Keluarga Presiden Tunisia yang terguling Zine El Abidin Ben Ali dilaporkan meninggalkan negara itu dengan membawa 1,5 ton emas senilai lebih dari 45 juta euro.
Mengutip informasi yang diterima dari dinas rahasia Perancis, surat kabar Perancis, Le Monde, Senin ini (17/1) mengungkapkan bahwa Leila Trabelsi, istri presiden terguling, telah membawa emas batangan ke luar negeri sebelum runtuhnya rezim Ben Ali.
Pemerintahan Ben Ali selama 23-tahun telah berakhir pada hari Jumat lalu setelah berminggu-minggu protes jalanan terjadi di seluruh negara Afrika Utara tersebut.
"Menurut informasi yang dikumpulkan di Tunis, Leila Trabelsi, istri presiden diduga pergi ke Bank of Tunisia untuk mengambil emas batangan. Namun Direktur bank menolak, istri Ben Ali kemudian memanggil suaminya, tapi direktur bank juga awalnya menolak, namun akhirnya kemudian setuju," kata surat kabar tersebut.
Setelah menerima emas batangan, Treabelsi terbang ke Dubai sebelum berangkat ke Jeddah Arab Saudi, kata surat kabar itu.
"Sepertinya istri Ben Ali adalah pihak yang pergi dengan 1,5 ton emas senilai 45 juta euro," kata seorang pejabat senior Perancis kepada harian Le Monde.
Laporan juga menegaskan bahwa Trabelsi telah berada di Dubai selama beberapa hari.
Dalam beberapa minggu terakhir, telah terjadi protes jalanan besar-besaran di Tunisia terhadap apa yang telah digambarkan sebagai pencurian kekayaan Tunisia dan kurangnya kesempatan kerja bagi warga masyarakat.
Banyak anggota keluarga Ben Ali telah meninggalkan negara Afrika itu karena takut akan keselamatan pribadi mereka.
Pada hari Sabtu lalu, sehari setelah Ben Ali melarikan diri ke Jeddah, banyak mobil mewah dihancurkan dan toko-toko dan rumah dijarah dan dibakar di ibukota Tunisia, Tunis.
Ben Ali memerintah lebih dari dua dekade di Tunisia. Era kekuasaannya dirusak oleh pelanggaran hak asasi manusia dan penyiksaan.(fq/prtv)
sumber : eramuslim.com
0 comments:
Posting Komentar