Hukum Islam menyatakan bahwa kepatuhan kepada para pemimpin bukan merupakan ajaran yang absolut melainkan para pemimpin harus terikat dengan komitmen mereka kepada ajaran Islam dan kemampuan mereka untuk menjaga martabat rakyat dan memberikan rakyat kehidupan yang layak, beberapa ulama Al-Azhar menegaskan.
Abdil Mouti Bayoumi, anggota dari Majma' al-Buhuts Islamiyah (lembaga riset Islam Al-Azhar), mengatakan kepada Al-Masry Al-Youm bahwa ketaatan umat Islam terhadap penguasa adalah tidak mutlak karena aturan Islam menyatakan bahwa "tidak ada ketaatan kepada mahluk, dalam bermaksiat kepada sang pencipta atau Allah."
Ketika penguasa tidak memenuhi apa yang telah dia janjikan selama kampanye pemilu, masyarakat memiliki hak untuk tidak taat kepadanya dan apabila korupsi menjadi semakin meluas, ketidaktaatan kepada penguasa menjadi suatu kewajiban, tambahnya.
Amena Nousseir, professor of creed and Islamic philosophy at Al-Azhar, said obedience to rulers is linked to their ability to provide the means for a decent life and to establish social and economic justice in society.
Amina Noussair, dosen keyakinan dan filsafat Islam di Al-Azhar, mengatakan ketaatan kepada penguasa terkait dengan kemampuan penguasa untuk menyediakan sarana untuk kehidupan yang layak dan untuk membangun keadilan sosial dan ekonomi dalam masyarakat yang dipimpinnya.
Nousseir mengutip kisah tentang khalifah Islam kedua Umar Ibn al-Khattab ketika dia meraih kekuasaan, "Hai umat manusia! Saya telah ditunjuk sebagai penguasa Anda meskipun saya bukan yang terbaik di antara kalian. Jadi jika Anda menemukan saya dalam kebenaran maka bantulah saya. Tapi jika Anda menemukan saya melakukan kesalahan, tolong koreksi saya. Taatilah saya selama saya taat kepada Allah dalam melakukan urusan Anda. Namun, jika saya mendurhakai Allah, saya tidak meminta ketaatan Anda. "
Satu orang sahabat menjawab, "Demi Allah Jika kami menemukan Anda melenceng, kami akan benarkan Anda dengan pedang kami!" Umar tidak marah atau emosi atas tindakan sahabat tersebut, ia hanya berkata, "Segala puji bagi Allah, Yang telah menciptakan di antara orang-orang kami orang yang mampu memperbaiki kesalahan Umar." (fq/almasryalyoum)
Sumber : Eramuslim.com
0 comments:
Posting Komentar