhammad s.a.w. sendiri pernah menegaskannya. Penegasan itu disaksikan oleh para sahabat dekat dan terkemuka, yaitu Abu Bakar Ash Shiddiq r.a., Umar Ibnul Khattab r.a. dan Abu Ubaidah r.a. Hal itu tercantum dalam Kitab "Kanzul Ummal", jilid VI, hlm. 393. Riwayatnya berasal dari Ibnu Abbas.



Umar Ibnul Khattab berkata: "....Aku, Abu Bakar dan Abu Ubaidah bersama beberapa orang sahabat Nabi lainnya pernah datang ke rumah Ummu Salmah. Setiba disana aku melihat Ali bin Abi Thalib sedang berdiri di pintu. Kami katakan kepadanya, bahwa kami hendak bertemu dengan Rasul Allah s.a.w. Ia menjawab, sebentar lagi beliau akan keluar. Waktu beliau keluar, kami segera berdiri. Kami lihat beliau bertopang pada Ali bin Abi Thalib dan menepuk-nepuk bahunya sambil berucap: "Engkau unggul dan akan tetap unggul, orang pertama yang beriman, seorang mukmin yang paling banyak mengetahui hari-hari Allah (hari-hari turunnya nikmat dan cobaan), paling setia menepati janji, paling adil dalam bertugas melakukan pembagian ghanimah, paling bercinta-kasih kepada rakyat, dan paling banyak menderita."




Membela Kebenaran



Di samping perjuangannya di bidang aqidah, ilmu dan pemikiran, Imam Ali RA. juga terkenal sebagai seorang muda yang memiliki kesanggupan berkorban yang luar biasa besarnya. Ia mempunyai susunan jasmani yang sempurna dan tenaga yang sangat kuat. Sudah tentu, itu saja belum menjadi jaminan bagi seseorang untuk siap mempertaruhkan nyawanya membela kebenaran Allah dan Rasul-Nya. Imannya yang teguh laksana gunung raksasa dan kesetiaannya yang penuh kepada Allah dan Rasul-Nya, itulah yang menjadi pendorong utama.



Imam Ali RA. tidak pernah menghitung-hitung resiko dalam perjuangan suci menegakkan Islam. Dengan jasmani yang tegap dan kuat, serta iman yang kokoh dan mantap, Imam Ali RA. benar-benar mempunyai syarat fisik-materiil dan mental-spiritual untuk menghadapi tahap-tahap perjuangan yang serba berat.



Baca Lanjutannya dengan klik tombol lihat dibawah



Di saat-saat Islam dan kaum muslimin berada dalam situasi yang kritis dan gawat, Imam Ali RA selalu tampil memainkan peranan menentukan. Selama hidup ia tak pernah mengalami hidup santai. Sejak muda remaja sampai akhir hayatnya, ia keluar masuk dari kesulitan ke kesulitan lain, dan dari pengorbanan ke pengorbanan yang lain. Namun demikian ia tak pernah menyesali nasib, bahkan dengan semangat pengabdian yang tinggi kepada Allah dan Rasul-Nya, ia senantiasa siap menghadapi segala tantangan. Satu-satunya pamrih yang menjadi pemikirannya siang dan malam hanya ingin memperoleh keridhoan Allah dan Rasul-Nya. Kesenangan hidup duniawi baginya bukan apa-apa dibanding dengan kenikmatan ukhrawi yang telah dijanjikan Allah SWT bagi hamba-hamba-Nya yang berani hidup di atas kebenaran dan keadilan.



berkali-kali imannya yang teguh diuji oleh Rasulullah SAW Tiap kali diuji, tiap kali itu juga lulus dengan meraih nilai yang amat tinggi. Ujian pertama yang maha berat ialah yang terjadi pada saat Rasulullah SAW menerima perintah Allah SWT supaya berhijrah ke Madinah.



Seperti diketahui, di satu malam yang gelap-gulita, komplotan kafir Qureiys mengepung

kediaman Rasulullah SAW dengan tujuan hendak membunuh beliau, bilamana beliau meninggalkan rumah. Dalam peristiwa ini Imam Ali RA memainkan peranan besar: Ia diminta oleh Rasulullah SAW supaya tidur di atas pembaringan beliau menutup tubuhnya dengan selimut beliau guna mengelabui mata orang-orang Qureiys. Tanpa tawar-menawar Imam Ali RA menyanggupinya. Ia menangis bukan mencemaskan nyawanya sendiri, melainkan karena ia khawatir atas keselamatan Rasulullah SAW yang saat itu berkemas-kemas hendak hijrah meninggalkan kampung halaman.



Melihat Imam Ali menangis, maka Rasulullah bertanya: "Apa sebab engkau menangis, Apakah engkau takut mati?".



Imam Ali RA dengan tegas menjawab: "Tidak, ya Rasulullah! Demi Allah yang mengutusmu membawa kebenaran! Aku sangat khawatir terhadap diri anda. Apakah anda akan selamat, ya Rasulullah?"



"Ya," jawab Nabi Muhammad SAW dengan tidak ragu-ragu.



Mendengar kata-kata yang pasti dari Rasulullah SAW, Imam Ali RA terus berkata: "Baiklah, aku patuh dan kutaati perintah anda. Aku rela menebus keselamatan anda dengan nyawaku, ya Rasulullah!"



Imam Ali RA segera menghampiri pembaringan Rasulullah SAW Kemudian berselunjur mengenakan selimut beliau untuk menutupi tubuhnya. Saat itu orang-orang kafir Qureiys sudah mulai berdatangan di sekitar rumah Rasulullah SAW dan mengepungnya dari segala jurusan.



Dengan perlindungan Allah SWT dan sambil membaca ayat 9 Surah Yaa Sin, beliau keluar tanpa diketahui oleh orang-orang yang sedang mengepung dan mengintai. Orang-orang Qureiys itu menduga, bahwa orang yang sedang berbaring dan berselimut itu pasti Nabi Muhammad SAW Mereka yang mengepung itu mewakili suku-suku qabilah Qureiys yang telah bersepakat hendak membunuh Nabi Muhammad SAW dengan pedang secara serentak. Dengan cara demikian itu, tidak mungkin Bani Hasyim dapat menuntut balas.



Imam Ali RA mengerti benar kemungkinan apa yang akan diperbuat orang-orang kafir Qureiys terhadap dirinya karena ia tidur di pembaringan Rasulullah SAW Hal itu sama sekali tidak membuatnya sedih atau takut. Dengan kesabaran yang luar biasa, ia berserah diri pada Allah SWT Ia yakin, bahwa Dia-lah yang menentukan segala-galanya.



Menjelang subuh, Imam Ali RA bangun. Gerombolan Qureiys terus menyerbu ke dalam rumah.



Dengan suara membentak mereka bertanya: "Mana Muhammad? Mana Muhammad?"



"Aku tak tahu di mana Muhammad berada!" jawab Imam Ali RA dengan tenang. Gerombolan Qureiys itu segera mencari-cari ke sudut-sudut rumah. Usaha mereka sia-sia belaka. Gerombolan itu kecewa benar. Di dalam hati mereka bertanya-tanya: "Kemana ia pergi?" Dalam suasana gaduh Imam Ali RA bertanya: "Apa maksud kalian?"

"Mana, Muhammad? Mana Muhammad?" mereka mengulang-ulang pertanyaan semula.



"Apakah kalian mengangkatku menjadi pengawasnya?" ujar Imam Ali RA dengan nada memperolok-olok. "Bukankah kalian sendiri berniat mengeluarkannya dari negeri ini? Sekarang ia sudah keluar meninggalkan kalian!"



Ucapan Imam Ali RA sungguh-sungguh menggambarkan ketabahan dan keberanian hatinya.



Cahaya pedang terhunus yang berkilauan, samasekali tidak dihiraukan, bahkan orang-orang Qureiys yang kalap itu dicemoohkan. Seandainya ada seorang saja dari gerombolan itu mengayunkan pedang ke arah Imam Ali RA, entahlah apa yang terjadi. Tetapi Allah tidak menghendaki hal itu.



Keesokan harinya, Imam Ali RA berkemas-kemas mempersiapkan segala sesuatu untuk berangkat membawa beberapa orang wanita Bani Hasyim, terutama Sitti Fatimah RA, menyusul perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam hijrahnya ke Madinah.



Seperti telah diterangkan di muka, rombongan Imam Ali RA berangkat secara terang-terangan di siang hari. Setibanya di Dhajnan ia membuka babak konfrontasi bersenjata antara kaum muslimin dan kaum musyrikin.



Imam Ali RA yang ketika itu berusia 26 tahun, merupakan orang pertama yang menghunus pedang untuk mematahkan agresi bersenjata orang-orang kafir Qureiys. Terbelahnya tubuh Jenah menjadi dua dan larinya 7 orang pasukan berkuda Qureiys yang semula mengejar rombongan, merupakan tonggak sejarah yang menandai akan datangnya masa cerah bagi kaum muslimin dan masa suram bagi kaum musyrikin.





Perang Badr



Perang Badr merupakan perang pertama yang terpaksa diarungi oleh kaum muslimin menghadapi musuh yang jauh lebih besar jumlahnya. Perang ini merupakan demonstrasi pertama dari ketangguhan kaum muslimin melawan serangan kaum musyrikin Qureiys. Untuk pertama kalinya panji perang Rasulullah SAW berkibar di medan laga. Dan yang diberi kepercayaan memegang panji yang melambangkan tekad perjuangan menegakkan agama Allah SWT itu, ialah Imam Ali bin Abi Thalib RA



Tanpa pengalaman perang sama sekali dan dengan kekuatan pasukan yang hanya sepertiga kekuatan musuh, pasukan muslimin dengan kebulatan iman yang teguh berhasil menancapkan tonggak sejarah yang sangat menentukan perkembangan Islam lebih lanjut. Perlengkapan dan persenjataan kaum muslimin waktu itu boleh dibilang nol. Pasukan berkuda dan penunggang unta, yaitu pasukan yang dipandang paling ampuh dan "modern" pada masa itu, praktis tidak dipunyai oleh kaum muslimin. Demikian langkanya kuda dan unta dibanding dengan jumlah pasukan yang ada, sampai-sampai seekor unta dikendarai oleh dua hingga empat orang secara bergantian. Hanya ada seekor kuda yang tersedia, yaitu yang dikendarai oleh Al Miqdad bin Al Aswad Al Kindiy. Itulah kekuatan "kavaleri" Rasulullah SAW di dalam perang Badr.



Baca Lanjutannya dengan klik tombol lihat dibawah



Dalam perang Badr itu pasukan muslimin tidak sedikit yang menerjang musuh hanya dengan senjata-senjata tajam yang sangat sederhana. Sedangkan musuh yang dilawan mempunyai persenjataan lengkap dengan kuda-kuda tunggang dan unta-unta. Tetapi sebenarnya kaum muslimin mempunyai senjata yang lebih ampuh dibanding dengan lawannya, yaitu kepemimpinan Rasulullah SAW dan kepercayaan kuat bahwa Allah pasti akan memberikan pertolongan-Nya. Allahu Akbar.



Perang Badr sebenarnya terjadi di luar rencana. Pada mulanya kaum muslimin di bawah pimpinan Rasulullah SAW bermaksud hendak mencegat kafilah Abu Sufyan bin Harb yang telah meninggalkan Makkah berangkat menuju negeri Syam, dan akan kembali ke Makkah lewat sebuah tempat bernama 'Usyaira. Di tempat itulah kaum muslimin siap menghadang, tetapi ternyata kafilah Abu Sufyan sudah lolos lebih dulu.



Ketika peperangan mulai berkobar, Imam Ali bersama Hamzah bin Abdul Mutthalib dan beberapa orang lainnya, berada di barisan terdepan. Pada tangan Imam Ali RA berkibar panji perang Rasulullah SAW Ia terjun ke medan laga menerjang pasukan musuh yang jauh lebih besar dan kuat. Dalam perang ini untuk pertama kalinya kalimat "Allahu Akbar" berkumandang membajakan tekad pasukan muslimin.



Saat itu terdengar suara musuh menantang: "Hai Muhammad suruhlah orang-orang yang berwibawa dari asal Qureiys supaya tampil!"



Mendengar tantangan itu, laksana singa lapar Imam Ali RA meloncat maju ke depan mendekati suara yang menantang-nantang. Terjadilah perang tanding (duel) antara Imam Ali RA dengan Al Walid bin Utbah, saudara Hindun isteri Abu Sufyan. Dalam pertempuran yang seru itu, Al Walid mati di ujung pedang Imam Ali RA



Dalam perang Badr ini 70 orang pasukan kafir Qureiys mati terbunuh, dan hampir separonya mati di ujung pedang Imam Ali RA Kecuali itu lebih dari 70 orang pemuka Qureiys berhasil ditawan dan digiring ke Madinah. Perang Badr yang berakhir dengan kemenangan kaum muslimin itu merupakan fajar pagi yang menandai pesatnya kemajuan agama Allah SWT





Perang Uhud



Dalam peperangan yang kedua ini, Rasulullah SAW menyerahkan panji kaum muhajirin kepada Imam Ali RA Sedangkan panji kum Anshar diserahkan kepada salah seorang di antara mereka sendiri. Peperangan Uhud terkenal dalam sejarah sebagai peperangan yang amat gawat. 700 pasukan muslimin harus berhadapan dengan 3.000 pasukan kafir Qureiys yang dipersiapkan dengan perbekalan dan persenjataan serba lengkap. Kecuali itu diperkuat pula dengan pasukan wanita di bawah pimpinan Hindun binti 'Utbah, isteri Abu Sufyan bin Harb, guna memberikan dorongan moril, agar orang-orang kafir Qureiys jangan sampai lari meninggalkan medan tempur.



Untuk menghadapi kaum musyrikin yang sudah memusatkan kekuatan di Uhud, pasukan muslimin di bawah pimpinan Rasulullah SAW menuju ke tempat itu, dengan memotong jalan sedemikian rupa, sehingga gunung Uhud berada di belakang mereka. Kemudian Rasulullah SAW mulai mengatur barisan. 50 orang pasukan pemanah ditempatkan pada sebuah lembah di antara dua bukit. Kepada mereka diperintahkan supaya menjaga pasukan yang ada di belakang mereka. Ditekankan jangan sampai meninggalkan tempat, walau dalam keadaan bagaimanapun juga. Sebab hanya dengan senjata panah sajalah serbuan pasukan berkuda musuh dari belakang dapat ditahan.



Baca Lanjutannya dengan klik tombol lihat dibawah



Perang Uhud mulai berkobar dengan tampilnya Imam Ali RA ke depan melayani tantangan Thalhah bin Abi Thalhah yang berkoar menantang-nantang: "Siapakah yang akan maju berduel?"



Seperti api disiram minyak semangat Imam Ali RA membara. Dengan ayunan langkah tegap dan tenang, serta sambil mengeretakkan gigi, ia maju dengan pedang terhunus. Baru saja Thalhah bin Abi Thalhah menggerakan tangan hendak mengayun pedang, secepat kilat pedang Imam Ali RA "Dzul Fikar" menyambarnya hingga terbelah dua. Betapa bangga Rasulullah SAW menyaksikan ketangkasan putera pamannya itu. Ketika itu kaum muslimin yang menyaksikan kesigapan Imam Ali RA, mengumandangkan takbir berulang-ulang.



Dengan tewasnya Thalhah bin Ahi Thalhah, pertarungan sengit berkecamuk antara dua pasukan. Sekarang Abu Dujanah tampil dengan memakai pita maut di kepala dan pedang terhunus di tangan kanan yang baru saja diserahkan oleh Rasulullah SAW kepadanya. Ia seorang yang sangat berani. Laksana harimau keluar dari semak belukar ia maju menyerang musuh dan membunuh siapa saja dari kaum musyrikin yang berani mendekatinya. Bersama Abu Dujanah, Imam Ali RA mengobrak-abrik barisan musuh.



Dalam pertempuran ini Hamzah bin Abdul Mutthalib tidak kalah semangat dibanding dengan putera saudaranya sendiri, Imam Ali RA, dan Abu Dujanah. Hamzah demikian lincah dan tangkas melabrak pasukan musyrikin dan menewaskan tiap orang yang berani mendekat. Ia terkenal sebagai pahlawan besar dalam menghadapi musuh. Sama seperti dalam perang Badr, dalam perang Uhud ini Hamzah benar-benar menjadi singa dan merupakan pedang Allah yang sangat ampuh. Banyak musuh yang mati di ujung pedangnya.



Dalam pertempuran antara 700 pasukan muslimin melawan 3000 pastikan musyrikin itu, kita saksikan kejantanan trio Imam Ali RA, Hamzah dan Abu Dujanah. Mereka merupakan tauladan dan wujud dari kekuatan moril yang sangat tinggi. Suatu kekuatan yang membuat pasukan Qureiys menderita kehancuran mental, mundur dan surut.



Tiap panji mereka lepas dari tangan pemegangnya dan diganti oleh pemegang panji yang lain, tiap kali itu juga dipangkas habis oleh tiga sejoli pahlawan Islam itu. Thalhah bin Abi Thalhah kepalanya dibelah dua oleh Imam Ali RA Utsman bin Abi Thalhah dipotong gembungnya oleh Hamzah, Abu Saad lolos dari ujung pedang Abu Dujanah dan berusaha merebut panji musyrikin Qureiys yang sudah dirobek-robek oleh Abu Dujanah, tetapi keburu dipisahkan kepalanya dari batang tubuhnya oleh Imam Ali RA Sembilan orang pemegang panji musyrikin Qureiys tewas berturut-turut di ujung pedang Imam Ali RA, Hamzah dan Abu Dujanah.



Mental pasukan Qureiys sudah patah sama sekali. Pasukan wanita mereka lari terbirit-birit. Berhala-berhala yang mereka bawa untuk dimintai restu dalam peperangan, sekarang sudah jatuh terpelanting dari punggung unta. Dalam keadaan masing-masing lari untuk menyelamatkan diri, semua perbekalan yang mereka bawa dari Makkah ditinggalkan dan senjata-senjata di buang di kiri-kanan jalan.



Alangkah banyaknya barang-barang itu. Hal ini membuat pasukan muslimin lengah dan lupa daratan. Fikiran mereka sudah teralih kepada kekayaan duniawi. Pasukan pemanah yang di wanti-wanti supaya jangan sampai meninggalkan tempat, walau dalam keadaan bagaimanapun juga, sekarang mulai mengarahkan pandangan-mata kepada teman-teman yang sedang sibuk mengangkuti barang-barang rampasan. Melihat barang-barang sedemikian banyaknya, mereka tak dapat lagi menahan air liur. Bahkan khawatir kalau-kalau tak akan mendapat bagian!



Sebagian besar pasukan pemanah itu turun meninggalkan lereng gunung untuk ikut ambil bagian dalam kesibukan mengumpulkan barang-barang peninggalan musuh. Pesan Rasulullah SAW mereka lupakan. Apalagi yang harus dikerjakan, tokh peperangan sudah kita menangkan?



Begitulah fikir mereka. Pada saat itulah Khalid bin Al Walid, seorang komandan pasukan berkuda Qureiys, mengambil kesempatan untuk menyerbu dari belakang kaum muslimin yang sedang memperebutkan barang rampasan. Khalid bin Al Walid melancarkan serangan sengit. Bencana berbalik menimpa kaum muslimin.



Setelah melihat situasi berubah, orang-orang kafir Qureiys yang lari kembali lagi dan melakukan serangan dahsyat, hingga pasukan muslimin terpaksa melemparkan barang-barang dan senjata rampasan yang baru dikumpulkan. Mau tidak mau kaum muslimin sekarang harus menghunus pedang guna menangkis.



Sayang seribu sayang. Mereka hanya berjuang untuk menyelamatkan diri dari ancaman maut. Iman mereka menjadi kendor, barisan tercerai-berai, terpisah dari pimpinan Rasulullah SAW Keadaan mereka sudah sedemikian kacau dirangsek oleh serangan musuh, sehingga tak aneh kalau sampai terjadi pedang seorang muslim tanpa disengaja mengenai saudaranya sendiri.



Di saat-saat yang genting seperti itu, Imam Ali RA dan para sahabat lainnya segera melindungi Rasulullah SAW Dengan segenap kekuatan yang ada mereka menangkis tiap serangan yang datang, guna menyelamatkan Rasulullah SAW Semua sudah bertekad hendak mati syahid, lebih-lebih setelah melihat Rasulullah SAW terkena lemparan batu besar yang dicampakkan oleh 'Utbah bin Abi Waqqash. Akibat lemparan batu itu geraham Rasulullah SAW patah, wajahnya pecah-pecah, bibirnya luka parah, dan dua buah kepingan rantai topi besi yang melindungi wajah beliau menembus pipinya.



Setelah dapat menguasai diri kembali, Rasulullah SAW berjalan perlahan-lahan dikelilingi oleh sejumlah sahabat. Tiba-tiba beliau terperosok ke dalam sebuah liang yang sengaja digali oleh Abu 'Amir untuk menjebak pasukan muslimin. Imam Ali RA bersama beberapa orang sahabat lainnya cepat-cepat mengangkat beliau. Kemudian dibawa naik ke gunung Uhud untuk diselamatkan dari pengejaran musuh. Di celah-celah bukit, Imam Ali RA mengambil air untuk membasuh wajah Rasulullah SAW dan menyirami kepala beliau. Dua buah kepingan rantai besi yang menancap dan menembus pipi beliau dicabut oleh Abu Ubaidah bin Al Jarrah dengan giginya, sampai dua buah gigi-serinya tanggal.



Kaum musyrikin Quxeiys dengan kemenangan itu merasa sudah sungguh-sungguh berhasil menebus kekalahan dalam perang Badr. Seperti yang dikatakan oleh Abu Sufyan: "Yang sekarang ini untuk menebus peristiwa perang Badr. Sampai jumpa lagi tahun depan!"



Akan tetapi isterinya yang bernama Hindun binti 'Utbah belum merasa cukup dengan kemenangan itu. Dan belum puas kalau hanya mendengar berita tentang tewasnya Hamzah bin Abdul Mutthalib, yang telah membunuh seorang saudaranya dalam perang Badr. Bersama beberapa orang wanita lain ia mencari-cari mayat kaum muslimin. Mereka memotongi telinga dan hidung mayat-mayat itu dan dijadikan barang mainan. Tidak itu saja, mayat Hamzah dibedah perutnya, dikeluarkan jantungnya (hatinya), lalu dikunyah-kunyah, tetapi ia tak sampai dapat menelannya. Demikian kejam dan sadisnya Hindun itu, yang kemudian ditiru oleh teman-temannya, bahkan tidak sedikit pula orang lelaki musyrikin Qureiys meniru sadisme Hindun.



Dari sangat kejinya perbuatan mereka itu, sampai pemimpin mereka, yakni suaminya Hindun, yaitu Abu Sufyan tidak mau bertanggung-jawab dan berusaha mencuci-tangan. Meskipun Abu Sufyan telah mencuci-tangan, namun kekotoran dirinya tak dapat disembunyikan. Inilah kata-kata Abu Sufyan: "Mayat-mayat kalian mengalami penganiayaan. Aku sungguh tidak senang, tetapi juga tidak benci. Aku tidak memerintahkan, tetapi juga tidak melarang."



Perang Uhud benar-benar memberi pelajaran berharga kepada kaum muslimin. Daya tarik keduniaan hampir saja menghancurkan kaum muslimin yang masih pada awal pertumbuhannya.





Perang Ahzab (Kandhaq)



Perang ini menjadi abadi dan masyhur dalam sejarah Islam, antara lain karena diikuti dengan turunnya firman Allah SWT sebagaimana tercantum dalam Al-Qur'an (Surah Al-Ahzab). Untuk pertama kalinya dalam usia yang masih muda, kaum muslimin di Madinah dikepung oleh kurang lebih 10.000 orang pasukan musyrikin, yang terdiri dari berbagai suku dan qabilah. Pasukan itu diperkuat lagi oleh kaum Yahudi Banu Quraidhah, yang mengkhianati perjanjian perdamaian dengan Rasulullah SAW Mereka ini bergabung dengan pasukan musyrikin Qureiys yang membeludak dari Makkah guna mengepung kota Madinah.



Peperangan tersebut dinamakan juga perang Khandaq (Parit), karena untuk menanggulangi penyerbuan kaum musyrikin Qureiys atas usul dan prakarsa Salman Al Farisi, dengan persetujuan Rasulullah SAW, kaum muslimin menggali parit-parit yang cukup lebar dan dalam di sekitar pinggiran kota Madinah Di perang Khandaq ini keampuhan dan ketangkasan Imam Ali RA juga teruji dalam perang tanding melawan seorang pendekar Qureiys yang terkenal ulung, yaitu 'Amr bin Abdu Wudd Al'Amiri. 'Amr seorang prajurit berkuda yang gesit dan lincah bermain pedang atau tombak.



Baca Lanjutannya dengan klik tombol lihat dibawah



Dengan congkak dan sombong 'Amr bin Abdu Wudd berani maju ke depan menyeberangi parit pertahanan kaum muslimin, lewat bagian yang agak dangkal dan sempit. Sambil membanggakan kebolehannya mengendalikan kuda, ia berteriak menantang: "Hai . . . Apakah tak seorang pun yang berani keluar untuk bertanding?"



Tantangan dari seorang jagoan yang garang itu tidak ditanggapi oleh pasukan muslimin. Kaum muslimin banyak yang mengenal siapa 'Amr bin Abdu Wudd itu dan betapa tenar namanya sebagai pendekar yang mahir berperang tanding.



Setelah melihat kenyataan tak ada seorang pun yang menanggapi tantangan 'Amr, Imam Ali RA tidak tahan lagi menahan perasaan geramnya. Ia segera berdiri dan berkata kepada Rasulullah SAW: "Ya Rasulullah, biarlah saya yang menandingi dia!"



Rasulullah SAW yang mengetahui benar ' Amr itu seorang pendekar yang kenyang makan "garam" perang tanding, beranggapan, bahwa 'Amr bukanlah tandingan bagi saudara misannya yang baru berusia kurang dari 30 tahun. Karena itu maka beliau menyahut: "Duduk sajalah engkau, dia adalah 'Amr!"



Karena tidak ada juga jawaban dari fihak muslimin, mak 'Amr yang beringas itu berkoar lagi: "Mana itu sorga yang akan kalian masuki bila kalian mati terbunuh, hah?!"



Ejekan itu terasa seperti sembilu yang sangat mengiris-iris hati kaum muslimin, tetapi mereka tetap diam. Dengan darah muda yang mendidih laksana lahar yang menyembur dari kepundan, Imam Ali RA tidak dapat lagi menahan gejolak hatinya mendengar penghinaan yang sangat menyakitkan itu. Ia mendesak lagi kepada Rasulullah SAW: "Biarlah saya yang menghadapinya; ya Rasulullah!"



Tetapi Rasulullah SAW kembali memerintahkan supaya Imam Ali RA duduk dan tenang, sebab yang akan dihadapinya bukan sembarang orang. Dengan perasaan yang sudah terbakar dan dengan nada gemas, Imam Ali RA berusaha meyakinkan Rasulullah SAW bahwa ia sanggup melawan dedengkot kaum musyrikin itu: "Biar 'Amr sekalipun ya Rasulullah!"



Mengingat tekad Imam Ali RA yang begitu bulat, dan mengingat pula perlu membangkitkan keberanian kaum muslimin, akhirnya Rasulullah SAW memberi izin dan restu kepada Imam Ali RA untuk tampil ke depan. Imam Ali RA dengan hangat menyambut persetujuan dan izin Rasulullah SAW Ia segera meloncat ke depan menyongsong tantangan seorang lawan yang bukan sembarangan. Dengan mengenakan baju besi dan menghunus pedangnya yang tersohor dengan nama "Dzul Fiqar", Imam Ali RA maju dengan ayunan langkah yang tegap dan diiringi doa Rasulullah SAW: "Ya Allah, dia adalah saudaraku dan putera pamanku. Janganlah Kaubiarkan aku seorang diri tanpa dia. Sesungguhnya Engkau tempat aku berserah diri yang sebaik-baiknya."



Setelah berhadap-hadapan dengan 'Amr, tanpa perasaan gentar sedikit pun Imam Ali RA

bertanya kepada 'Amr: "Hai 'Amr, bukankah engkau pernah berjanji, bahwa engkau akan menerima ajakan seorang dari Qureiys untuk menempuh salah satu di antara dua jalan hidup?"



"Ya!" jawab 'Amr dengan singkat dan angkuh.



"Engkau kuajak. ke jalan Allah dan Rasul-Nya, ke jalan Islam", kata Imam Ali RA melanjutkan.



Kata-kata Imam Ali RA ini diucapkan dengan suara lantang yang memecahkan kesunyian garis pertempuran. Hampir semua mata dua pasukan yang siap tempur tertuju kepada dua sosok tubuh yang sedang berhadap-hadapan.



'Amr bin Abdu Wudd yang sudah cukup usia, garang dan banyak pengalaman menghadapi perang tanding kini bertatap muka dengan seorang anak muda yang berdiri tegak di hadapannya.



Pemuda pemberani, jantan dan perkasa, berbaju besi dengan pedang terhunus di tangan. Sungguh anggun kelihatannya. Konfrontasi antara dua orang itu melambangkan konfrontasi dari dua kekuatan yang berlawanan. Kekuatan lama yang sudah lapuk dan kekuatan baru yang sedang tumbuh, yaitu kekuatan jahiliyah dan kekuatan lslam.



Mendengar pertanyaan yang bernada desakan itu, dengan cepat 'Amr menyahut: "Aku tidak membutuhkan itu!"



"Kalau begitu, mari kita mulai bertanding!" tantang Imam Ali RA sambil siaga menghadapi gerakan 'Amr. Akan tetapi tantangan Imam Ali RA yang serius itu diremehkan saja oleh 'Amr: "Aku tak suka menumpahkan darahmu. Ayahmu kan teman karibku!"



Tanpa memperdulikan ucapan 'Amr, Imam Ali RA dengan perasaan tak sabar lagi berucap: "Tetapi, demi Allah, aku justru ingin membunuhmu!"



Ucapan seorang muda yang dianggap ketus oleh 'Amr itu, ternyata membangkitkan amarah dan meluapkan emosinya. Cepat saja darah perang yang mengalir dalam tubuh 'Amr mendidih.

Naluri keprajuritannya secara cepat menyentakkan gerak refleksi dan langsung seketika itu juga Imam Ali RA diserang. Demikian gesit dan tangkasnya 'Amr mengayunkan pedang dengan dorongan tenaga yang luar biasa. Tetapi Imam Ali RA tidak kalah tinggi nalurinya dan gerak refleksinya.



'Amr yang sejak semula meremehkan lawan, ternyata sia-sia belaka dalam mengerahkan segala kekuatan ototnya untuk menebas leher Imam Ali RA Kesempatan yang meleset itu dipergunakan sebaik-baiknya oleh Imam Ali RA Ia mengelak, menangkis dan menyerang dalam gerak beruntun secara kilat. Pada saat 'Amr kehilangan keseimbangan badan, Pedang Dzul Fiqar yang diayun kuat-kuat oleh Imam Ali RA menyambar bahu kanan 'Amr sampai terbelah dua.



Pendekar kebanggaan Qureiys itu jatuh dari atas kuda menggelepar di tanah mandi darah dan debu. Perang tanding berlangsung demikian cepat dan selesai jauh lebih cepat dari yang diperkirakan orang. Pada mulanya banyak yang menduga bahwa Imam Ali RA yang "masih hijau" itu akan "dibelah dua" oleh pedang 'Amr. Oleh karena itu ketika jagoan Qureiys itu tersungkur tidak bangkit kembali, banyak orang dari kedua pasukan terkesima. Hampir saja mereka, tidak mempercayai apa yang sudah terjadi. Baru setelah Imam Ali RA menyerukan takbir, kaum muslimin menyambutnya dengan mengumandangkan kebesaran Allah: Allaahu Akbar ...Allaahu Akbar.... !



Tanpa perasaan sombong dan tinggi hati Imam Ali RA kemudian menuju ke tempat Rasulullah SAW Dengan perasaan haru dan syukur ke hadirat Allah s.w.t., Rasulullah SAW mengeluarkan pernyataan singkat: "Perang tanding yang dilaksanakan oleh Ali bin Abi Thalib melawan 'Amr bin Abdu Wudd itu merupakan perbuatan paling mulia yang dilakukan umatku sampai hari kiyamat."



Akan tetapi terbunuhnya jagoan Qureiys belum menyelesaikan jalannya perang Khandaq. Namun terbunuhnya tokoh Qureiys itu menimbulkan kegoncangan yang hebat di kalangan pasukan penyerbu. Semangat pasukan penyerbu makin merosot, setelah harapan mereka untuk dapat menerobos parit makin tipis.



Dalam keadaan seperti itu terjadilah angin ribut dan hujan deras diiringi suara petir sambar-menyambar. Kemah-kemah dan perkakas-perkakas masak kaum musyrikin beterbangan dilanda angin kencang. Kubu pertahanan mereka menjadi porak poranda dan banyak sekali diantara mereka yang tak tahan menghadapi tekanan udara dingin.



Di tengah-tengah hembusan angin puyuh seribut itu, Abu Sufyan yang dalam perang Khandaq ini bertindak selaku rimpinan pasukan penyerbu, berkata kepada anak buahnya: "Saudara-saudara, kita tak perlu lama lagi tinggal di tempat ini. Banyak kuda dan unta kita yang sudah binasa.



Bani Quraidah sudah tak menepati janjinya lagi dengan kita. Bahkan kita mendengar hal-hal dari mereka yang tidak menyenangkan hati. Tambah lagi kita menghadapi angin kencang begini ributnya. Maka itu lebih baik kita pulang saja. Aku sendiri akan berangkat pulang!"



Di tengah-tengah angin puyuh yang begitu kencangnya, Abu Sufyan dan rombongan secara bergelombang meninggalkan tempat dan kembali ke Makkah. Keesokan harinya sudah tak ada lagi seorang Qureiys atau Yahudi yang masih tinggal. Semuanya sudah jauh meninggalkan parit.



Rasulullah bersama kaum muslimin lainnya dengan tenang kembali ke tempat kediaman masing-masing. Semuanya memanjatkan syukur sedalam-dalamnya kepada Allah s.w.t. yang telah menghindarkan mereka dari marabahaya.





Perjanjian Hudaibiyah



Beberapa waktu sesudah perang Ahzab (Khandaq), Rasulullah SAW berangkat membawa kaum muslimin kurang lebih 1500 orang. Beliau berangkat ke Makkah bukan dengan maksud untuk berperang, melainkan untuk menunaikan ibadah haji. Tak ada sebilah pedang yang terhunus.



Berita tentang keberangkatan Rasulullah SAW ini sampai juga kepada kaum Qureiys. Mendengar berita itu kaum Qureiys segera membikin persiapan. Mereka khawatir kalau-kalau keberangkatan Rasulullah SAW itu hanya merupakan tipu muslihat untuk menyerbu Makkah.



Khalid bin Al Walid dan pasukannya menghadang kaum muslimin di tempat beberapa mil jauhnya di luar kota Makkah.



Rasulullah SAW setelah mendengar berita gerak-gerik pasukan Qureiys itu tetap melanjutkan perjalanan. Untuk menghindari konflik senjata beliau dengan sejumlah sahabat menempuh jalan lain, meskipun jalan itu agak sulit dilewati. Akhirnya beliau tiba di sebuah tempat bernama Hudaibiyah.



Baca Lanjutannya dengan klik tombol lihat dibawah



Mengetahui perkembangan baru yang ditempuh oleh rombongan Rasulullah SAW. Khalid bin Al Walid dan pasukannya segera kembali ke Makkah untuk mempertahankan kota. Ketika itu semua orang Qureiys sudah dihinggapi kegelisahan dan khawatir menghadapi kaum muslimin.



Walaupun begitu mereka tetap bertekad hendak mencegah masuknya rombongan Rasulullah SAW. dengan cara apa saja. Selang beberapa hari, fihak Qureiys mengirim utusan kepada Nabi Muhammad SAW. guna mengetahui benar-benar apa yang sesungguhnya menjadi maksud kedatangan beliau dan rombongan. Setelah melakukan dialog seperlunya, perutusan itupun kembali. Mereka percaya, bahwa kedatangan kaum muslimin benar-benar hendak menunaikan ibadah haji. Sewaktu hal itu dilaporkan, kaum musyrikin Qureiys tak mempercayainya. Malahan perutusan itu dituduh berkhianat hendak membantu Rasulullah SAW.



Kaum musyrikin mengirim utusan lagi dipimpin seorang gembong terkemuka. Hasilnya sama saja dengan perutusan yang pertama: Kaum musyrikin Qureiys masih tak percaya. Kini dikirim utusan seorang saja, yaitu 'Urwah bin Mas'ud Ats Tsaqafiy. Sekembalinya dari perundingan dengan Nabi Muhammad SAW., 'Urwah mengemukakan kepada kaum musyrikin Qureiys, bahwa "Rasulullah SAW. menawarkan satu rencana yang baik, oleh sebab itu terimalah!"



Sejalan dengan itu Rasulullah sendiri kemudian mengirim seorang utusan, yaitu Kharrasiy Al Khuza'iy guna menemui orang Qureiys. Musyrikin Qureiys tidak mau menerima utusan itu.



Bahkan unta kendaraannya dibantai dan hampir saja ia dibunuh, kalau tidak dicegah oleh salah seorang gembong Qureiys.



Rasulullah SAW. berusaha terus. Kali ini yang dikirim Utsman bin Affan RA Ia baru masuk Makkah setelah ada jaminan dari anak pamannya, Aban bin Sa'id Al Ash. Dalam pertemuannya dengan orang-orang Qureiys, Utsman bin Affan menjelaskan maksud kedatangan Rasulullah SAW. dan rombongan tidak lain hanya ingin menunaikan ibadah haji.



Kaum musyrikin Qureiys memang kepala batu. Utsman bin Affan mereka tahan selama 3 hari. Di kalangan kaum muslimin terdengar desas-desus bahwa Utsman bin Affan telah mati dibunuh.



Untuk menghadapi kemungkinan Utsman bin Affan RA benar-benar dibunuh oleh orang-orang Qureiys, Nabi Muhammad berseru kepada para sahabatnya supaya menyatakan janji setia (bai'at) guna melancarkan serangan menuntut bela melawan penghianatan Qureiys. Kaum muslimin berlomba-lomba menyambut seruan beliau. Mereka siap memanggul senjata untuk berperang melawan Qureiys.



Janji setia kaum muslimin kepada Rasulullah SAW. yang bersejarah itu dilakukan oleh mereka di bawah sebatang pohon. Peristiwa itu dikenal dengan nama "Bai'atur Ridhwan" (janji setia yang diridhoi Allah). Satu peristiwa yang dipuji Allah s.w.t., seperti yang termuat dalam S. Al Fath:l8 (Al Qur'an).



Mendengarkan kebulatan tekad kaum muslimin di bawah pimpinan Rasulullah SAW. itu, kaum musyrikin Qureiys merasa gentar. Mereka sudah mengenal betapa gigihnya kaum muslimin berperang, seperti yang telah dibuktikan pada masa-masa yang lalu. Musyrikin Qureiys mengirim utusan yang dipimpin oleh Suhail bin Amr. Setelah perutusan itu mengadakan perundingan dengan Rasulullah SAW., dua belah fihak sepakat untuk menanda-tangani sebuah perjanjian gencatan senjata.



Nabi Muhammad SAW. memerintahkan Imam Ali RA supaya menuliskan nashah perjanjian yang akan ditanda-tangani oleh kedua belah fihak. Sedangkan beliau sendiri mendiktekan syaratsyarat yang telah disetujui bersama. Pertama-tama beliau berkata: "Tulislah: "Bismillaahi ar-Rahman ar-Rahim . . ."



Mendengar kalimat itu Suhail menukas: "Berhenti dulu. Aku tidak mengerti apa ar-Rahman ar-Rahim" itu! Tulis saja "Dengan nama-Mu, ya Allah. . ."



Tanpa menyangkal lagi Rasulullah SAW. memerintahkan Imam Ali RA supaya menulis apa yang diminta oleh Suhail. Kemudian beliau meneruskan, "Tulislah: 'Inilah perjanjian yang diadakan oleh Muhammad Rasulullah dengan Suhail bin 'Amr'…"



Suhail memotong "Berhenti dulu. Kalau aku percaya engkau Rasulullah, tentu aku tidak akan memerangimu. Tuliskan saja namamu dan nama ayahmu...!"



Rasulullah menuruti apa yang diminta oleh Suhail. Beliau memerintahkan Imam Ali RA supaya menuliskan kalimat: "Inilah perjanjian yang telah disepakati Muhammad bin Abdullah..." dst.



Kemudian dilanjutkan dengan penulisan teks syarat-syarat perjanjian yang terdiri dari empat pokok:

1. Perjanjian gencatan senjata antara kedua belah fihak berlaku selama masa 10 tahun.

2. Jika ada orang dari fihak Qureiys memeluk Islam kemudian bergabung dengan Rasulullah SAW. tanpa seizin Qureiys, orang itu akan dikembalikan oleh Rasulullah kepada Qureiys. Sebaliknya jika ada orang dari fihak Rasulullah yang murtad dan kembali ke fihak Qureiys, orang itu oleh Qureiys tidak akan dikembalikan kepada Rasulullah.

3. Jika ada orang Arab ingin bersekutu dengan Rasulullah, dibolehkan. Dan apabila ada orangorang Arab lain ingin bersekutu dengan kaum Qureiys, ia bebas berbuat demikian.

4. Rasulullah dengan para pengikutnya harus pulang meninggalkan Makkah. Mereka berhak untuk kembali lagi ke Makkah pada musim haji yang akan datang untuk berziarah ke Baitul Haram, dengan syarat: mereka hanya akan tinggal di Makkah selama 3 hari, dan tidak akan mengeluarkan pedang dari sarungnya.



Tidak lama setelah "Perjanjian Hudaibiyah" itu ditandatangani, Banu Khuza'ah segera menyatakan bersekutu dengan Rasulullah SAW. Sedangkan Banu Bakr menyatakan bersekutu dengan fihak Qureiys.



Dengan perjanjian tersebut kaum muslimin memperoleh kesempatan leluasa untuk menyiarkan agama Islam kepada orang-orang Arab di luar kaum musyrikin Qureiys, dan memperoleh waktu yang cukup untuk membangun dan memperkuat negeri.



Walaupun Rasulullah SAW telah mengadakan perjanjian perdamaian dengan musyrikin Qureiys (Perjanjian Hudaibiyah), namun beliau berfikir, bahwa keamanan dan keselamatan kaum muslimin belum terjamin, selama masih ada kekuatan-kekuatan anti Islam yang bercokol di utara Madinah. Kekuatan itu ialah kaum Yahudi yang mempunyai beberapa benteng di Khaibar.



Berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah, orang-orang Yahudi memang tidak dapat dipercaya kejujurannya dalam melaksanakan perjanjian perdamaian. Peristiwa pengkhianatan itu telah terjadi beberapa kali dilakukan oleh orang-orang Yahudi dari Banu Quraidah, Bani Qainuqa' dan Bani Nadhir.



Sekarang tibalah saatnya untuk mematahkan kekuatan terakhir kaum Yahudi, yang selama ini dirasakan sebagai duri di dalam daging. Tanpa membuang-buang waktu, Rasulullah mempersiapkan pasukan sebanyak 1600 orang dan 100 pasukan berkuda guna diberangkatkan ke Khaibar. Setelah berjalan tiga hari tibalah pasukan muslimin di depan perbentengan Khaibar.





Mereka telah berada di depan benteng Natat. (Perang Khaibar)



Esok paginya pertempuran mati-matian mulai berkobar. 50 orang dari pasukan muslimin gugur dan dari fihak Yahudi lebih banyak lagi, termasuk pemimpin Yahudi Khaibar, yaitu Salam bin Misykam. Setelah Salam terbunuh pimpinan Yahudi dipegang oleh Harits bin Abi Zainab. Ia keluar dari benteng Na'im bersama sejumlah pasukan dengan maksud hendak menggempur kaum muslimin.



Pasukan Muslimin yang terdiri dari orang-orang Khazraj berhasil memukul mundur pasukan Harits sampai mereka masuk ke dalam benteng. Pasukan muslimin makin memperketat pengepungan atas beberapa benteng Khaibar. Pihak Yahudi bertahan mati-matian. Bagi mereka, jika kali ini kalah, berarti penumpasan terakhir Bani Israil di negeri Arab.



Pengepungan itu berlangsung selama beberapa hari. Untuk melancarkan serangan, Rasulullah SAW menyerahkan panji peperangan kepada Abu Bakar As Shiddiq RA Dengan tugas supaya menyerbu dan merebut benteng Na'im. Setelah terjadi pertempuran, Abu bakar RA kembali tanpa berhasil mendobrak benteng tersebut. Keesokan harinya, Rasulullah SAW menugaskan Umar Ibnul Khattab RA Iapun mengalami nasib yang sama seperti Abu Bakar Ash Shiddiq RA



Sekarang Imam Ali RA dipanggil oleh Rasulullah SAW seraya berkata: "Pegang panji ini dan bawa terus sampai Allah memberikan kemenangan kepadamu!"



Baca Lanjutannya dengan klik tombol lihat dibawah



Imam Ali RA berangkat membawa panji Rasulullah SAW Setibanya dekat benteng, penghuni benteng itu keluar serentak menghadapinya. Ketika itu juga terjadi pertempuran. Salah seorang Yahudi berhasil memukul Imam Ali RA sampai perisai yang ada di tangannya terpental.



Tetapi dengan gerakan kilat Imam Ali RA segera menjebol salah sebuah daun pintu yang ada di benteng dan dengan berperisaikan daun pintu itu terus menerjang dan menggempur. Akhirnya benteng itu dapat didobrak, dan daun pintu yang dipegangnya dijadikan jembatan. Dengan jembatan itu kaum muslimin menyeberang serentak dan menyerbu ke dalam benteng.



Kaum Yahudi bertahan mati-matian. Benteng Na'im itu baru jatuh sepenuhnya, setelah komandan pasukan Yahudi, Harits bin Abi Zainab mati terbunuh. Peristiwa pertempuran itu menunjukkan betapa uletnya kaum Yahudi bertahan, dan menunjukan pula tingginya semangat juang kaum muslimin dalam perang Khaibar. Dengan jatuhnva benteng Na'im, praktis tidak banyak lagi kesukaran bagi kaum muslimin untuk menjebol dan mengobrak-abrik benteng-benteng Khaibar lainnya yang masih tinggal, seperti benteng Qamus, benteng Sha'b dan lain-lain yang tidak seberapa kokoh.



Dengan jatuhnya semua benteng Yahudi di Khaibar, perasaan putus asa merayap di dalam hati mereka, kemudian mereka minta damai. Semua harta benda yang ada di dalam perbentengan diserahkan kepada Rasulullah SAW sebagai barang ghanimah, dengan syarat mereka diselamatkan. Rasulullah SAW menerima usul dan menyetujui permintaan mereka itu.



Mereka dibiarkan tetap tinggal di kampung-halaman mereka, mengerjakan tanah yang kini menjadi milik kaum muslimin. Sebagai imbalan mereka mendapat upah separuh dari hasil tanaman.





Jatuhnya Makkah



Belum sampai setahun Perjanjian Hudaibiyah berlaku, terjadi bentrokan senjata antara Bani Khuza'ah yang bersekutu dengan Rasulullah SAW dan Banu Bakr yang bersekutu dengan fihak Qureiys. Bentrokan itu terjadi akibat adanya seorang dari Banu Bakr yang mengejek-ejek Rasulullah SAW di depan seorang dari Banu Khuza'ah. Oleh orang dari Banu Khuza'ah, orang dari Banu Bakr itu dipukul. Gara-gara pemukulan itu, bergeraklah orang-orang Banu Bakr menyerang orang-orang Banu Khuza'ah. Permusuhan lama di antara dua qabilah itu memang sudah ada.



Dalam serangan itu, Banu Bakr dibantu langsung oleh musyrikin Qureiys, hingga jatuh korban tidak sedikit di kalangan Banu Khuza'ah. Untuk menanggulangi serangan Banu Bakr yang mendapat bantuan Qureiys, Banu Khuza'ah minta bantuan Rasulullah SAW Beliau menyatakan kesediaannya untuk membantu Banu Khuza'ah.



Baca Lanjutannya dengan klik tombol lihat dibawah



Mendengar ketegasan sikap Rasulullah SAW yang akan membantu Banu Khuza'ah, orang-orang Qureiys di Makkah cemas dan takut. Mereka mengirim Abu Sufyan ke Madinah untuk menghadap Rasulullah SAW Tujuan Abu Sufyan ialah untuk memperbaiki keadaan dan mengokohkan perjanjian Hudaibiyah.



Waktu Abu Sufyan menyampaikan permintaan untuk memperkokoh dan memperpanjang waktu berlaku perjanjian, Rasulullah SAW menolak. Abu Sufyan belum putus harapan. Ia menemui Abu Bakar RA, kemudian Umar RA Dua-duanya juga menolak untuk membantu Abu Sufyan.



Abu Sufyan mencoba membujuk anak perempuannya sendiri, yang sudah menjadi isteri Nabi Muhammad SAW Baru saja Abu Sufyan masuk dan belum sempat duduk, tikar segera digulung oleh Ummu Habibah, sambil berkata: "Ini tikar kepunyaan Rasulullah. Ayah tidak boleh duduk di atasnya, sebab ayah orang musyrik dan kotor…"



Abu Sufyan belum putus asa. Dicobanya menemui Sitti Fatimah RA, isteri Imam Ali RA Sitti Fatimah RA juga menolak untuk membantu Abu Sufyan. Persoalan datangnya Abu Sufyan itu disampaikan Sitti Fatimah RA kepada suaminya. Waktu bertemu dengan Abu Sufyan, Imam Ali RA berkata: "Mengenai persoalan itu Rasulullah sudah mengambil pendirian tegas. Kami tidak dapat mengajaknya berbicara tentang itu..." Sekarang habislah harapan Abu Sufyan. Ia pulang ke Makkah dengan tangan kosong.



Di Madinah, Rasulullah SAW mempersiapkan kaum muslimin untuk siaga menghadapi peperangan. Setelah semua persiapan selesai, beliau berangkat memimpin pasukan muslimin berkekuatan 10.000 orang. Setibanya dekat Makkah kaum muslimin diperintahkan supaya setiap orang menyalakan obor, sehingga waktu malam di tengah gurun pasir terang benderang seperti siang.



Pada malam itu juga Abu Sufyan bersama sejumlah orang Qureiys berangkat ke luar kota Makkah untuk mencari informasi tentang keadaan kaum muslimin. Sejak beberapa waktu yang lalu ia tidak mendengarnya lagi, karena Rasulullah SAW dan para sahabatnya benar-benar merahasiakan rencana keberangkatan, agar jangan sampai diketahui oleh Qureiys sebelum tiba di Makkah.



Melihat ribuan obor menyala-nyala dari kejauhan, Abu Sufyan ketakutan. Ia berniat hendak kembali masuk kota sambil mempercakapkan ribuan obor dengan teman-temannya. Mereka sama sekali tidak mengerti maksudnya.



Pada malam hari itu juga Abbas bin Abdul Mutthalib keluar dari pemusatan pasukan muslimin mencari orang-orang dari kaum musyrikin Qureiys, untuk diberi tahu tentang kedatangan kaum muslimin dengan kekuatan yang besar. Dengan cara itu Abbas bermaksud hendak menekan kaum musyrikin Qureiys supaya menyerah sebelum kaum muslimin masuk ke dalam kota Makkah.



Waktu itu dari kejauhan Abbas mendengar sayup-sayup suara Abu Sufyan sedang bercakap-cakap dengan teman-temannya tentang obor yang ribuan jumlahnya. Ia mengenal baik suara Abu Sufyan. Dengan teriakan keras sekali Abbas memanggil-manggil: "Hai Abu Handhalah !"



Terdengar suara Abu Sufyan menyahut dengan teriakan bertanya: "Abu Fadhl…?"



"Ya," jawab Abbas.



"Demi ayah dan ibuku...., ada kabar apa? Tanya Abu Sufyan yang tampak agak terkejut

bercampur takut.



"Inilah Rasulullah datang membawa pasukan yang tak mungkin dapat kalian hadapi!" Jawab Abbas menakut-nakuti Abu Sufyan.



"Lantas apa yang kau perintahkan kepadaku ...?" Abu Sufyan bertanya untuk mencari tahu apa yang diinginkan kaum muslimin. "Ayolah turut naik untaku!" teriak Abbas menghimbau.



Terdorong oleh ketakutannya, tanpa banyak berfikir lagi Abu Sufyan segera mendekati Abbas, lalu naik ke atas unta, duduk di belakang Abbas. Setibanya di depan Rasulullah SAW, Abbas minta supaya beliau memberi jaminan keselamatan Abu Sufyan. Nabi Muhammad menjawab: "Pergilah. Dia kujamin keselamatannya sampai datang lagi besok pagi!"



Pagi-pagi Abbas datang rnembawa Abu Sufyan menghadap Rasulullah. Kepada Abu Sufyan beliau bertanya setengah menegor dengan tandas: "Celakalah engkau, hai Abu Sufyan! Apakah belum juga engkau mengerti bahwa tidak ada tuhan selain Allah!"



"Demi ayah-ibuku", jawab Abu Sufyan. " Itu samasekali tidak ada dalam fikiranku!"

Mendengar jawaban seperti itu Abbas membentak Abu Sufyan: "Celaka sekali engkau! Ucapkan syahadat sebelum lehermu dipenggal!"



Melihat sikap Abbas sekeras itu barulah Abu Sufyan mengucapkan dua kalimat syahadat. Ia mengucapkan dua kalimat syahadat pada saat kaum musyrikin Qureiys tidak berdaya lagi melawan kaum muslimin. Ucapan yang keluar dari hati yang tidak tulus.



Meskipun begitu Rasulullah SAW tetap bijaksana. Beliau memerintahkan Abbas pergi

membawa Abu Sufyan, dan ditahan di sebuah lembah yang akan dilalui pasukan muslimin dalam gerakan memasuki kota Makkah.



Gelombang demi gelombang, kelompok demi kelompok pasukan muslimin bergerak masuk ke Makkah. Dengan suara gemuruh mereka mengumandangkan takbir, bertahlil dan bersyukur ke hadirat Allah Tabaraka wa Ta'ala. Waktu Abu Sufyan melihat pasukan yang langsung dipimpin Nabi Muhammad SAW lewat, yang terdiri dari kaum Muhajirin dan Anshar, ia bertanya kepada Abbas tentang kelompok itu. Abbas menjelaskan: "Itu kelompok pasukan Rasulullah..... Itulah beliau, Rasulullah s.a.w… dan itulah mereka kaum Muhajirin dan Anshar…!"



"Hai Abu Fadl", kata Abu Sufyan yang nampak kagum terhadap kelompok pasukan itu, "putera saudaramu sudah menjadi raja yang hebat sekali!"



"Itu kenabian ....bukan kerajaan!" bentak Abbas menjelaskan.



"Oh . . . ya", sahut Abu Sufyan.

Pada saat itu ada dua orang dari kaum musyrikin Qureiys, Hakim bin Hizam dan Badil bin Warqa, datang menjumpai Rasulullah SAW untuk menyatakan diri masuk Islam. Kemudian mengucapkan dua kalimat syahadat di depan beliau.



Pada saat mulai masuk kota Makkah, Rasulullah SAW mengeluarkan pernyataan yang berisi jaminan keselamatan bagi kaum Qureiys. Antara lain dikatakan: "Barang siapa masuk ke rumah Abu Sufyan (terletak di bagian atas kota Makkah), ia terjamin keselamatannya! Barang siapa masuk ke rumah Hakim bin Hizam (terletak di bagian bawah kota Makkah), ia terjamin keselamatannya. Barang siapa menutup pintu rumahnya dan tidak mengangkat senjata, ia terjamin keselamatannya…!"



Untuk menyebar-luaskan pernyataan itu kepada orang-orang Qureiys, Rasulullah mengutus Abu Sufyan dan Hakim.



Setelah itu Rasulullah SAW masuk ke dalam kota Makkah. Semua pasukan muslimin yang datang melalui berbagai jurusan dipusatkan dalam kota, guna menghindari terjadinya konflik senjata dengan kelompok-kelompok musyrikin. Rasulullah SAW bertekad keras untuk jangan sampai ada setetes darah pun yang mengalir. Oleh karena itu beliau cepat-cepat memberhentikan Sa'ad bin Ubadah dari jabatannya sebagai komandan pasukan karena diketahui Sa'ad telah mengeluarkan pernyataan hendak menumpas orang-orang Qureiys; "Hari ini hari pertarungan. Hari ini wanita-wanita Qureiys boleh dirampas dan diperbudak!"



Sebagai gantinya, Rasulullah SAW mengangkat Imam Ali RA menjadi komandan pasukan. Setibanya dekat Ka'bah Rasulullah SAW berdiri di depan pintu sambil berseru kepada orang orang Qureiys: "Tiada Tuhan selain Allah tanpa sekutu apa pun juga. Dia telah memenuhi janji-Nya. Dia telah memenangkan hamba-Nya, dan Dia sendirilah yang telah mengalahkan pasukan Ahzab.



Ketahuilah, bahwa kemuliaan keturunan dan kekayaan terletak di bawah telapak kakiku.

Demikian pula pengurusan Ka'bah dan penyediaan air untuk jema'ah haji!"



"Hai orang Qureiys", kata Nabi Muhammad SAW selanjutnya, "sesungguhnya Allah hendak menghapuskan adat jahiliyah dari kalian termasuk kebiasaan mengagung-agungkan nenek moyang.



Semua manusia berasal dari Adam dan Adam terbuat dari tanah."



"Hai manusia, Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang wanita, kemudian kalian Kami jadikan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, agar kalian saling kenal-mengenal.



Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah ialah yang paling bertaqwa di antara kalian. Sesungguhnya bahwa Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal…" (S. Alhujurat: 13).



Selesai mengucapkan ayat tersebut, Rasulullah SAW bertanya: "Hai orang-orang Qureiys, apakah yang hendak kalian katakan? Apa yang kalian duga akan kuperbuat?"

Mereka menjawab serentak: "Kami harap kebaikan akan diperbuat oleh saudara yang mulia, putera dari saudara yang mulia."



Menanggapi jawaban mereka, Rasulullah SAW berkata lagi: "Yang kukatakan sama seperti yang dikatakan oleh saudaraku, Yusuf a.s.: Tak ada marabahaya menimpa kalian. Semoga Allah megampuni kalian, karena Dia adalah Maha Pengasih dan Penyayang. Pergilah, kalian semua bebas merdeka!"



Dengan kebijaksanaan seperti itu Rasulullah SAW mengetuk hati manusia untuk berbondongbondong memeluk agama Islam.



Kemudian Nabi Muhammad SAW menghancurkan berhala-berhala, dan menghapuskan dua buah gambar yang ada pada dinding Ka'bah dengan baju beliau sendiri. Kepada orang-orang Qureiys yang ada di sekitar tempat itu, beliau memerintahkan supaya menghancurkan berhala mereka masing-masing. Saat itu beliau mengucapkan sebuah ayat Al Qur'an, yang artinya: "Bilamana kebenaran telah tiba, musnahlah kebatilan. Sesungguhnya kebatilan itu pasti musnah." (S. Al Isra:81).



Dalam pekerjaan menghancurkan berhala-berhala itu, Imam Ali RA menyertai beliau. Ketika melihat sebuah berhala milik Banu Khuza'ah masih terletak di atas Ka'bah, Rasulullah SAW memerintahkan Imam Ali RA supaya menghancurkannya. Untuk dapat naik ke atas, Imam Ali RA beliau angkat. Kemudian berhala tersebut oleh Imam Ali RA dijebol dan dibanting ke tanah sampai hancur berkeping-keping.



Tengah hari berbondong-bondong kaum pria dan wanita Qureiys menghadap Rasulullah SAW untuk menyatakan diri memeluk Islam, dan berjanji akan taat dan setia kepada Allah dan Rasul-Nya.



Dengan jatuhnya kota Makkah ke tangan Rasulullah SAW, berarti hancurlah sudah benteng terkuat kaum musyrikin. Benteng yang paling keras dan paling gigih melancarkan seranganserangan terhadap Islam dan kaum Muslimin. Dengan jatuhnya Makkah, kini kota itu telah masuk ke dalam pangkuan kaum muslimin.



Di Makkah, Rasul Ailah SAW tinggal selama 15 hari untuk mengatur urusan pemerintahan setempat. Beliau mengangkat Hubairah bin Asy Syibl sebagai kepala daerah Makkah. Sedangkan Mu'adz bin Jabal ditugaskan mengajarkan A1 Qur'an dan hukumhukum Islam. Setelah selesai semuanya, beliau bersama pasukan menuju ke Taif untuk menghabisi kantong terakhir pertahanan kaum Musyrikin.







Perang Hunain



Perang ini merupakan salah satu peperangan terbesar dan terpenting bagi kaum muslimin. Setelah berhasil menguasai kota Makkah, pasukan muslimin yang sekarang sudah menjadi sangat kuat, masih harus menyelesaikan tugas besar. Yaitu menghancurkan pasukan Malik bin Auf yang terdiri dari qabilah Hawazin dan Tsaqif.



Untuk menumpas perlawanan Malik dan kawan-kawannya, Rasulullah SAW memimpin pasukan terdiri dari 12.000 orang. 2000 diantaranya adalah orang-orang Qureiys yang baru masuk Islam setelah jatuhnya kota Makkah. Pasukan ini merupakan pasukan terbesar yang pernah dikerahkan oleh Rasulullah SAW ke medan perang. Di antara komandan-komandan pasukan banyak yang baru saja memeluk agama lslam, termasuk Khalid bin Al-Walid.



Untuk menghadapi serangan kaum muslimin, Malik bin Auf menempatkan pasukannya pada posisi yang sangat strategis, yaitu di lambung kiri dan kanan lembah Hunain yang merupakan jalur lalu lintas sempit. Pada waktu pasukan Muslimin lewat lembah tersebut pasukan Malik akan menghujani mereka dengan anak panah. Siasat itu nampak berhasil baik.



Baca Lanjutannya dengan klik tombol lihat dibawah



Di kala fajar mulai menyingsing, pasukan Islam yang berada di baris depan, di bawah komando Khalid bin Al-Walid, benar-benar masuk perangkap Malik bin Auf. Dengan gencar dan tak henti-hentinya pasukan Malik menghujani pasukan muslimin dengan anak panah dan tombak. Karena kalah posisi dan diserang secara mendadak dan besar-besaran, pasukan muslimin menjadi kacau balau. Mereka lari terbirit-birit dan mundur tanpa teratur.



Rasulullah SAW sendiri yang waktu itu masih berada di barisan belakang tidak dapat mencegah pasukan yang panik dan berusaha menyelamatkan diri. Jerih payah Rasulullah SAW yang selama ini dicurahkan untuk membina pasukan muslimin, hampir saja hancur berantakan di lembah Hunain ini. Orang-orang munafik sejenis Abu Sufyan bin Harb, yang secara resmi sudaah memeluk Islam dan bergabung dalam pasukan Rasulullah SAW bersorak-sorai kegirangan menyaksikan pasukan muslimin kocar-kacir. Demikian juga Syaibah bin Utsman.



Pasukan Malik bergerak terus mengejar pasukan muslimin yang lari mundur dalam keadaan kacau dan berpencar-pencar. Keadaan menjadi gawat dan mengkhawatirkan. Rasulullah SAW merasa sukar sekali mengendalikan pasukan yang sudah kehilangan pamor sama sekali. Namun beliau tetap tenang dan tabah mengenderai kuda baghalnya yang berwarna putih. Orang-orang yang tetap mantap menyertai beliau antara lain terdapat Imam Ali RA, Abbas bin Abdul Mutthalib RA, Abu Bakar RA dan Umar RA



Berkat kegigihan dan ketangguhan para sahabat, berkat keberanian Imam Ali RA dan para sahabat lainnya dalam memukul tiap serangan yang ditujukan terhadap Rasulullah SAW, akhirnya kaum muslimin dapat dikendalikan dan diarahkan untuk melancarkan serangan balasan. Berangsur-angsur situasi berubah dan berbalik, sehingga kemenangan yang sangat mengesankan akhirnya dapat diraih oleh kaum muslimin.



Dari peristiwa-peristiwa di atas dapat dilihat dengan jelas peranan kepahlawanan Imam Ali RA Tiap keadaan gawat dan genting ia selalu berada di samping Rasulullah SAW







Artikel Sebelumnya Sejarah Imam Ali : BAB III - Rumah Tangga Serasi

Lanjutkan Membaca ...